Happy reading 💓
Voment Yamoon Yeorobun••••
"Jadi, silahkan lo pertahankan siapa pun orang itu selain dia."
- Alsaki Faherza
••••
"Ya sekarang gua harus gimana?"
"Lo mau urus semuanya?"
"Ya, Silahkan!"
"Kalau begitu hak asuh anak berarti jatuh ke gua," tekan Noni.
Heru tertawa renyah. "Dari dulu juga gua biarin anak-anak memilih, tapi sayangnya dia nggak ada yang mau sama lo."
"Udah bertahun-tahun, lo pikir dia kuat tinggal sama lo?"
"Enggak Non!" sentak Heru membuat pecahan kaca terdengar nyaring.
Di tengah keributan, seorang gadis hanya bisa menggeluti dunia gelapnya seorang diri. Tubuhnya meringkuk di sudut kamar, tidak berani keluar. Air mata yang terus-menerus ditahan telah berderai membasahi pipi. Menangisi dunianya yang sedang sedih berlarut-larut.
"Ini dunia gelap ku. Tidak ada sinar benderang sama sekali. Suara pecahan kaca, teriakan yang terus menggema, bahkan tangisan cempreng sudah merajalela. Orang lain akan lari ketakutan ketika mendapati semua itu. Jimin, menurut mu apa kah ada orang lain yang bersedia mampir lalu menghiburku seperti kalian?"
"Aku membutuhkan pelukannya. Sungguh! Aku tidak mau sendirian di sini," batin Rici yang kini sedang merasakan kesakitan luar biasa.
Setelah Rici pulang sekolah, Rici mendapati mamanya bersama suami barunya di ruang tamu. Di saat itu Rici sama sekali tidak bisa menafsirkan kondisi seperti apa yang akan terjadi?
Apakah pertengkaran kembali tercipta di bawah naungan rumah ini?
Apakah malam ini akan sama seperti malam di tujuh tahun yang lalu?
Yah, semua pertanyaan itu sudah terjawab. Rici kembali menjadi gadis yang menangis di dalam kegelapan.
"Anak-anak tuh punya penyesalan yang mendalam dapat ibu kayak lo! Seharusnya lo sadar!"
"Di usia mereka yang masih waktunya bermain, malah dipaksa buat menjadi dewasa menggunakan sebelah kaki!'
"Jadi, apa yang lo harapkan lagi dari mereka?Lo berharap mereka bisa menerima lo?"
Suasana semakin memburuk seiring perabotan rumah mulai berterbangan. "Heru, gua begini itu semua karena lo! Wanita mana yang sanggup hidup menderita di bawah rumah kumuh?" tanya Noni dengan emosi membara.
"Dari sana dunia juga tahu seberapa buruknya lo menjadi figur bapak! Lo menafkahi anak empat, tetapi kerja keras lo hanya di situ saja."
"Mau jadi apa masa depan anak gua?!"
Heru mengatur napasnya baik-baik. Dalam diam, Heru bisa merasakan seperti apa penderitaan anaknya sendiri. Mereka harus bersama-sama menderita karena ditinggal seseorang.
Rici semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sendiri. Tangisannya semakin tersedu-sedu. Ketika mendengar perkataan mereka membuat jiwa Rici kembali pada masa lalu. Begitu menyakitkan!
Rici beranjak lalu berhadapan langsung dengan dirinya di pantulan kaca. "Hei, semua pasti membaik."
"Kegelapan hanya boleh menyerang duniamu, tetapi tidak dengan dirimu," tutur Rici.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Fangirl || TERBIT
Teen FictionRank : #1 Love myself #2 memori #2 benua #3 true friend #5 fandom Menjalani kehidupan dalam raga terlihat baik-baik saja itu sungguh melelahkan, bukan? Setiap hari selalu berusaha mempertahankan kata "Im fine" yang bertentangan dengan suara hati. S...