"Yaallah kenyang banget." Tasya tergeletak diatas kursi.
Dirinya ditinggal berdua dengan Kevin sedangkan tante Mia pergi ke ruang tamu karena ada tamu datang.
"Emak lo anjir bener bener dah." Tasya mengusap perutnya yang sedikit membuncit karena terlalu banyak makan.
Tahu kan tipikal ibu ibu kalau melihat yang kurus ?
"Ayo nambah terus sya, kamu itu kekurusan." Itu kata tante Mia tadi. Namun karena ingin menghargai tuan rumah, jadi Tasya terpaksa makan daging lebih banyak.
"Yaampun." Keluh Tasya lagi. Kalau bahasa sunda itu disebut eungap karena terlalu banyak makan.
"Berisik lo, ngeluh mulu. Baru juga segini." Balas Kevin yang masih menikmati selada nya.
"Bacot, gue pulang jadi babi salah lo ya."
"Bodo amat."
"Huhu perut guee jelek gini." Keluh Tasya membuat Kevin menoleh pelan. Dan setelah diteliti dibagian mana buncitnya tidak ada.
"Rata kek triplek gitu lo bilang buncit ?"
"Heh gendut banget ini-"
"Lo tuh harusnya bersyukur makan banyak pun berat lo ga nambah. Coba bayangin banyak orang diluar sana yang ingin kurus kayak lo tapi susah banget. Harus bersyukur sya." Kevin berbicara panjang lebar membuat Tasya menganga kagum. Tumben pikirnya.
"Yaallah serius ini elo ?" Tasya berdecak kagum.
"Apa sih lagi serius juga."
"Iye dah kerenn."
"Sialan !"
Setelah itu Tasya dan Kevin pun pergi untuk ke apartemennya Tasya yang tidak jauh dari rumahnya Kevin. Tidak lama, sampailah mereka di sebuah gedung apartemen mewah membuat Tasya melongo.
"SERIUS INI ?"
"iyaa."
"Gile anjir bagus banget."
"Iya lah, gue yang milih."
"Halah. Tapi bagus juga deng milihnya." Tasya terkekeh membuat Kevin berdecak.
"Udah ayo buruan."
"Lantai berapa emang sih ?"
"20."
"HAHHH ? KOK ATAS BANGET SIH ?!"
"jing, lo mau dibawah bawah ? Gak bisa liat apa apa gitu ?"
"Suwer tapi kejauhan gila, gimana kalau semisal gue kebelet pup terus lari lari ke lantai 20."
"Gausah primitif anying, di lobby nya juga ada WC."
"Ah masa sih."
"Ck tau ah ribet ngomong ama cewe."
"Apaan dah, gue hanya memperkirakan segala kemungkinan yang akan terjadi."
"Yaudah ayo."
Setelah itu merena pun menaiki lift untuk ke lantai 20. Tidak lama mereka pun sampai di lantai 20 dan Kevin bertemu dengan temannya yang tinggal disitu juga. Mereka pun bertegur sapa dengan menggunakan bahasa korea. Tasya cemberut, sia sia ia menonton drama korea jika percakapan begini saja ia tidak paham.
"Kevin." Panggil Tasya.
"Kenapa sya ?" Balas Kevin.
"Kalian ngomong apa sih ? Udah anterin gue aja dulu ke kamar, ngobrol nya nanti lagi." Ucap Tasya membuat lawan bicara Kevin ikut terdiam karena tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Fiksi RemajaKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?