Part 28

109 5 0
                                    

Tasya masih sempat untuk menelpon Reva sebelum pesawat lepas landas sekitar 10 menit lagi.

"Apa sih lu ? Belum berangkat ?"

"10 menit lagi."

"Terus ngapain nelpon gue ? Kangen ? Anjir-"

"Pede banget lo, ini kak leon nanya gue dimana bukanya kalian udah bilang ya."

"Udah, terus lo jawab apa ?"

"Gue bilang pergi ke hati lo, canda deng, ya ngga gue jawab lah ngapain."

"Keknya dia ga percaya sama kita makanya nelpon lo lagi."

"Ah bodo gak gue kasih tau."

"Emang tega lo jadi orang."

"Lagian maksa banget."

"Udah kan gaada yang penting ? Gue mau balik ke kelas nih."

"Emang lu dimana anjir ?"

"Kantin, setan fisika ngantuk banget."

"Emang bener bener hidup lo ya."

"ANJIR GUE MATIIN YA, KITA TERCIDUK BU JUJUU ANJING-"

"HAHAHAHAH PUAS." Tasya tertawa puas ketika telponya dimatikan secara sepihak membuat Kevin menggeleng aneh disebelahnya.

"Seneng banget keknya lo." Celetuk Kevin.

"Ga suka gue seneng hah ?!" Balas Tasya galak.

Mereka berdua sudah duduk di kursi pesawat.

"Apaan si marah marah mulu lo."

"Ah diem ! Gue mau tidur."

Dan setelahnya tepat ketika pesawat lepas landas Tasya tertidur pulas.

~

Pukul 3 pas semua sudah berkumpul di rumah Leon kecuali Thalita. Bahkan Ezra yang biasanya telat pun tidak telat karena takut ditinggal.

"Tuh cewek kalau 5 menit gaada gua tinggal nih." Gerutu Leon karena Thalita belum sampai.

"Telpon lah, jangan kayak orang susah." Celetuk Ezra membuat Leon melotot.

"Ck nyusahin aja." Akhirnya dengan terpaksa Leon menelpon Thalita.

"Halo sayang."

"Yang yang palalu." Balas Leon kesal.

"Ih kok kamu jahat banget sih-"

"Berisik, lo dimana sekarang ?"

"Ini di lampu merah deket komplek kamu."

"Jangan lama lama, gue tinggal nanti."

"Iya say-"

Leon dengan cepat mematikan sambungan, enggan berlama lama menelpon. 5 menit kemudian Thalita sampai.

"Lama amat sih lo." Gerutu Ezra melihat Thalita yang kelelahan membawa barang.

"Macet tau." Balas thalita.

"Alesan aja, kalau macet juga kita semua gaakan nyampe sekarang." Gilang berkata sinis lalu akhirnya mereka tidak mau berdebat lagi.

Mereka segera pergi ke jakarta dengan posisi duduk Leon dengan supir di depan, Al dan Thalita di tengah, sedangkan Gilang, Rafael dan Ezra di belakang.

Beruntung di mobil Alphard terdapat celah dibagian tengah jadi mereka tidak usah berdekatan dengan Thalita.

"Sayang aku mau lagu one direction dong." Ucap Thalita membuat sosok sosok yang berada di mobil marah.

Leon Edward AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang