23

10.1K 734 101
                                    

Haechan dan Jeno sudah berada didepan pintu apartemen pacar mereka. Selang beberapa saat, Yeji membukakan pintu. Jeno dan Yeji punya jadwal sendiri. Sedangkan Haechan belum tau mau ngapain nanti. Pacarnya bilang lagi mager, makanya Haechan nyamperin ke apartemen.

"Langsung ke kamar aja Chan, dia udah bangun kok." kata Yeji.

"Oke...gue masuk."

Haechan langsung membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Untungnya Ryujin tidak dalam keadaan yang meresahkan, bagi orang lain, belum tentu bagi Haechan.

Ryujin hanya mengenakan tanktop hitam dan hot pants, dan sekarang posisi rebahan telentang sambil mainan hp. Dia cuma melirik ke arah Haechan saat dia masuk.

Tanpa permisi, Haechan langsung menindihi tubuh Ryujin. Membuat Ryujin menghentikan kegiatannya dari bermain hp.

"Kangen." ujar Haechan lalu mengecup singkat bibir Ryujin.

"Berat...turun." Ryujin menepuk-nepuk paha Haechan.

"Tuker posisi kalo gitu." kata Haechan yang dengan usilnya memeluk tubuh Ryujin lalu membalikkan posisi mereka menjadi Ryujin yang berada diatas Haechan, tengkurap.

Ryujin menghela nafas, pasrah saja. Lalu dia sedikit merosot kebawah, meletakkan kedua tangannya diatas dada Haechan, sebagai alas topangan dagunya.

Mereka belum berbicara apapun, cuma saling pandang.

"Jin..."

"Hmmm..."

"Ngomong..."

"Ngomong apa?"

"Apa aja, diem gini bikin setan reaktif."

"Halah kemana-mana setan bawaan lo juga selalu reaktif."

"Kangeeeen..." Haechan merangkul tubuh yang ada diatasnya itu lalu menggoyang-goyangkan seperti sedang merangkul guling.

"3 hari ngga ketemu aja kangen, boong banget."

Haechan menarik tubuh Ryujin sedikit keatas sehingga wajah mereka sejajar.

"Ngga berat?"

"Berat lah, tapi empuk jadi ngga masalah."

Ryujin memukul dada Haechan. "Kan kan, emang otak mesum lo tuh kapasitasnya lebih besar."

"Lo juga..." Haechan mencubit pipi Ryujin. "Ngga usah bangunin kalo ngga mau manjain." katanya saat merasakan lutut Ryujin menekan-nekan adiknya.

Karena kedua kaki Ryujin berada diantara kaki Haechan, otomatis adiknya bersentuhan dengan tubuh Ryujin.


Dua sejoli itu keasikan cuddling hingga tidak menyadari pintu mereka terbuka.

"Masih pagi woy...!" Teriak Yeji diambang pintu.

Keduanya kaget tapi tidak merubah posisi mereka.

"Ketuk dulu bisa kali Ji.." kata Ryujin datar.

"Tangan gue ngetuk pintu lo sampe merah tetep ngga ada respon."

"Ya sorry, ngga denger." balas Ryujin sekenanya.

"Gue keluar dulu sama Jeno, kayaknya sampe malam. Lo mau kemana?"

"Mmm...oke, gue belum ada rencana."

"Ya udah gue berangkat Jin, Chan. Jangan nyusul Lia Jaemin dulu." Yeji terkekeh lalu menutup pintu.

"Ngomong sama kaca Ji..!" teriak Ryujin yang entah Yeji bisa mendengarnya atau tidak.

Haechan gemas melihat Ryujin memanyunkan bibirnya. Lebih gemas lagi karena dia melihatnya dari bawah, lucu tapi tetap menggoda.

College Life✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang