Happy reading Yeorobun
Voment Yamoon 💓••••
"Memilih gua sama saja seperti memungut kesialan hidup yang seharusnya dibuang jauh-jauh. Gua itu nggak pantas."
- Yamoon
••••
Pagi hari disambut dengan senyuman manis milik primadona sekolah. Langkah kakinya itu mengajak untuk berkeliaran di lorong sekolah. Tak lupa tebar pesona akan kecantikan yang tidak disia-siakan.
"Gisel, mana kipas tangan gua?"
"Nih jeng. Semua lengkap di tangan gua," sahut Gisel.
"Tugas gua, gimana? Udah selesai?"
"Sel? Gisel?!"
"Oh? Iya-iya?"
Ajeng mengerutkan keningnya kesal. "Lo liatin apaan sih?! Yang fokus dong kalau jalan sama gua!" sentak Ajeng.
Merasa bersalah, Gisel pun menggaruk tengkuknya canggung. "Maaf Jeng, soalnya gua fokus liatin Leta sama kak Benua. Jarang banget kak Benua dateng ke sekolah lagi," lirih Gisel membuat Ajeng mengedarkan mata merasa antusias mencari keberadaan Benua.
"Di mana? Di mana?" tanya Ajeng.
Lama sekali Ajeng tidak bertemu Benua. Ajeng ingin banyak berbicara dengan pria itu ketika mereka sudah bertemu. Pria seperti Benua jelas tidak bisa Ajeng lepaskan begitu saja.
Jari Gisel bantu menunjukkan arah. "Itu di sana, mereka kayak lagi bicara serius gitu," ujar Gisel menikmati wajah tampan Benua dari kejauhan. Sungguh nikmat pagi hari tiada tandingannya."Leta?"
"Ada urusan apa mereka berdua?"
"Kemarin Rici, sekarang Leta. Dua manusia itu memang gatel ke mana-mana!"
"Nggak tau diri!"
"Selalu menghalangi jalan gua!" gerutu Ajeng sambil berjalan mendekati mereka. Sebelumnya Ajeng tidak pernah melihat komunikasi dua manusia ini. Maka tidak ada salahnya jika Ajeng penasaran atas hubungan mereka. Ajeng juga ingin tahu kedekatan Benua dan Rici itu sudah sejauh mana.
"Lo seriusan? Jangan nyesel nantinya, ya?" tanya Leta diiringi senyuman miring.
Benua menelan saliva nya kuat. Lagi dan lagi menguatkan diri untuk tidak mundur dari niatan nya yang sekarang. "Justru itu gua minta tolong sama lo, bantu rencana gua okay?" mohon Benua.
"Sebenarnya sulit. Gua serius! Menaklukkan Rici itu hal tersulit di dunia ini," lontar Leta.
"Tapi gua salut atas kegigihan dan tekat lo yang kuat." Leta tersenyum lebar.
Belum ada sosok seperti Benua di kehidupan Rici. Bahkan hampir mustahil. Hanya Benua seorang yang berani mengambil langkah tersebut.
Leta sangat mengetahui sosok Rici. Tertutup dan dingin. Apalagi terhadap laki-laki di dunia ini. Jangan harap Rici bisa membuka pintu dan mengucapkan selamat datang. Itu sangat mustahil karena Rici tidak menginginkan menerima orang baru.
Ketakutan Rici hanyalah satu, yaitu kehilangan atau kepergian. Hal itulah yang membuat Rici takut memulai mengenai hubungan apapun itu.
"Gua sayang banget sama dia."
"Gua pengen kasih dia banyak kebahagiaan."
"Dia harus jadi milik gua. Nggak boleh ada yang lecet lagi setelah itu," cicit Benua dipenuhi tatapan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Fangirl || TERBIT
Ficção AdolescenteRank : #1 Love myself #2 memori #2 benua #3 true friend #5 fandom Menjalani kehidupan dalam raga terlihat baik-baik saja itu sungguh melelahkan, bukan? Setiap hari selalu berusaha mempertahankan kata "Im fine" yang bertentangan dengan suara hati. S...