Tasya pun mentertawakan jiwa-jiwa sinetronya yang dengan dramatis pergi meninggalkan apartemen padahal tidak hapal daerah. Benar benar alay.
"Kalau di drakor biasanya suka ketemu oppa oppa gasih ? Bismillah ditabrak oppa." Tasya bermonolog aneh.
Kegiatan halu Tasya benar benar terganggu karena Leon yang menelponya dari tadi. Padahal ia sudah membuat banyak fake scenario diotak untuk menciptakan drama nya sendiri.
"Lu mau sih gue block, aduh tapi kalau gue nyasar gue nelpon siapa ?" Gumam nya sebal sembari mematikan ponsel nya agar tidak ada yang menganggu jalan pagi nya ini.
Tasya pun melanjutkan perjalannya yang entah tujuannya kemana. Tapi di tengah perjalanan, Tasya bertemu dengan Gilang.
"Tasya." Panggil Gilang dari kejauhan.
Tasya pun yang sedang berjalan merasa terpanggil dan berhenti lalu menengok ke belakang. Benar saja itu adalah Gilang yang membawa kresek makanan.
"Eyyo bestie." Sapa Tasya membuat Gilang mengernyit.
"Ini anak sejak putus kelakuannya emang agak aneh sih." Gumam nya dalam hati.
"Lo ngapain disini ?" Tanya Gilang.
"Morning walk, lo ?"
"Makanan, biasa si Ezra minta beliin."
Lalu Tasya hanya mengangguk singkat.
"Eh lo bukanya lagi sama Leon ya ? Kok disini ?"
"Well hello ? Lo pikir gue harus bareng dia 24/7 ? Gila kali."
"Yakin lo cuma morning walk ? Gak ada yang lo tutupin ?"
"Lagian ya kalau ada yang gue tutupin juga kenapa ? Lo siapa ?"
Gilang tak sempat membalas karena ponselnya berbunyi karena Leon menelponnya.
"Halo sayang." Sapa Gilang membuat Tasya geli.
"Setan, gue tinggal lo di Korea."
"Sayang kamu kok gitu ?!"
"Geli goblok !"
"Bangsat, apa sih mau lo apa ?"
"Tasya kabur."
Mendengar hal itu gilang pun melihat ke arah Tasya yang tersenyum manis, Gilang pun hanya mengangguk karena sudah menduganya.
"Terus ?"
"Ya lo pikir lo harus ngapain kalau tau Tasya kabur ?"
"Ya kenapa ? Gue harus apa ?"
"Lo kok bisa temenan ama gua anjing, bingung, tolol begini kok gua betah."
"Kan service gua mantep bang."
"Lang demi Allah lu ketemu gua abis ye."
"HAHAHAHA."
"Pokoknya kalau lo ketemu Tasya, bawa balik."
"Yaaaa."
"Gak usah sok imut."
"Lo pada dasarnya emang udah gasuka ama gue ya anjing !"
"Yaaaa." Balas Leon dengan nada yang sama.
Gilang langsung mematikan sambungan sepihak dan menggelengkan kepala. Kalau dipikir pikir pagi ini mood nya sedang random.
"Lo kenapa Sya ?"
Tasya pun kebingungan dengan pertanyaan Gilang.
"Gue ? Aneh banget pertanyaan lo ya gue kenapa ?"
"Iya lo kenapa kabur ?"
"Siapa yang kabur sih ? Udah gue bilang gue tuh morning walk."
"Jangan bohong deh, gue tau semuanya."
"Dih dukun lo ?"
"Cerita sama gue."
"Ah males, capek ngomong."
"Ketik ?"
"Capek tangan."
"YA TERUS GIMANA DONG, LO CERITA."
"Kapan kapan aja ya ganteng, gue males bye-" Hampir saja Tasya kabur kalau pergelangan tanganya tidak ditahan.
"Kebiasaan lo kabur dari masalah."
"Lo kalau jadi gue juga muak kali."
Akhirya Tasya pun menceritakan semuanya kepada GiLang dengan malas. Alasanya kabur dan alasanya belum bisa memaafkan Leon.
"Lo masih sayang kan sama dia ?"
"Hello menurut lo ? Lo pikir gue gak kecantol sama oppa oppa disini ?"
"Masih, lo masih sayang."
"Ck, terserah."
"Gue ngerti Sya posisi lo. Tapi untuk sekarang mending lo balik karena ini bukan wilayah lo, gue gak akan bilang kalau gue ketemu lo ama Leon. Jadi keputusan ada di lo, lo mau balik kapan juga terserah karena gue tau kondisi lo."
"Hmm."
"Jadi mau bareng apa engga."
"Gak dulu, gue mau jalan jalan."
"Hati-hati, gue balik duluan ya, soalnya pasti gue udah diumpat sama si Ezra anjing."
"Okee, thank you ya kak, i'll be back soon. Maybe."
"Take your time."
Setelah itu Gilang dan Tasya pun berpisah di tempat itu, Gilang menuju apartemen sedangkan Tasya mampir ke 7 eleven.
Tasya hanya membeli ramen dan soda, ia lalu duduk di kursi depan yang kosong. Tanpa ia sadari seseorang mengawasi nya dari jauh.
Dan benar saja, saat suapin terakhir ramennya. Mulutnya dibekap oleh seseorang sampai akhirnya Tasya mengumpat dan pingsan.
Cieee double update nih, enjoyy <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Teen FictionKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?