I LOVE YOU, OM

1.3K 91 63
                                        

Summary: Ketika pemuda yang baru saja mengakhiri masa kuliahnya dirundung galau akibat calon kekasih yang selama ini di idam-idamkan tetiba menghilang tanpa kabar. Sendirinya telah berusaha bertukar pesan. Sayang, tak kunjung ada balasan. Padahal, sempat ia berharap jika suatu saat nanti pria mapan yang terpaut usia delapan tahun darinya akan meminangnya suatu hari nanti. Semuanya telah sirna. Bahkan di moment bahagia ia di wisuda, Taehyung di selimuti gundah gulana yang tidak berkesudahan.

Tags:

Nuansa lokal

Bahasa Konversasi Non baku

Hubungan beda usia cukup jauh

.

If this fic isn't your cup of tea, you may leave as well

.

Don't be salty

Be respect

Feedback needed

.

Enjoy the story

.

.

.

.

.

Selepas wisuda, mama dan papa Taehyung membawa sahabat terdekatnya dan kekasih si sulung untuk turut dalam acara syukuran bersama di restaurant yang tak begitu jauh dari kampus. Aeri tahu, putra bungsunya sedang dalam kondisi cadut marut saat ini. Sendirinya pun sudah menahan diri sejak si kecil merengek— menanyakan perihal om Jin. Tetapi, Aeri tak bisa berbuat banyak selain memberi dukungan moril pada putra manisnya.

"Taehyung, sini sayang. Mama mau peluk"

Langkah kecil menghentak ringan dengan bibir senantiasa mengerucut adalah pemandangan Taetae dalam beberapa waktu terakhir. Pemuda cantik itu audah jarang sekali menukikkan bibir ke atas. Dan Aeri, tentu rindu.

Seraya mengusap surainya yang mulai memanjang dan kecupan ringan di pipi—

"Manisnya mama senyum dikit dong. Cakepnya luntur lho ini"

Gelengan kecil dengan kepala mengusal pada bahu sang mama menjadi jawab. Pemuda dua puluh tiga tahun itu masih belum merasa baik. Tepukan halus di punggung dengan usapan lembut kembali Aeri lakukan demi menenangkan sang putra bungsu.

"Katanya mau nikah, kok masih kaya kecil?"

"Engga ada yang mau nikah"

"Eh, masa sih?"

Aeri mencium lamat-lamat pipi si kecil, sebelum memeluknya erat. Ia memang terlalu memanjakan Taehyung sedari dulu. Itu sebabnya, meski usianya sudah memasuki tahap dewasa ia masih saja bertingkah seperti anak kecil.
Kim Aeri terlalu menyayangi si bungsu.

Sedari masa kehamilan, Aeri cenderung manja dan rewel ketika mengandung Taehyung. Mulai dari memilih makanan sampai mudah sekali lelah.

Sedangkan Namjoon mewarisi sifat tegas dan cerdas sang ayah. Masa kecil sang kakak memang sudah menunjukkan sikap tersebut. Tapi Taetae, berkebalikan. Si bungsu mudah sekali menangis. Jika Namjoon sudah bisa berjalan di usia sepuluh bulan, maka si adik  baru menginjak tanah di usia lima belas bulan.

Semesta Ungu JinV Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang