Happy reading 💞
Vomen Yamoon Yeorobun••••
"Mereka mengajarkan aku bertahan, tetapi wanita yang melahirkan ku memaksa agar aku segera angkat tangan."
- Miley Aluna Nirmala
••••
"Di mana dia?"
Kedua mata indah Benua mengedar mencari seseorang di antara keramaian cafe. Pada biasanya sosok tersebut tidak pernah terlewatkan dari pandang mata. Namun, kini Benua sama sekali tidak bisa menemukan sosok tersebut di tempatnya. Aneh sekali, ke mana perginya sosok tersebut?
"Hari ini jam dia kerja. Tumben sekali nggak ada di tempat," gumam Benua.
Setelah Benua menyelesaikan semua tugas kampus hari ini. Benua langsung meluncur ke cafe, tempat Rici bekerja. Jujur saja, hanya cafe itu satu-satunya jalan Benua agar bisa menelusuri dunia Rici. Gadis itu selalu menutupi kehidupannya dari penghuni semesta. Hal itulah yang membuat Benua penasaran seperti apa warna yang dimiliki hari-hari Rici.
Pada kenyataan yang Benua tahu, Rici adalah sosok gadis keras. Terlebih jika menyangkut perihal dunia. Rici seperti tidak membiarkan dirinya lengah. Segala upaya Rici lakukan demi menghadapi arus kehidupan. Salah satunya tentu bekerja sambil bersekolah.
Benua mengambil langkah menuju keluar cafe. Lebih baik Benua mengecek loker belakang. Ada kemungkinan Rici sedang beristirahat di sana seperti karyawan lainnya.
"Lo cari gua karena ini, bukan?"
Suara Rici sukses membuat Benua terkejut dengan tubuh mematung. Tiba-tiba saja Rici muncul seakan memergoki tindakannya. "Apa bener album ini dari lo?" tanya Rici mempertanyakan soal album yang masih menjadi teka-teki.
Benua terkekeh berlaga tidak mengerti ucapan Rici. "Album apaan?"
"Gua suka cowok jujur."
"Semisalnya lo terus berbohong sama gua, album ini berujung ke tempat sampah," ujar Rici memperingatkan Benua agar segera membuka suara. Seharian ini Rici hanya dipusingkan dengan pengirim album misterius. Untung saja ada sebuah isyarat yang mengingatkan Rici kepada satu nama, yaitu Benua.
"Dari lo atau bukan?" tanya Rici lagi.
Hembusan napas keluar bebas, sebaiknya Benua mengalah saja. "Itu dari gua," jawab Benua.
Rici ikut menghembuskan napas lega. Setidaknya kejujuran Benua terbongkar dengan cepat. Jika tidak, mungkin album ini benar-benar ia jatuhkan ke dalam tempat sampah. Sungguh tidak tega Rici memasukkan barang berharga ke tempat pembuangan.
"Kenapa lo kirim album ini ke rumah gua? Dari mana lo tau rumah gua?"
"Jangan-jangan lo penguntit bayaran, ya?"
Sentilan kecil Benua melayang tepat di hidung Rici. Membuang jauh-jauh pikiran negatif yang terus berkembang biak. "Gua bukan penguntit, tetapi paparazi yang berniat baik," tutur Benua.
"Penguntit dan paparazi nggak ada bedanya. Keduanya memiliki niat jahat."
"Kalau gitu gua versi niat baiknya."
Rici memutar bola matanya malas menanggapi tingkah Benua yang keras kepala. "Album ini gua kasih sebagai permintaan maaf karena kemarin udah rusak barang-barang lo," ungkap Benua.
Kemarin malam, Benua sengaja mencari informasi tentang dunia KPop. Kebetulan Benua memiliki teman wanita yang sama juga mengidolakan boyband Korea seperti Rici. Jadi, mau tidak mau Benua meminta mereka untuk menjual beberapa album kepadanya. Benua sangat membutuhkan album itu. Jika membeli di toko online pada umumnya tentu akan memakan waktu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Fangirl || TERBIT
Ficção AdolescenteRank : #1 Love myself #2 memori #2 benua #3 true friend #5 fandom Menjalani kehidupan dalam raga terlihat baik-baik saja itu sungguh melelahkan, bukan? Setiap hari selalu berusaha mempertahankan kata "Im fine" yang bertentangan dengan suara hati. S...