49

8.4K 897 462
                                    

Ryujin duduk disebelah tempat tidur Haechan yang saat ini orangnya masih terlelap setelah minum obat siang tadi. Entah karena efek samping obatnya atau memang Haechan yang capek. Karena semalam dia tidak bisa tidur, kakinya terasa sakit. Alhasil Ryujin dan Mamanya Haechan begadang.

Ryujin meraih tangan Haechan, mengusap lembut punggung tangannya. Sedih rasanya yang biasa melihat Haechan ceria, banyak tingkah harus terbaring lemah seperti ini. Sudah dipastikan Haechan tidak bisa ikut menyelesaikan kegiatan KKN. Tidak mungkin dia melakukan banyak aktifitas kesana kemari dengan menggunakan kruk.

"Jin..." panggil Haechan lemah yang akhirnya terbangun.

"Hmm..." Ryujin menoleh, "masih sakit?"

Haechan tersenyum lalu menggeleng. "Mama udah pergi?"

"Tadi waktu kamu tidur, Mama pergi, habis ini balik kesini kok. Kamu butuh sesuatu?"

Haechan menggeleng lagi. "Yang aku butuhin ada disini."

"Males deh bangun-bangun ngerdus." Ryujin sontak menghempaskan tangan Haechan yang dia genggam sedari tadi. Haechan terkekeh melihat ekspresi pacarnya yang menggemaskan itu.

"Oh ya Chan, aku habis ini balik ke desa. Ngga enak kalo kelamaan."

Haechan mengangguk. "Iya, balik sekarang aja, jangan malam-malam, bahaya."

"Nunggu Mama balik dulu."

"Jin...maaf..."

Ryujin menutup telinganya. "Ngga ngga, sekarang bukan waktunya melow. Diem."

"Titip salam sama Junkyu, sama temenmu yang lain aku minta maaf udah bikin keributan. Bilangin belum bisa nemuin mereka, nanti kalo udah mendingan aku bakal minta maaf secara langsung."

Ryujin berdiri, mendekat tepat disamping kepala Haechan. Lalu mengusap-usap lembut rambut Haechan. "Jangan pikirin itu dulu ya, mereka paham kok."

"Aku ngerasa ngga enak-"

Ryujin menaruh telunjuknya dibibir Haechan. "Ngga ada yang marah sama kamu. Junkyu, Jihoon, semuanya baik-baik saja." Ryujin menarik telunjuknya, lalu secara tiba-tiba memberikan kecupan singkat dibibir Haechan. "Jangan kebiasaan terlalu nyalahin diri sendiri."

Haechan menyentuh bibirnya. "Kering ya?" tanya Haechan polos yang sontak membuat Ryujin tertawa.

Ryujin mengambil tasnya lalu mengeluarkan lipbalm. Haechan melihat itu langsung menggeser kepalanya tanda penolakan.

"Ngga mau, kayak cewek."

"Kok buat cewek? Ini vitamin, buat siapa aja, cowok cewek. Lagian ngga ada warnanya."

"Tapi kayak habis makan gorengan.."

Ryujin tidak menggubris Haechan. Ryujin mencondongkan diri lalu melingkarkan tangan kirinya dipucuk kepala Haechan untuk menahannya, lalu mengoleskan lipbalm dibibir Haechan.

Dengan jarak yang begitu dekat, Haechan bisa mencium aroma tubuh Ryujin. Tangan kananya yang tertindih tubuh Ryujin secara otomatis memeluk punggung Ryujin, membuat jarak mereka semakin dekat. "Chan..." peringatan pertama dari Ryujin yang masih mengoleskan lipbalm.

Haechan memperhatikan wajah Ryujin dengan intens. "Cantik..."

Ucapan Haechan berhasil membuat Ryujin menatapnya. Waktu kini terasa berhenti, membiarkan dua pasang mata itu saling menatap sama lain. Tangan Haechan perlahan menarik tengkuk Ryujin, mendekatkan wajah Ryujin ke wajahnya. Hingga akhirnya bibir keduanya saling bersentuhan.

College Life✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang