15

551 70 0
                                    

"Sedang apa kamu? Kenapa mengikutiku terus?"

Jaehyun menghentikan langkah dan menunggu Rosé. Sekarang mereka berjalan beriringan.

"Kenapa kamu butuh uang?"

"...ada yang aku perlukan."

"Sebelumnya aku kira kamu anak baik-baik, tapi apa aku salah sangka? Melihat perhiasanmu, sepertinya itu bukan milikmu."

"...."

"Apa kamu mencuri perhiasan orang tuamu?"

"Aku... sudah tidak punya orang tua."

Rosé menatap tajam pada mata Jaehyun. Dari tatapan matanya terlihat jelas aura kemarahan.

"Maaf."

"Sudahlah."

Rosé menjawabnya dengan dingin, lalu melangkah menjaga jarak sekitar setengah langkah dari Jaehyun.

"Kamu...mau minum denganku?"

Tanpa sadar kata-kata itu mengalir dari bibir Jaehyun.

"Boleh."

Rosé menyetujui ajakan Jaehyun. Bahkan menjawabnya sambil tersenyum.

"Asal kamu yang traktir."

Ucapan Rosé barusan, meski sedikit mampu mengurangi perasaan gugup Jaehyun. Ternyata perempuan yang kecantikannya luar biasa itu tetaplah manusia biasa.

***

Saat mereka berdua masuk ke dalam kafe, tatapan semua orang langsung tertuju kepada mereka. Tapi Jaehyun dan Rosé sama sekali tidak mempedulikan tatapan semua orang dan langsung mencari tempat duduk yang kosong.

Hingga kopi pesanan mereka berdua datang, tidak ada yang memulai percakapan.

"Ibuku meninggal waktu aku masih kecil."

Bibir yang kelihatannya tak akan terbuka itu ternyata malah mengawali obrolan terlebih dahulu. Dan itu pun mengenai urusan pribadi yang tak Jaehyun sangka akan diceritakan Rosé padanya.

Jaehyun menahan nafas, berusaha meyakinkan diri kalau saat itu benar-benar nyata. Suara-suara yang terdengar di kafe itu benar-benar mengganggu. Rasanya Jaehyun ingin sekali berteriak pada mereka semua, "Berisik! Tutup mulut kalian! Seorang bidadari sedang bicara."

Kedua tangan Jaehyun yang diletakkan di atas pahanya terjalin erat.

"Ayahku orang terkenal di dunia bisnis. Karena itu aku melewatkan namanya."

"...."

"Saat itu, waktu ibuku pernah dekat dengan salah satu klien sekaligus teman masa kecil ayahku. Ayahku melihat Ibuku yang keluar dari sebuah hotel bersama dengan teman masa kecil ayahku itu. Setibanya di rumah, ayahku bertengkar hebat dengan ayah. Tapi setelah 1 bulan kemudian, ibuku mengandung diriku. Ayah tidak percaya bahwa anak yang dikandung ibu adalah anak kandungnya. Setelah aku lahir, ibu memutuskan untuk mengetes darah agar ayah percaya. Tapi ayah tidak mau dan tetap kekeuh kalau aku bukanlah anak kandungnya."

"...."

"Setelah ibuku meninggal, aku diusir ayah dari rumahnya. Tapi aku membuat syarat agar di belikan rumah dan diberi uang setiap bulannya. Dan ayah menyanggupinya. Walaupun dia tidak menganggapku sebagai anaknya, aku berpikir setidaknya dia mau memberiku tempat tinggal lain dan uang."

♡Love At The First Sight♡~"Jaerosé"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang