38

10K 764 162
                                    

Hari minggu yang cerah tapi kontrakan sepi. Terlihat Jeno yang tiduran dipaha Yeji, nonton tv sambil nyemil makanan. Memang dari dulu Jeno yang paling rajin bangun pagi diantara para penghuni kontrakan itu.


"Pagi lur..." Haechan keluar kamar dengan rambut acak-acakan.

Jeno dan Yeji tidak menjawab.

"Sepi banget, emang males semua, ngga ada yang bangun pagi." Haechan nyerocos.

"Lihat jam, lu yang paling siang bangunnya." sahut Jeno.

Haechan ngelirik jam dinding yang nunjukin pukul 11.

"Lembur sampe jam berapa lo, jam segini baru sadar?" tanya Jeno.

Haechan jalan ke dapur, ambil air minum di galon.
"Ngga ngapa-ngapain gua. Yang lain kemana?" tanya Haechan lalu minum air.

"Jaemin Lia udah balik, Lia ada jadwal kontrol pagi. Renjun gatau, gue bangun dia udah ilang."

"Ryujin mana Chan? Lo apain jam segini belum bangun, biasanya dia yang bangun paling pagi loh?" tanya Yeji.

"Ck...dibilangin ngga gue apa-apain." jawab Haechan lalu dia balik ke kamarnya.



Ryujin masih lelap dibalik selimut. Haechan menghampirinya, lalu memposisikan dirinya diatas Ryujin seperti orang siap push up.

"Bangun..." Haechan memberikan satu kecupan di pipi Ryujin tapi tidak ada respon.

"Udah siang..." Satu kecupan lagi mendarat di pipi.

Karena tidak ada respon sama sekali, Haechan menindihi tubuh Ryujin. Dan sukses membuatnya bergerak-gerak.

"Chan...berat, minggir..." gerutu Ryujin yang masih merem.

Haechan memegang kedua pipi Ryujin, menekannya sampai bibirnya manyun.

"Banguuun, udah siang, ayo makaaaaaan..."

"Minggir, sesek Chan!!!"

Ryujin membuka matanya. Haechan berubah posisi jadi duduk, tapi tetap diatas tubuh Ryujin.

Haechan mengulurkan kedua tangannya. "Ayo...Jeno udah order makanan tadi."

"Iya iya minggir, aku mau cuci muka dulu.."

Bukannya minggir, Haechan malah senyum-senyum.

"MINGGIR!!!"

"Buset galak amat, ngga inget apa semalam--"

"DIEM!!!"


Akhirnya Haechan keluar kamar duluan. Dia langsung duduk dimeja makan. Jeno dan Yeji masih anteng didepan tv. Tidak lama Ryujin keluar kamar dengan menguncir rambutnya yang mulai memanjang.

Haechan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat Ryujin yang masih memakai baju tidurnya yang kebesaran itu.

"Kenapa sih?" tanya Ryujin lalu duduk didepan Haechan.

Haechan menahan tawa dengan menggigit bibir bawahnya.

Ryujin menatapnya tajam. "Kenapa?"

"Sorry yang, kayaknya semalam aku ngelakuinnya terlalu kuat dan...banyak..."

Ryujin meraba lehernya. "Dibilangin juga...terus gimana? Ngga mungkin diplester semua, yang ada aku dikira percobaan bunuh diri." kata Ryujin melas.

Haechan terkekeh. "Sorry sorry, pake turtle neck aja."

Ryujin mengecek dadanya juga yang ternyata banyak tanda merah, lalu cemberut natap orang didepannya itu. "Haechan ih...bilangnya ngajak tidur, malah gini.."

College Life✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang