Part 4

399 17 0
                                    

Flashback On.

Hari jumat Leon, Gilang, Rafael dan Al tidak masuk sekolah karena menghadiri pertunangan Leon dengan Thalita. Hanya Ezra yang tidak, ia sengaja masuk agar Tasya tidak curiga.

Ezra mempercepat langkahnya kala ia melihat Tasya. Feeling nya mengatakan bahwa Tasya akan menanyakan keberadaan Leon.

"Kak Ezra !" Panggil Tasya.

Nahkan benar, batin Ezra.

"Eh neng geulis, kenapa neng ?" Tanya Ezra pura pura santai padahal sebenarnya panik.

"Leon mana ?" Tanya Tasya.

"Leon ada urusan, tadi pagi bilang ke gue."

"Hah masa sih ? Kok gak bilang ke gue ?"

"Sibuk kali Sya, gak sempet ngabarin lo."

Tasya menganggukan kepala. "3 temen lo mana kak ? Sendirian aja."

"Mereka mabal lah biasa ke markas."

"Semesta pasti sedang tidak baik baik aja nih kalau lo gak ikutan bolos." Canda Tasya.

"Ya Allah kayaknya emang impossible aja ya kalau gue gak mabal."

"Iya."

"Heh !"

"Haha bercanda kak. Yaudah makasih ya." Setelah itu Tasya berjalan menjauh.

Ezra termenung, membayangkan apa yang akan terjadi kalau Tasya tahu bahwa pacarnya sedang bertunangan dengan cewek lain.

~

"Put, Rev !" Panggil Tasya membuat kedua orang itu menoleh.

"Apaan ?"

"Ntar balik sekolah anterin gue ya." Balas Tasya.

"Kemana ?"

"Ke rumah kak Leon." Jawab Tasya.

"Dih mau ngapain lo ? Mau ngelamar kak Leon ya lo ?"

"Iya, bawa seserahan ya." Balas Tasya jengah.

"Sinting anjing."

"Lo yang sinting ya."

"Ck udah udah emang mau ngapain ?" Ucap Putri melerai Reva dan Tasya.

"Gatau, feeling gue buruk aja. Dari kemaren dia gak ngabarin."

"Dibayar gak nih ?!" Tanya Reva membuat Tasya kesal.

"Matre banget sih lo."

"Idih kalau gamau yaudah gaakan gue anter."

"Yaudah iya dah serah."

"Oke !" Balas mereka serempak membuat Tasya memutar bola mata malas.

~

"Hai sayang, aku seneng banget deh dijodohin sama kamu." Ucap Thalita manja seketika membuat Leon ingin muntah.

"Bisa diem gak sih anjing ? Muak gue denger lo." Balas Leon sinis.

"Eh inget ya kalo bukan papah gue, lo ga akan bisa kaya sekarang !" Ucap Thalita.

"Eh sebelum ada papah lo pun hidup gue tentram. Semenjak papah gue bikin proyek sama papah lo tuh, hidup gue gak tenang anjing !" Balas Leon super kesal. Ia benar benar ingin menonjok Thalita kalau ia bukan seorang perempuan.

"Terserah lo mau bilang apa yang penting gue bisa tunangan sama lo !" Ucap Thalita sambil berjalan meninggal Leon.

"Cewek belagu, nyusahin hidup gue aja bangsat !" Gumam Leon.

Setelah itu acara pertunangan pun mulai. Mereka berdua saling bertukar cincin. Thalita memeluk Leon bahagia terpaksa membuat Leon balas memeluknya, tidak lain karena banyak tamu juga disini. Ia harus menjaga sikap dan ia juga harus terlihat seperti menerima pertunanganya ini.

~

"Buset rame bener, kawinan sapa nih Sya ?" Tanya Putri bingung.

Di halaman rumah Leon sudah banyak motor dan mobil terpakir. Tasya mendengus, bisa bisanya ada acara besar seperti ini namun Leon tidak bilang.

"Ya gatau, tanya aja satpam nya ah." Balas Tasya.

"Punten pak, ini ada acara nikahan ya ?" Tanya Reva.

"Bukan dek, ini pertunanganya den Leon." Jawab satpam tersebut.

Sontak ketiga orang tersebut syok dan mengaga lebar. Tasya langsung lari untuk membuktikan dan benar saja ketika ia sampai ke depan pintu rumahnya, pemandangan Leon yang sedang berpelukan dengan Thalita dapat ia lihat dengan jelas.

Leon terkejut bukan main dan langsung mendorong Thalita. Tasya tertawa miris sambil lari keluar dari rumah Leon.

"TASYA !" Panggil Leon hendak memgejarnya namun ditahan oleh Thalita.

Kedua sahabatnya Tasya yaitu Putri dan Reva segera mengajar Tasya yang berlari sambil menangis. Teman teman Leon pun sama syok nya, tidak menyangka akan kehadiran Tasya disini.

"Semesta emang main main ya sama gue." Ucap Tasya sembari mengelap air matanya.

Flashback off.

Leon Edward AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang