(24) Waktu dan Semesta

171 51 63
                                    

Happy reading all 💞
Voment Yamoon Yeorobun

••••

"Di dunia ini nggak ada yang sia-sia. Termasuk menyukai lo berkali-kali pun."

- Yamoon

••••

Terlihat sepasang insan sedang menikmati waktu mereka bersama. Mereka bersemangat menjelajahi stand bazar yang kebetulan dikunjungi.

Semesta pun telah bersaksi seperti apa senyuman yang merekah di bibir mereka. Sangat disayangkan jika tidak diabadikan.

Leta memilihkan aksesoris yang cocok untuk digunakan Dipta. Mereka akan melakukan photo booth hari ini. Oleh karena itu, Leta harus benar-benar memberikan kesan terbaik di memori yang kelak akan dikenang.

"Dipta, ini bagus."

"Ini tuh terlalu mencolok Leta."

"Ih, tapi cocok di kamu."

"Cocok apanya? Aku berasa lagi di Hawaii kalau pakai yang ini."

Leta menarik Dipta lalu mengalungkan aksesoris bulu-bulu pink itu pada leher Dipta. Gaya yang Leta pilih sudah serasi. Mereka akan menjadi sepasang kekasih yang berliburan di Hawaii.

Persiapan telah mereka lakukan. Ini waktunya mereka mengambil gambar dengan pose lucu. Tentunya untuk mendapatkan hal tersebut Leta harus memaksa Dipta melakukannya. Jika tidak, Dipta akan memasang wajah datarnya yang menjengkelkan.

"Kerja bagus," lontar Leta memberikan jempol pada Dipta. Lihatlah selesai mengambil gambar wajah Dipta langsung berubah masam. Sungguh tidak enak dipandang.

Leta menantikan gambarnya tercetak dengan perasaan tidak sabar. "Wah, lucu banget."

"Lihat deh, wajah kamu mirip rubah berbulu," ledek Leta yang akhirnya mendapat sentilan kecil di kening dari Dipta.

"Aku bakal simpan sampai tahun ke tahun berikutnya."

Raut wajah Leta menjelaskan betapa puasnya hasil gambar yang mereka dapati tadi. Itu akan menjadi salah satu kenangan terbaik mereka hari ini.

Leta mengajak Dipta berburu makanan kembali. Mereka sudah puas melakukan photo booth tadi. Sekarang saatnya mereka mengisi perut dengan makanan lezat.

"Kamu suka ini?" tanya Leta dengan semangat.

"Ini enak, aku suka," jawab Dipta sambil menyuapi Leta supaya bisa merasakannya pula.

Leta manggut-manggut selepas menyicipi kue kering. "Mba, saya mau ini satu," pinta Leta yang segera saja dipenuhi oleh sang penjual.

Mereka melanjutkan perjalanan kembali. "Capek juga ya, padahal bazar nya masih panjang," gumam Leta dengan tenaga yang mulai melemah. Hampir tiga jam mereka berkeliling dan bersenang-senang. Leta pikir tidak akan melelahkan, tetapi dugaannya salah.

"Mau cari tempat duduk dulu?"

"Kita udah keliling terlalu lama."

"Jalan aja lagi, aku belom ketemu sosis spiral kesukaan aku," sergah Leta.

Dipta melipat kedua tangannya di depan dada. Lagi-lagi gadis di hadapannya ini berulah. "Ya udah, sana jalan lagi sampai kaki kamu copot sebelah biar tau rasa," omel Dipta membuat Leta menghela napas pasrah.

Ada sedikit rasa penyesalan karena mengeluh di hadapan Dipta. Bukannya bernasib baik, Leta malah terkena amarah pria itu.

"Okay, kita istirahat."

She's a Fangirl || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang