"Sya, lo ngapain anjir nangis nangis di jalan kayak tadi ?" Tanya Putri.
"Ya lo bayangin aja, capek gue acting terus emang gue artis anjir."
"Lo mah anjir, terus itu tangan lo ada bekas cutter kenapa ?"
"Gapapa." Sambil menutup lenganya dengan baju panjangnya.
"Anjir gue ngerti jangan bilang lo cutting, ngaku lo sya !"
"Iya gue cutting."
"Sya, lo ngapain sih lo mau mati apa gimana sih."
"Bercanda anjir, gamungkin pikiran gue se bodoh itu please."
"Boong lo, cutting kan lo !"
"Setan, ini gak sengaja kena bukan cutting."
"Terus kenapa bisa kena cutter ?" Tanya Putri menyelidik.
"Ya tadinya dia tuh mau bawa gue ketemu nyokapnya pas pulang sekolah, tapi kan Kevin jemput gue jadi yaudah gue sama Kevin. Eh pas dirumah, gue lagi nangis bombay gara gara kesel dan lagi nge kliping makalah, dia tiba tiba dateng dan ngetuk pintu kamar gue. Ya gue kaget lah makanya sampe baret panjang gini. Dan abis itu gue ke rumah dia, dan ternyata ada keluarganya dia dan tunanganya, jadi gue kesel banget dan pergi dari situ."
"Gue kira lo beneran cutting."
"Mana ada anjir."
"Tapi lo gausah kabur juga kali, lo tadi nangis nangis di jalan kalau ada yang nyulik gimana, untung gue yang nemuin lo tadi kalau orang jahat gimana ?"
"Kan gak diculik, yaudah biarin."
"Anjir !"
Tak lama kemudian, pintu rumah putri diketuk oleh seseorang.
"Sana bukain, takutnya tamu."
"Malaikat Izrail ini mah mau jemput lo."
"Bangsat !'
Setelah itu Putri keluar kamar dan segera menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu dan ternyata sosok yang datang adalah leon.
"Tasya nya mana ?"
"Waalaikumsalam." Ucap Putri sewot.
"Assalamualaikum Putri cantik."
"Waalaikumsalam kakak ganteng."
"Nah boleh sekarang nanya Tasya nya dimana ?"
"Di kamarnya, tapi lo mending jangan ketemu dia dulu deh. Perasaan dia masih belum baik."
"Tapi gue butuh ngomong sama dia."
"Hadeuh, yaudah masuk aja dia ada di kamar gue."
Setelah itu Leon pun pergi menuju kamar Tasya dan ternyata menemukan Tasya yang sedang termenung diatas kasur.
"Sya." Panggil Leon.
"Lo ngapain kesini sih ?!" Kesal Tasya karena ia muak melihat wajah Leon.
"Kalau lo gak kabur tadi ya gue gabakal kesini."
"Terus tujuan lo kesini tuh apa, gue capek tau ga harus bersikap seakan semuanya baik baik aja."
"Sya-"
"Gue capek pura pura, apa susahnya sih lo terima aja pertunangan itu agar gue dapet kepastian di hubungan kita yang sekarang."
"Sya lo kenapa sih, lo tuh pacar gue dan akan selalu kayak gitu, gue ga peduli gue udah tunangan pun ga peduli."
"Lo harus peduli karena itu udah terjadi, intinya mulai sekarang plis jauhin gue, gue capek."
"Terserah lo deh sya, sia sia doang gitu selama ini gue mempertahanin hubungan kita kalau ujung ujungnya lo selalu minta putus dan putus. Emang gue gak capek pertahanin hubungan kita ? Yaudah kalau lo emang mau gue pergi, fine gue bakal pergi. Dan gue harap lo cepet lupain gue supaya hidup lo tenang." Leon mengeluarkan aura dinginya dan pergi meninggalkan Tasya sendirian hingga air matanya keluar lagi.
Asik konflik !
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Novela JuvenilKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?