[D-3] : Kesepakatan

632 77 14
                                    

Kini Nayla tengah berada di dapur untuk menata bahan-bahan masakan yang tadi ia beli. Tiba-tiba terdengar suara bel apartemennya. Ting tong..

"Siapa sih yang mencet bel? Apa Raffy ya? Tapi dia nggak bilang kalau mau ke sini? Terus siapa dong? Mending gue langsung buka aja deh daripada penasaran," gumam Nayla.

🍂🍂🍂

Ceklek..

"Arsen!" kaget Nayla.

"Hai, Nay," sapa Arsen tersenyum manis.

"Lo ngapain? Kok tau kalau gue tinggal di sini?" tanya Nayla.

"Bisa ngobrol di dalem aja nggak?" tanya Arsen.

"Ya.. Yaudah. Silakan masuk!" jawab Nayla agak ragu.

Nayla dan Arsen masuk ke dalam apartemen.

"Mau minum apa?" tanya Nayla setelah Arsen duduk di sofanya.

"Apa aja," jawab Arsen.

"Tunggu sebentar!" ucap Nayla lalu kembali ke dapurnya.

Tak lama kemudian.

"Nih minum!" Nayla memberikan segelas es jeruk untuk Arsen.

"Thanks," ucap Arsen lalu meminumnya.

"Jelasin sekarang!" suruh Nayla setelah duduk di sebelah Arsen.

"Jadi tadi bunda bilang kalau tetangga sebelah gue namanya Nayla. Yaudah gue langsung ke sini buat mastiin itu Nayla lo atau bukan. Eh taunya beneran lo."

"Bunda?"

"Yang tadi lo bantuin ngambil shampo."

Tuh kan bener itu bundanya dia. Batin Nayla.

"Oh, jadi tante Risa itu bunda lo?" tanya Nayla seolah belum percaya.

"Iya. Emang lo nggak tau?" tanya Arsen balik.

"Tadinya nggak, tapi sekarang udah tau," jawab Nayla.

"Oh. Lo tinggal sendiri?"

"Ya iya. Emang mau sama siapa lagi."

"Hehe.. Nggak nyangka ya kita satu apartemen, satu lantai pula."

"Iya. Raffy nggak pernah bilang kalau lo tinggal di sini."

"Nggak ada yang tau kalau gue tinggal di sini."

"Maksud lo?" bingung Nayla.

"Selama dua minggu ini gue milih tinggal di apart daripada di rumah dan nggak ada yang tau selain keluarga gue," jawab Arsen.

"Zifa?"

"Dia juga nggak tau."

"Kenapa lo nggak ngasih tau?"

"Belum sempet."

"Oh."

"Jadi gue mohon sama lo, jangan kasih tau siapa-siapa ya termasuk Raffy dan Zifa," pinta Arsen.

"Oke, gue nggak akan bilang," balas Nayla.

"Thanks, Nay," ucap Arsen.

"Heem. Yaudah, lo balik gih!"

"Lo ngusir gue?"

"Iya. Buruan balik! Gue mau masak soalnya."

"Gue numpang makan dong," ucap Arsen membuat Nayla membulatkan matanya.

"Hah?"

"Gue belum makan, Nay. Gue juga nggak bisa masak dan gue males order makanan."

"Perasaan tadi nyokap lo beli banyak bahan masakan deh. Kalau emang lo nggak bisa masak, kenapa beliau beliin sebanyak itu?"

2812 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang