Voment Yamoon
••••
"Aku itu suka keramaian, di mana tidak ada yang mengenalku. Termasuk masa laluku."
- Yamoon
••••
Leta merapikan buku pelajaran. Seharian penuh Leta disibukkan dengan bahan materi. Ujian sekolah sudah berakhir, tetapi Leta tidak lepas juga dari jeratan ini. Sangat melelahkan.
Senyuman Leta timbul ketika melihat layar ponsel. Dipta menghubunginya lewat telepon. Hubungan mereka sudah membaik, mereka mencoba untuk saling mengerti satu sama lain.
Berhubung Leta mengetahui jelas sifat Ajeng, jadi Leta tidak akan terpengaruh dengannya. Leta akan melakukan semua hal di dunia ini sesuai keinginan Leta.
"Kamu di rumah?" tanya Dipta langsung pada pembahasan utama.
"Aku baru press otak. Ya, seperti biasanya."
"Siap-siap sana."
"Siap-siap buat tidur?" tanya Leta bingung.
Dipta berdecak mendengar kepolosan Leta. "Siap-siap buat keluar sama aku lah. Otak kamu butuh hiburan setelah bekerja keras," ungkap Dipta.
"Bilang yang jelas dong makanya. Udah tau pacar kamu ini lemot."
"Mengaku pula! Dasar!"
Leta mengeluarkan tawanya. Membayangkan bagaimana wajah Dipta sekarang yang pasti sedang menahan kekesalan. "Kita ke mana?" tanya Leta penasaran.
"Ikut acara malam kelulusan."
"Kamu nggak tau infonya?"
"Malam kelulusan?" beo Leta bertanya pada diri sendiri.
Leta tidak menyadari jika acara tersebut diadakan malam ini. Pantas saja grup line sekolah sedang ramai. Itu pasti karena teman seangkatannya sibuk membahas acara.
Sayang sekali Leta ketinggalan info dan sibuk berkutat dengan buku.
"Iya, itu acara yang kamu nantikan dari kemarin, kan? Masih muda kamu udah pikun," cibir Dipta.
"Ya maaf, kapasitas otak aku lagi penuh. Lagian itu pentingnya aku mengandalkan kamu."
Tawa Leta dapat didengar kembali. "Udah sana, kamu juga siap-siap jemput aku. Jangan lupa bawa motornya hati-hati."
"Aku udah di depan rumah tau!"
Bola mata Leta membulat sempurna. Tidak mempercayai ucapan Dipta. "Udah di depan?"
"Coba aja kamu lihat," titah Dipta.
Leta mendatangi balkon kamar guna mencari keberadaan Dipta. Perkataan di pesan tersebut tidak omong kosong. Dipta benar-benar sudah bertengger manis di bawah bersama motornya. "Keliatannya kamu lagi niat memenuhi keinginan aku, ya?"
Kedua tangan Leta terlipat di depan dada. "Jarang-jarang lho kamu segini niatnya," lirih Leta sambil menahan senyuman yang ingin sekali mengembang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Fangirl || TERBIT
Teen FictionRank : #1 Love myself #2 memori #2 benua #3 true friend #5 fandom Menjalani kehidupan dalam raga terlihat baik-baik saja itu sungguh melelahkan, bukan? Setiap hari selalu berusaha mempertahankan kata "Im fine" yang bertentangan dengan suara hati. S...