[D-27] : Posesif

390 56 2
                                    

Malam harinya, Nayla dan Arsen tengah makan malam bersama. Nayla merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sejak tadi, Arsen diam saja dan ekspresi wajahnya terlihat seolah ia tengah ada masalah. Bahkan sekarang Arsen terlihat tidak nafsu memakan nasi goreng di hadapannya itu.

"Lo kenapa, Sen? Makanannya nggak enak ya?" tanya Nayla hati-hati.

"Enak kok," jawab Arsen sambil tersenyum tipis.

"Kalau lo ada masalah, lo bisa cerita ke gue. Siapa tau gue bisa bantu lo."

"Thanks."

Nayla menghela nafas. Ia tidak ingin bertanya lebih jauh. Mungkin Arsen tidak ingin ada yang mencampuri urusannya.

🍂🍂🍂

Setelah selesai makan, Nayla segera mencuci piring. Saat ia fokus pada kegiatannya, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Yaa, siapa lagi kalau bukan Arsen.

"Arsen!" pekik Nayla yang terkejut.

"Biarin kayak gini dulu, Nay," ucap Arsen. Ia semakin mengeratkan pelukan dan menaruh kepalanya di pundak Nayla.

Nayla meneruskan kegiatan mencuci piringnya. Ia berusaha fokus dan mengabaikan Arsen di belakangnya.

Tak lama kemudian, Nayla selesai. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Arsen.

"Lo kenapa hm? Ada masalah?" tanya Nayla dengan lembut sambil memegang pipi Arsen.

Grepp.. Arsen kembali memeluk Nayla.

"Lusa gue ke Jogja, Nay," ucap Arsen di sela-sela pelukannya.

"Ke Jogja? Ngapain?" tanya Nayla.

Arsen melepaskan pelukannya.

"Proyek gue di sana lagi ada masalah dan gue harus turun tangan langsung buat nyelesaiin itu," jawab Arsen.

"Oh. Terus kenapa lo kayak sedih gitu?"

"Gue di Jogja selama seminggu Nay dan itu artinya gue nggak bisa ketemu sama lo untuk seminggu ke depan."

"Hahaha.. Emang kenapa kalau nggak ketemu gue selama seminggu? Lo takut kangen hah?" canda Nayla.

"Kalau gue bilang iya, apa lo percaya?" tanya Arsen.

Nayla terkekeh. "Udah lah Sen, nggak usah aneh-aneh. Mungkin lo takut kangen sama Zifa kali. Atau nggak, lo emang kangen gue tapi bukan gue nya, melainkan masakan gue. Ya kan? Ck, udah gue duga."

"Terserah lo Nay mau percaya atau nggak."

"Terus sekarang lo maunya gimana, Sen?"

"Gue maunya nggak jadi pergi, tapi gue tau kalau itu udah tanggungjawab gue dan gue nggak bisa lepas tangan gitu aja. Oh, gimana kalah lo ikut gue ke Jogja aja, Nay? Lo mau kan?"

Mendengar ucapan Arsen membuat Nayla tertawa. "Hahaha.. Ngapain gue ikut lo ke Jogja? Kayak kurang kerjaan aja gue ngintilin lo segala."

"Ya biar kita bisa selalu bareng-bareng gitu, Nay."

"Duh, Sen! Kerjaan gue tuh banyak. Jadi mana sempet gue ikut lo ke Jogja."

"Iya sih, lo kan sibuk. Hm, gini aja deh. Seharian besok kita ngabisin waktu bareng-bareng gimana? Jadi besok kita sarapan bareng, berangkat bareng, makan siang bareng, pulang bareng, dinner bareng, pokoknya seharian kita bareng-bareng."

"Kenapa lo jadi posesif gini sih?"

"Bukannya gue posesif, gue cuma mau besok ngabisin waktu sama lo. Jadi gimana? Lo mau kan?"

"Kalau gue nggak mau, lo akan tetep maksa kan?"

"Tau aja lo hehe."

"Udah ketebak."

"Berarti fix besok kita bareng-bareng ya?"

"Serah lo. Toh tiap hari kita juga udah bareng-bareng kan?"

"Tapi besok lebih bareng-bareng lagi, Nay."

"Ya ya ya. Up to you!"

"Oh ya, seharian besok, gue nggak mau kita nyebut nama pasangan masing-masing. Deal?" ucap Arsen.

"Maksud lo, kita nggak boleh nyebut nama Raffy sama Zifa gitu?" tanya Nayla memastikan dan Arsen langsung mengangguk.

"Emang kenapa?" tanya Nayla tidak mengerti.

"Karena gue maunya cuma ada lo, gue, kita," jawab Arsen sambil menatap Nayla begitu dalam.

"Oh oke. Yaudah lo balik sono! Gue capek, mau tidur," usir Nayla.

"Ta-"

"Kalau lo nggak balik, gue batalin kesepakatan yang tadi," ancam Nayla.

"Eh, jangan dong! Yaudah nih, gue balik ke apart. Selamat istirahat, Nayla. Have a sweet dream ya. See you tomorrow!"

"Hm."

"Makasih buat makanannya," ucap Arsen yang diangguki oleh Nayla.

Setelah itu, Arsen pergi.

🍂🍂🍂

Huft...

Besok adalah hari ke-28

Dan sebentar lagi, cerita 2812 akan berakhir

Semoga kalian siap yaaa :))

2812 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang