Voment Yamoon 💓
••••
"Someone who belongs to him, she is mine!"
- Alsaki Faherza
••••
Matahari menampilkan sinarnya yang sempurna. Menghangatkan seisi bumi yang sedang gaduh dengan aktivitasnya masing-masing. Salah satunya Inez. Pagi ini ia sudah disibukkan dengan tugas kuliahnya. Termasuk beberapa deadline laporan yang harus dikumpulkan secepat mungkin.
Langkah kaki Inez keluar dari perpustakaan. Membebaskan diri setelah sibuk memilah-milah buku referensi. Udara pagi yang tidak menyenangkan tetap dihirupnya dengan puas. Berharap bahwa harinya bahagia dan tetap kuat, meskipun banyak sekali rintangan.
"Eh, Inez. Pagi-pagi udah nongkrong di kampus aja, cantik betul."
"Baru juga jam 9 udah berkeliaran di kampus. Mau ditemenin nggak, lumayan lho ada gandengan."
"Sayang banget udah cantik, masa kesana-kemari nya nggak punya gandengan."
"Cewek cantik tuh harus membebankan seseorang," ujar salah satu orang yang menghadang jalan Inez.
Melihat kelakuan memuakkan yang didapatinya membuat Inez memutar bola matanya malas. Beginilah tidak sukanya Inez datang pagi ke kampus. Para lelaki bermata keranjang ini selalu saja mencemooh dan tebar pesona. Terlebih cara pandangnya terhadap wanita sangatlah Inez benci.
"Sorry gua sibuk," jawab Inez singkat dengan mencoba cari celah agar mendapat jalur perjalanannya.
Pergerakan Inez semakin terbatas karena beberapa pria sengaja mempermainkan Inez. Mereka benar-benar menutup semua akses jalan yang hendak dilalui Inez. "Masih muda tuh jangan sibuk-sibuk deh, mending have fun sama kita."
"Sayang lho kalo disia-siakan."
"Kalau bersedia, lo bisa calling kapanpun lo mau kok."
"Sini kita tukeran nomor hp. Mana hp lo?" tanya nya meminta ponsel Inez.
Inez tidak bergeming. "Apa hak lo minta nomor hp gua?" tanya Inez balik sambil menularkan aura dingin yang melekat secara tiba-tiba. Inez sama sekali tidak tertarik. Seharusnya mereka memahami hal tersebut dan pergi jauh dari hadapan Inez.
"Pertama, kita nggak saling kenal."
"Ah lebih tepatnya hanya lo yang kenal nama gua."
"Ke dua, gua nggak butuh have fun bareng kalian dan merusak masa depan gua."
"Ada yang lebih penting daripada kalian."
"Ke tiga, gua nggak menyesal menyia-nyiakan kehadiran kalian. Because, i don't need a boy in my life, okay!"
"Dan ke empat, gua sama sekali nggak tertarik dengan kalian."
Mendengar semua penuturan Inez, mereka pun mengeluarkan tawa remeh. Tatapan mereka sama sekali tidak mencerminkan kepribadian yang menghargai. Inez membenci hal tersebut. "Ya elah, jadi cewek tuh jangan sok jual mahal."
"Jangan mentang-mentang lo cantik, lo bisa sok bernilai mahal. Semua wanita di dunia ini tuh butuh pria buat kesenangan mereka."
"Gua kasih tau ya, cantik tuh harus digunain dengan baik," lirih pria tersebut mencolek dagu Inez mulai melakukan tindakan lebih. Merasa tidak nyaman, Inez mundur dan menyetak sentuhan itu.
"Gua dengan senang hati kok menemani lo. Kita buat banyak momen manis dan menyenangkan bersama."
"Lo tinggal kasih nomor telepon lo aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Fangirl || TERBIT
Teen FictionRank : #1 Love myself #2 memori #2 benua #3 true friend #5 fandom Menjalani kehidupan dalam raga terlihat baik-baik saja itu sungguh melelahkan, bukan? Setiap hari selalu berusaha mempertahankan kata "Im fine" yang bertentangan dengan suara hati. S...