36

9.2K 767 186
                                    

Haechan bengong tidak tau harus berbuat apa selain main HP. Situasi sekarang tidak seperti yang dia kira. Dia setuju ikut Ryujin kumpul kelompok KKN nya, yang awalnya di cafe tapi sekarang pindah di rumah Chenle, salah satu rekan kelompok Ryujin.

Tadinya mereka berdua sudah sampai di cafe tempat janjian, tapi Ryujin dapat kabar untuk pindah ke rumah Chenle karena orang tuanya sedang masak banyak.

Haechan duduk di sofa sambil nyemilin makanan, sedangkan Ryujin dan kelompoknya duduk lesehan agak jauh dari Haechan.

"Tau gini gue tinggal ngopi hmmm.." Haechan mendengus bosan.

20 menit kemudian forum dibubarkan. Sayangnya diluar hujan dan sialnya Haechan naik motor. Rekan-rekan Ryujin yang lain sudah balik, karena membawa mobil atau pakai taxi online.

"Gue anterin aja gimana?" Chenle memberi tawaran ke Ryujin.

"Gue sama cowok gue Le.."

"Iya cowok lo kasat mata kok, gue bisa liat." kata Chenle sambil menghampiri Haechan.

"Eh Chan, kalian gue anter aja ya? Hujannya bakal awet sampe malam." kata Chenle ke Haechan. Mereka berdua tipe orang yang gampang akrab jadi ngga heran kalau Chenle manggil Haechan seperti itu.

Haechan menatap Ryujin sebelum menjawab, lalu beralih ke Chenle. "Serius ngga papa?"

"Santai kali, ayok. Ke tempat lo dulu apa Ryujin dulu?"

"Ke tempat Haechan aja.." jawab Ryujin.

"Oke ayo."

•••••

Sekarang Haechan duduk disebelah Chenle, Ryujin duduk dibelakang. Ngga etis aja kalau Haechan ikutan dibelakang, Chenle bukan sopir ojol bos.

"Lo anak tunggal Le?" tanya Haechan.

"Iya, sepi ya rumah gue. Papi Mami gue sering keluar negeri, ngurus kerjaan mereka."

"Terus lo sendiri betah dirumah sedirian?" giliran Ryujin ikut tanya.

"Ngga sendiri juga, banyak art."

"Maksud gue, lo ngga bosen main sendiri dirumah?"

"Gimana lagi, udah biasa dari kecil."

"Teman-teman lo ngga sering lo ajak ke rumah?"

"Ngga ada teman deket, ya paling ke rumah gue kalo ngerjain tugas aja."

Haechan tau Chenle merasa kesepian tapi dia mencoba biasa. "Sering main ke kontrakan gue aja Le, terbuka buat siapa aja." kata Haechan sambil menepuk pundak Chenle.

"Iya Le, orangnya asik-asik kok, cuma agak sesat aja." Ryujin menambahi.

"Hah? Sesat gimana? Sekte?"

"Sekate-kate lu ngatain sekte. Eh, lo punya pacar?" tanya Haechan mengganti topiknya.

Ryujin menatap Haechan tajam. "Jangan mulai deh Chan."

"Tanya doang, ngga ngajarin apa-apa."

Chenle menggeleng. "Ngga ada, belum kepikiran."

Haechan agak kaget dengan jawaban Chenle. "Gile lu umur segini belum kepikiran. Jangan-jangan lo belum pernah pacaran?"

"Iya emang." jawab Chenle enteng.

"Gila! 22 tahun lo ngapain aja? Mainan doang?"

Chenle ngangguk, "Iya, main saham."

Haechan menatap Chenle datar, bingung.

Chenle noleh sekilas melihat ekspresi Haechan. "Serius."

"Oke, topik ini ngga bisa dilanjutin." kata Haechan.

Haechan percaya omongan Chenle. Dilihat dari rumahnya yang seluas lapangan golf, bisa dikatakan dia golongan sultan. Pasti dari kecil dia sudah diajari bisnis sama orang tuanya.


•••••



"Oit...rame bener ini rumah?" tanya Haechan begitu dia masuk. Disusul Ryujin dibelakangnya, juga Chenle.

Sudah lama kontrakan tidak serame sekarang. Ada Yeji, Shuhua, bahkan ada Jaemin dan Lia juga. Dan ada 1 cewek yang Haechan belum pernah lihat.

"Ji kok lo disini?" tanya Ryujin, lalu duduk disofa sebelah Yeji.

"Habis kumpul kelompok KKN juga, terus dijemput Jeno katanya dikontrakan mau makan-makan bareng."

"Kok lo ngga bilang mau makan-makan disini?" Ryujin tanya Haechan agak ketus.

"Lha gue juga ngga tau. Siapa yang traktir?" tanya Haechan entah ke siapa.

"Duduk dulu bos." kata Renjun. "Ini siapa?" tanya Renjun saat melihat Chenle dibelakang Haechan.

"Astaga gue lupa ada elo." Haechan menyentuh punggung Chenle dan sedikit mendorongnya ke depan. "Kenalin ini Chenle, teman KKN Ryujin."

"Napa jadi akraban elo daripada Ryujin?" Jeno bingung.

"Gue Renjun." Renjun menjabat tangan Chenle. "Lo jangan mau dimanfaatin Haechan buat jadi mata-mata dia. Kalo Ryujin sama cowok lain, biarin aja, mungkin dia butuh hiburan."

Dengan cepat Haechan mengunci leher Renjun dengan lengannya. "Canda Chan, ampun ampun...uhuk...gue belum nikah...Chan!!!" Renjun meronta sambil memukuli lengan Haechan.

"Kurangin minum oli, licin tuh mulut."

Chenle tertawa melihat kelakuan Haechan sama Renjun. "Rame ya disini..."

Jeno menghampiri Chenle lalu menjabat tangannya juga. "Jeno. Ini belum seberapa, biasanya dia juga yang bikin ulah." tunjuk Jeno ke Jaemin yang sedang makan dimeja makan sama Lia. "Sekarang udah jadi calon bapak makanya udah agak diem."

Mata Chenle langsung membelalak, "Wow udah ada yang nikah juga?"

"Kebelet dia."

Chenle cuma mengangguk, entah paham atau tidak. "Terus ini kalian semua pacarnya mereka?" tanya Chenle menatap para wanita satu-satu.

"Gue Yeji, pacarnya Jeno hehehe." ucap Yeji malu-malu.

"Halo Chenle, gue Shuhua." kata Shuhua dengan ceria seperti biasanya.

"Sisa satu cewek.."

"Ini teman KKN Jeno" sahut Yeji, lalu beralih natap Ryujin, "dia juga tinggal di apartemen kita ternyata Jin. Di lantai 11."

"Wow, bisa kebetulan gitu ya?" tanya Ryujin lalu dia mengulurkan tangannya. "Ryujin. Gue satu apartemen sama Yeji, Lia juga, dulu tapi."

"Chaeryeong." balasnya lalu membalas uluran tangan Ryujin.

"Jurusan apa?"

"Kedokteran."

Ryujin membalasnya cuma dengan mulutnya membentuk 'o'. "Lo berdua kenalan dulu." Ryujin nunjuk Haechan sama Chenle. Lalu keduanya bersalaman dengan Chaeryeong.


"Udah kelar acara halal bihalalnya? Jaemin Lia udah kelar makan opor ketupatnya?" sarkas Renjun dengan suara lantang.

"Kalo udah kumpul sini semuanya."

Sesuai arahan Renjun, semuanya berkumpul didepan TV. Ryujin, Yeji, Chaeryeong, Shuhua dan Renjun duduk di sofa. Jeno duduk di kursi bundar. Haechan, Chenle, Jaemin dan Lia duduk di kursi makan yang mereka pindah ke ruang tengah.

"Mungkin ini tiba-tiba guys, tapi liburan semester besok gue sama Shuhua mau tunangan."


•••••


Halo semuanya *raditya dika*

Jangan bosen yaa sama cerita ini. Masih menanti kan? :(

College Life✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang