ONE AND ONLY

2K 108 118
                                    

Summary : Taehyung merasa hubungannya dengan sang kekasih, Seokjin, tak ada perubahan yang berarti. Sikap dan kesibukan dari hari ke hari membuatnya tercekik. Ia berpikir bahwa, mungkin break adalah keputusan yang tepat bagi mereka.

Warning:

Boys Love

Rate T+

Kim Seokjin Dominant

Kim Taehyung Bottom

Lil a bit Smut

.

Don't be Salty.

Be Respct.

.

Enjoy the Story

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langit mendung menyambut suasana pagi sepasang kekasih yang tengah menikmati secangkir teh pada balkon apartment.

Hening.

Keduanya saling mengunci bibir.

Tangan bersidekap, serta sorot mata berfokus pada object lain.

Bunyi sesapan teh pada cangkir juga bibir memecah keheningan. Di akhiri dengan helaan nafas berat, menambah kadar keseriusan perihal percakapan di antara keduanya.

"Bisakah aku mulai berbicara?" tanya pria cantik berbalut coat panjang berwarna hitam.

"Silahkan sayang. Aku menunggumu" jawab pria bersurai gelap nan panjang. Bahkan poninya mulai sedikit mengganggu indera penglihatan.

"Aku ingin kita sampai disini saja"

Deg

Tak ada tanggapan.

Hanya wajah datar tanpa senyum yang terlihat enggan mengeluarkan suaranya lagi.

Kedua netranya mulai memburam.

Jakun yang semula tenang kini tampak menelan liur dengan susah payah.

Bibir dengan senyum kaku itu kian membeku.

Namun siapa yang tahu jika lubuk hatinya hancur berkeping keping mendengar kalimat yang ia takuti.

Kalimat mematikan terucap dari bibir tipis sang kekasih yang telah menemani selama tiga tahun itu.

Tak ada sangka buruk hinggap pada fikirnya. Hanya saja, ia tak menyangka jika hubungan yang mereka rajut akan segera kandas dalam hitungan menit.

"Kau diam? Artinya kau mengiyakan" lanjut Taehyung dengan kedua tangan telipat didepan dada.

Bibir Seokjin mulai bergetar. Ia tak mampu lagi menahan perih di hatinya.

Apakah benar pria yang duduk di seberang adalah Kim Taehyung?

Bila benar, mengapa ucapannya begitu menusuk kalbu?

"Baiklah. Aku muak melihatmu, Seokjin-ssi. Aku harap ini pertemuan kita yang terakhir"

Setelah kalimat itu berakhir, pria asal Gwangju itu berdiri. Ia membungkukkan tubuh sembilan puluh derajat. Lalu ia berbalik. Seketika air mata yang tertahan itu tumpah ruah membasahi pipi.

Semesta Ungu JinV Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang