44

8K 779 231
                                    

Ryujin mondar mandir tampak gelisah. Sudah setengah jam dia menghubungi Haechan namun tidak ada jawaban. Nomornya sendiri aktif tapi tidak diangkat.

"Kemana sih dia? Katanya mau telfonan." gerutu Ryujin.

"Duduk lah Jin, pusing gue liat lo mondar mandir dari tadi." ucap Giselle yang jadi roommate Ryujin.

"Ah yaudahlah gue tidur aja." Ryujin kesal lalu gabung dengan Giselle untuk untuk tidur.

"Mungkin dia masih ada keperluan."

"Tadi udah ngechat, tapi gue telfon ngga diangkat."

"Ya mungkin urusan mendadak."

"Mungkin..yaudah tidur aja yuk."

"Kayak emak-emak anak 3 lo jam segini tidur, gue belum ngantuk. Masih jam 8."

Tidak ada balasan, Ryujin sudah terlelap. Mungkin dia benar-benar capek karena seminggu ini kegiatan KKN mereka sangat padat sampai tidak ada waktu istirahat saat weekend.

Chaeyeon dan Chaewon sedang dikamar mereka. Sementara para cowok diteras depan bermain kartu uno, sambil ngobrol ditemani secangkir kopi.

"Dingin cuy, mendung kayaknya." celetuk Junkyu sambil merapatkan sarungnya untuk menutupi tubuhnya.

"Tau dari mana kalo mendung?" tanya Seungmin.

"Tuh nggak ada bintang." tunjuk Junkyu

"Waaah bener juga, keren lo." Chenle tampak takjub.

"Lo gampang banget takjub ya Le." gurau Jihoon.

"Gue nggak kepikiran sampe kesitu."






•••••








Rintik-rintik hujan mulai turun tapi tidak menghambat laju motor Haechan. Sudah 3 jam dia berkendara sendirian. Pikirannya kacau. Yang dia pikirkan sekarang hanya secepatnya bisa bertemu Ryujin.

Karena kecepatan Haechan lebih dari biasanya, hanya butuh waktu 3,5 jam dia sudah memasuki desa tempat Ryujin KKN. Padahal normalnya dari desa Haechan ke Ryujin memerlukan waktur 4 jam lebih. Mungkin juga karena sudah hampir tengah malam dan juga musim hujan, sehingga jalanan tidak seramai biasanya.

Haechan sampai didepan posko KKN setelah bertanya ke warga desa yang kebetulan masih banyak warga yang cangkruk. Haechan memarkir motornya dihalaman rumah. Masih terlihat teman-teman Ryujin yang masih duduk diluar sambil main uno.

Haechan melepaskan helmnya, lalu jalan mendekati gerombolan itu dengan tangan terkepal. Dari jauh terdengar suara cekikikan mereka menertawakan sesuatu.


"Loh? Haechan?" tanya Chenle yang melihat Haechan karena posisi duduknya menghadap jalan.

Haechan tidak menjawab. Dia semakin mendekat, matanya menemukan sosok yang dia cari, dan...












BUGH..

Haechan langsung melepaskan bogeman ke pipi Junkyu. Karena tidak ada persiapan, Junkyu langsung terjatuh dari bale bambu. Dia menyentuh suduh bibirnya yang ternyata mengeluarkan darah.

Chenle melompat menahan Haechan yang sudah siap meninju Junkyu lagi.

"Chan stop! lo kenapa? Ngomong dulu!" Sekuat tenaga Chenle menahan Haechan.

College Life✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang