Sesuai yang diucapkan kemarin, malam ini Nayla dan Raffy akan makan malam bersama. Kini keduanya sudah berada di dalam mobil Raffy yang melaju menuju salah satu restoran.
Setelah 15 menit di perjalanan, kini mobil Raffy berhenti di parkiran restoran Italia. Keduanya segera turun dadi mobil dan Raffy langsung menggandeng tangan Nayla.
Pesen. Makan. Selesai.
"Nay!"
"Iya, Raf. Kenapa?"
"Kita kan udah kenal cukup lama, udah deket juga."
"Iya. Terus?"
"Kamu tau kan kalau aku nyaman dan cinta sama kamu?"
"Iya, aku tau."
"Kalau kamu, ngerasain hal yang sama nggak? Kamu nyaman dan cinta sama aku nggak?" tanya Raffy
Seketika Nayla terdiam. Situasi seperti inilah yang berusaha ia hindari ketika bersama Raffy. Tapi sekarang, ia tidak bisa menghindar lagi.
Apa ini saatnya gue jujur sama Raffy? Tapi gue nggak mau nyakitin dia. Gue nggak mau ngeliat dia sedih gara-gara gue. Batin Nayla.
"Nay!" panggil Raffy.
"Eh, kenapa?" tanya Nayla.
"Jawab pertanyaan aku!" desak Raffy.
"Eeee.. Ke-kenapa tiba-tiba kamu nanya gitu?" tanya Nayla.
"Karena selama ini kamu selalu ngehindar setiap aku tanya dan setiap aku bilang I love you, kamu nggak bales I love you too. Apa jangan-jangan selama ini cintaku bertepuk sebelah tangan? Iya Nay? Bener kayak gitu?"
"Aku sayang sama kamu, Raf."
"Sayang aja? Nggak sampe cinta?" tanya Raffy.
"A-aku nggak tau, Raf. Maaf," jawab Nayla lalu ia menunduk.
"Huft.. Yaudah nggak papa. Aku percaya, cepat atau lambat, kamu akan cinta sama aku," ucap Raffy.
"Semoga ya, Raf," gumam Nayla tanpa didengar Raffy.
"Kamu mau nggak Nay kalau aku ngajakin kamu serius?" tanya Raffy tiba-tiba.
Nayla langsung mendongakkan kepala. "Hah? Maksud kamu gimana?"
"Nayla!" panggil Raffy sambil menatap Nayla begitu lekat. "Di usia kita yang udah terbilang dewasa ini, udah bukan waktunya lagi buat main-main. Jadi, aku mau ngajakin kamu tunangan dulu. Karena siapa tau dengan begitu, kamu bisa lebih cepet cinta sama aku. Gimana? Kamu mau kan?"
Deg!
Tunangan sama Raffy? Gue belum kepikiran ke sana. Tapi gue nggak tau gimana cara nolaknya. Gue harus jawab apa? Batin Nayla.
"Aku mau kita ada ikatan yang serius, Nay. Biar aku lebih berhak atas kamu dan begitu juga sebaliknya. Jujur, selama ini aku sering khawatir. Aku takut, kamu tiba-tiba pergi dan nyari cowok lain. Dan saat itu terjadi, aku nggak bisa berbuat banyak karena aku nggak berhak. Kita cuma sebatas komitmen aja, nggak jadian atau yang lain. Makanya aku mau kita tunangan," jelas Raffy.
Apa gue terima aja ya? Siapa tau bener kata Raffy. Dengan gue tunangan sama dia, gue bisa cinta dan akhirnya bisa ngelupain 12 tahun gue. Batin Nayla.
"Atau kamu butuh waktu ya buat mikirin ini semua?" tanya Raffy.
"Huft.. Aku mau," ucap Nayla.
"Mau-"
"Iya. Aku mau tunangan sama kamu," perjelas Nayla.
Sontak hal itu membuat Raffy tersenyum senang. Ia langsung berdiri dan memeluk pujaan hatinya itu.
"Makasih sayang," ucap Raffy lalu mencium puncak kepala Nayla.
"Sama-sama," balas Nayla.
Raffy kembali ke tempat duduknya.
"Kamu mau kita tunangan kapan?" tanya Raffy.
"Terserah kamu. Aku ngikut aja," jawab Nayla.
"Gimana kalau minggu depan?" usul Raffy.
"Apa nggak terlalu cepet, Raf? Kita kan belum nyiapin apa-apa dan aku juga belum bilang ke mama papa."
"Yaudah kalau gitu ntar aku aja yang bilang ke orang tua kamu. Sekalian ngomongin tanggal pertunangan yang enak tuh kapan."
"Oke. Aku setuju."
Semoga gue nggak salah ngambil keputusan. Harap Nayla dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2812 (COMPLETED)
Ficção Adolescente28 hari setelah 12 tahun 💙 Kisah tentang seorang gadis bernama Nayla Sheyra Aurora yang berusaha untuk melupakan seseorang yang sudah dicintainya selama 12 tahun. Berkali-kali ia mencoba melupakan tapi ia selalu gagal. Sampai akhirnya datanglah seo...