[D-5] : Curhat ke Mama

543 69 8
                                    

📌 DAY 5 - Rabu 📌

Kini di meja makan Nayla sudah ada dirinya dan Arsen. Mereka baru saja menyelesaikan kegiatan sarapannya.

"Gimana, Nay?" tanya Arsen membuka percakapan.

"Gimana apanya?"

"Raffy. Udah ada kabar belum?"

"Gue masih diblokir, Sen," jawab Nayla terlihat sedih.

"Apa perlu gue ngechat dia, suruh buka blokiran lo?"

"Jangan! Ntar kalau Raffy nanya kenapa lo bisa tau kalau dia blokir gue gimana? Lo mau jawab apa hah?"

"Oh iya. Gue nggak kepikiran hehe," ucap Arsen menyengir. "Terus gimana dong, Nay?" tanyanya kemudian.

"Ya nggak gimana-gimana, Sen," jawab Nayla.

"Lo pasti sedih ya, Nay?"

"Sedih sih sedih, Sen. Tapi gue nggak mau terlalu larut dalam kesedihan."

"Baguslah kalau gitu. Lo harus tetep semangat meskipun lagi ada masalah."

"Semua yang hidup pasti punya masalah kali, Sen,"

"Termasuk lo."

"Ya termasuk lo juga kali. Emangnya lo nggak ada masalah apa?"

"Ya pastinya ada lah, Nay. Lo mau tau nggak masalah gue apa?"

"Kalau lo mau cerita, yaudah cerita aja."

"Gue akan cerita kalau lo nanya duluan."

"Kalau gue nggak nanya?"

"Ya gue nggak akan cerita."

"Yaudah."

"Yaudah apa?"

"Yaudah nggak usah cerita"

"Lo beneran nggak mau tau masalah gue apa?" tanya Arsen dan Nayla hanya diam saja.

"Masalah gue berat lho, Nay. Gue aja sampe bingung cara nyelesaiinnya gimana," ucap Arsen memelas.

"Emang tentang apa?" tanya Nayla.

"Nah, gitu dong lo nanya," senang Arsen.

"Ck, buruan jawab!" seru Nayla.

"Masalah gue tentang percintaan, Nay," ucap Arsen.

"Lo ada masalah sama Zifa?" tanya Nayla.

"Nggak ada sih. Gue baik-baik aja sama dia," jawab Arsen.

"Terus?"

"Gue-"

Belum sempat Arsen melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba handphonenya berdering.

"Sebentar, Nay," ucap Arsen.

Nayla menganggukkan kepala lalu Arsen mengangkat teleponnya.

"Halo, Zif. Ada apa?" tanya Arsen to the point.

...

"Ngapain?"

...

"Aku masih di rumah."

...

"Yaudah, aku siap-siap dulu ya."

...

"Iya. See you!"

"Sorry, Nay. Gue harus balik. Soalnya Zifa mau ke kantor," ucap Arsen.

"Iya," balas Nayla.

"Thanks ya buat makanannya," ucap Arsen yang hanya diangguki oleh Nayla.

🍂🍂🍂

📍Ruangan CEO

Saat Nayla tengah membaca berkas-berkasnya, tiba-tiba handphonenya berdering. Mama's calling..

"Halo, Nayla."

"Hai, Ma."

"Mama kangen sama kamu."

"Aku juga kangen sama mama."

"Kamu apa kabar? Baik-baik aja kan?"

"Alhamdulillah aku baik, Ma. Mama sama papa apa kabar?"

"Mama sama papa juga baik. Mama ganggu kamu nggak nih?"

"Enggak kok, Ma."

"Kamu lagi di kantor?"

"Iya. Ini lagi bacain berkas-berkas."

"Kamu nggak telat makan kan?"

"Enggak kok, Ma."

"Bagus lah kalau gitu. Mama khawatir kamu terlalu fokus kerja sampe lupa makan."

"Aku nggak akan lupa makan, Ma. Oh ya, aku mau curhat dong, Ma."

"Kamu lagi ada masalah sama Raffy?"

"Ada sih Ma, tapi cuma masalah kecil kok."

"Walaupun kecil tapi harus segera diselesaiin. Karena kalau dibiarin berlarut-larut bisa jadi masalah besar."

"Iya, Ma. Tapi bukan itu yang mau aku curhatin."

"Terus apa?"

"Aku ketemu sama dia, Ma."

"Dia siapa?"

"12 tahun."

"Serius kamu ketemu sama dia?"

"Serius, Ma."

"Ketemu di mana? Kok bisa? Bukannya dia ada di-"

"Ceritanya panjang, Ma. Intinya dia itu temen baiknya Raffy."

"Waduh! Kok bisa?"

"Ya bisa lah, Ma. Mereka udah temenan sejak SMP dan sebenernya dari awal aku ketemu Raffy, aku udah tau kalau Raffy tuh temennya dia."

"Jangan bilang kamu sengaja deketin Raffy biar bisa deket sama dia?"

"Ih, enggak, Ma. Aku kan awalnya nolak buat deket sama Raffy. Tapi Raffynya aja tuh yang getol deketin aku."

"Raffy tau nggak soal kamu ada perasaan sama dia?"

"Nggak tau, Ma."

"Kamu udah cinta belum sama Raffy?"

"Belum, Ma. Aku cuma sebatas sayang sama Raffy, tapi soal cinta masih tetep dia. Dan sekarang aku bingung harus gimana, Ma. Aku nggak tau harus berbuat apa."

"Yaudah kamu bersikap biasa aja sama dia. Lagipula kamu udah punya Raffy dan dia udah punya pacar kan? Tapi mama nggak ngelarang buat kalian temenan kok, asalkan kamu bisa jaga perasaannya Raffy ya. Kasian kalau dia sakit hati gara-gara kamu cinta sama temennya sendiri."

"Iya, Ma. Aku akan berusaha jaga hatinya Raffy. Aku juga nggak mau nyakitin perasaan siapapun."

"Yaudah kalau gitu kamu lanjut kerja lagi. Mama mau arisan dulu ya."

"Iya, Ma. Makasih udah dengerin curhatan aku."

"Sama-sama. Hati-hati ya kamu di kota orang. Jaga diri baik-baik. Bye, Nayla!"

"Bye, Mama!"

Tutttt.. Panggilan berakhir. Lalu Nayla meletakkan handphonenya kembali di atas meja.

"Sebenernya gue pengen cerita soal apartemen, tapi kemungkinan besar mama pasti akan marah," ucap Nayla.

2812 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang