Rumah sakit.
"Lo dikeroyok gini gimana caranya anjir ?" Tanya Ezra.
"Untung kita nemuin lo, kalau engga lo udah membusuk kali." Balas Gilang.
"Ya gue pulang dari rumah Tasya, terus pas lewat jalan itu, gua dihadang terus dikeroyok. Udah." Jelas Leon super singkat.
"Lo gak ngelawan gitu ? Pasrah aja ?!" Tanya Al.
"Namanya juga dikeroyok goblok, bukan sparing." Balas Gilang kesal dengan pertanyaan aneh Al.
"Gue sendiri, mereka bersebelas kayak gen halilintar puas ?!" Ucap Leon kesal.
"Temen siapa sih tolol banget." Ucap Rafael sambil menoyor kepala Al.
"Gapapa asal ganteng." Ucap Al sambil tersenyum kepedean.
"Yang bilang lo ganteng siapa ? Gapernah denger gue." Sindir Rafael.
"Eh banyak kali, itu ciwi ciwi sekolah suka sama gue." Balas Al melotot.
"Lagian ganteng kalau tolol siapa yang mau." Gilang berbicara datar tapi mampu membuat Al melotot tak terima.
"Anying." Umpat Al.
"Mantap anjing temen gue." Ezra menepuk bahu Gilang.
"Berisik ! Kepala gue sakit nih." Ucap Leon.
"Maap Raden."
"Maap udin."
Tidak lama Thalita pun masuk ke ruangan Leon.
"Hai sayang, kamu udah sadar ?" Tanya nya sambil mengelus kepala Leon.
"Gausah pegang pegang, jijik ! Ngapain lo kesini ?" Tanya Leon dingin sambil menyingkir dari tangannya Thalita.
"Ya aku kan mau liat keadaan kamu, kamu kok gitu ke aku, aku jagain kamu daritadi loh."
"Terus kenapa ? Gue gak minta lo jagain gue, itu kemauan lo jadi gaada urusan nya sama gue. Dan gausah nyari muka depan bokap nyokap gua dah, malesin." Leon menatap wajah teman temanya yang kesal dengan keberadaan Thalita.
"Ih kamu jahat banget, aku tuh tulus sayang kamu." Ucap Thalita manja sambil mengelus kepala Leon.
"Gausah pegang pegang gue !" Leon menunjukkan ekspresi dinginya. "Mending sekarang lu pergi, gua muak liat muka lo asli." Usir Leon.
"Kamu jahat banget, yaudah aku pergi aja." Ucap Thalita kesal.
"Daritadi dong mbak." Celetuk Gilang.
"Alhamdulillah, dadah mbak." Ezra melambaikan tanganya membuat Thalita kesal.
Setelah itu Thalita pun pergi dari ruangannya Leon.
"Bre, gue mau nanya soal Tasya nih." Ucap Al.
"Nanya apaan ? Id line ? Gabakal gue kasih." Ucap Leon sambil memainkan hpnya.
"Apaan sih gajelas banget, gue mau nanya lo sama Tasya tuh lagi kenapa ?" Tanya Al.
"Kenapa gimana ?"
"Iya, sebenernya lo itu ada masalah apa sama Tasya ?"
"Kepo banget."
"Leon gue tonjok lo, gua lagi serius anying."
"Lo mau gue seriusin nih ?" Tanya Leon sambil mengangkat alis bermaksud menggoda Al.
"Aww-" Leon mengaduh kesakitan karena pipinya digeplak oleh Al.
"Jijik bangsat."
"Cepetan lo mau nanya apa ?!" Leon memegangin pipinya.
"Tasya gamau nengok lo, lo ada masalah sama dia ?"
"Hmm ada gak ya, ah gatau. Bodo amat dia mau kesini atau kagak." Jawab Leon sambil mengambil hpnya lagi.
"Lo mah gak dijelasin."
"Gue lagi gak mood bilang."
"Gue udah baik baik peduli sama sahabat gue tercinta, eh si bangsat gak jelasin ke gue."
Setelah itu tidak lama Gilang, Al, Rafael dan Ezra pun pulang dari rumah sakit.
~
"Sya besok lo flight jam berapa ?" Tanya Reva.
"Gatau, Kevin belum ngabarin." Jawab Tasya.
"Ya tanyain lah, malah diem." Suruh Putri
"Sewot banget sih lo, ini gue mau nanya." Balas Tasya.
Setelah itu Tasya pun mengambil hpnya yang berada di meja dan langsung menghubungi Kevin.
"Halo vin."
"Maaf pulsa anda kurang."
"Enak aja, sulthan gue mah."
"Wkwkwk bercanda gue."
"Besok flight jam berapa ?"
"Jam 11 sya."
"Berati ke airport jam 9 aja kali ya."
"Iya, kita dari bandung jam 5 atau 6 aja, siap siap pokoknya biar gak macet. Nanti kalau ditinggal lo gak jadi liburan deh."
"Ih amit amit, jangan sampe lah."
"Ya udah sya besok pagi gue jemput lo ke rumah ya."
"Oke, see you."
"Lo udah packing ?"
"Udah, yakali belum."
"Memastikan aja kali, jangan lupa bawa coat, scarf, segalanya yang lo perluin."
"Nee oppa."
"Jijik banget oppa oppa."
Setelah itu Tasya mematikan telponyam
"Giman sya flight jam berapa ?" Tanya Putri
"Jam 11 flight nya."
"Terus lo ke Jakarta nya jam berapa ?" Tanya Putri.
"Dari Bandung jam 6, biar gak macet."
"Hati hati ya lo, balik harus bawa pacar orang sono." Ucap Putri.
"Tuh si Kevin." Balas Putri.
"Apaan muka dia kagak ada korea korea nya !" Balas Tasya sewot.
"Lah kan putih, bisa kali."
"Ngaco udah diem, temen gue ngaco besoknya meninggal." Sindir Reva membuat Tasya tertawa keras.
"Lo beneran ga akan ke Ka leon dulu ?" Tanya Putri setelah meredam kesalnya.
"Engga ah."
"Kalo nanyain lo kita berdua jawab apa ?" Tanya Reva.
"Melepas penat dari kehidupan gue yang rumit ini." Jawab Tasya sambil meregangkan tanganya.
"Jawab Liburan aja susah amat." Balas Putri.
"Nah itu tau, ngapa nanya lagi."
"Kan memastikan."
"Pasti nanti dia ke rumah lo." Ucap Reva.
I'm not sure dia bakal ke rumah gue setelah kejadian kemaren actually, batin Tasya.
"Yaudah, nanti bunda yang bilang."
"Nanti dia nyusul lo ke korea." Ucap Putri.
"Ya gabakal gue kasih tau gue dimana, gampang."
"Ya terserah lo dah."
"Lagian gamungkin dia nyusul, gabut banget."
"Liat aja nanti."
"Ya udah."
Setelah itu Putri dan Reva pulang setelah membantu Tasya mempacking barang barang untuk di bawa ke Korea besok.
Corona cepat lah menghilang, akuu rindu sekolah 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Teen FictionKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?