Masih dengan 8 sekawan yang kini tengah memasuki dunia perkuliahan dan jauh dari orang tua.
⚠️jangan baca ff kalo tidak bisa bedakan mana fiksi mana real
⚠️tidak untuk anak dibawah umur✋🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Air mata Lia terus mengalir. Yeji dan Ryujin tidak tau harus bereaksi seperti apa. Tespack 2 garis harusnya menjadi berita yang membahagiakan jika memang tepat pada waktunya.
Ryujin mengambil tespack dari tangan Lia, "Ini garis satunya ngga jelas, belum tentu akurat. Besok gue beliin yang lebih bagus." kata Ryujin mencoba menenangkan Lia yang sekarang dipeluk Yeji.
"Makan dulu yuk.." ajak Yeji. Tapi Lia menggelengkan kepala, matanya sangat sembab. Dia tidak tau harus gimana.
"Makan diluar yuk, fuyunghai kesukaan lo..." Ryujin juga membujuk Lia. Percuma, Lia sekarang menuju kamar dengan langkah gontai.
Yeji dan Ryujin hanya bisa melihat Lia dengan tatapan sedih. Mereka juga bingung harus sedih karena temannya MBA atau senang karena temannya akan punya anak.
"Jin...hp lo bunyi..." kata Yeji yang mendengar suara ringtone hp Ryujin.
"Pasti Haechan, dikasih tau sekarang apa ngga ya Ji?"
"Jangan dulu gimana? Lo bilang belum akurat juga kan?"
"Gue juga ngga tau, kan asal ngomong."
"Jangan bilang dulu deh..."
Ryujin mengambil ponselnya yang berada dikamarnya lalu mengangkat telpon yang benar dari Haechan.
