Part 25

141 9 0
                                    

Line.

Leon
Gua di markas.

Ezra
Ya terus, masalah buat gue ?

Gilang
Eh kok lo di markas ?

Al
Sekolah lu ?

Leon
Iye, buruan kesini

Rafael
Ih gua jadi lu mah kagak bakal sekolah anjir

Setelah itu Gilang, Al, Rafael, dan Ezra pun menyusul Leon ke markas.

"Lo udah sembuh emang din ?" Tanya Ezra.

"Belum." Jawab Leon singkat.

"Ya terus ngapain sekolah anying ?!" Tanya Gilang.

"Ya terserah gua anjing, ribet amat lo."

"Yee sewot banget lu."

"Yaudah sana lo ke kelas ngapain kesini ?" Titah Rafael.

"Mana ada nih si Udin mau belajar, kerjaan dia kan hanya menyusahkan orangtua. Ya gak din ?" Ezra mengangkat angkat alisnya membuat Leon menoyor kepalanya.

"Ih Leon kasar banget sama aku." Ucap Ezra sok imut membuat yang lain ingin muntah.

"Lu ngaca deh anying muka lo gimana, jijik bangsat." Ucap Al.

"Ih kok kamu gitu sama akuu Al." Ezra melingkarkan tanganya di lengan Al.

"EZRA HOMO ANJING LEPASIN." Teriak Al kesal.

"Kamu jahat banget ih gasuka." Ezra bertingkah ala cewek membuat yang lain tertawa kecuali Al.

"Udah ah jijik anying." Lerai Gilang.

"Lo gak ketemu Tasya ?"

"Gak, harus gue terus yang nyamperin ?" Leon memainkan ponselnya.

"Ih kayak cewek Leon, manja." Ucap ezra. Masih mendalami peran nya tadi.

"Serius lo berdua gak jelas banget." Ucap Rafael mengabaikan Ezra yang masih mengganggu Leon.

"Udah tau gak jelas, masih lo urusin." Leon memang seperti itu. Maklum.

"Anying, namanya gue peduli !" Rafael berdecak.

"Lagian aneh banget Tasya tiba tiba ngejauh." Gilang ikut ke dalam pembicaraan.

"Gara gara gua udah tunangan kali, gatau." Leon benar benar cuek.

"Halah, kalian pasti punya masalah. Udah tau gue mah." Ucap Al.

"Masalah apa atuh aa, cerita sama aku sini." Demi tuhan Leon ingin menendang wajah Ezra saat ini juga.

"Kalau lo emang sayang sama dia, kejar, pertahanin, bukan malah diem diem manja kayak gini." Ucap Rafael.

"Asik manja gue dipake." Celetuk Ezra.

"Berisik sia !"

"Gue sayang ama dia, tapi cewek tuh kadang bikin emosi."

"Emosi gimana sih ?" Tanya Rafael heran.

"Di kantin, dia ngobrol berdua sama cowo padahal ada gue, gimana gue gak kesel." Leon menunjukan muka kesalnya.

"Anjir Leon bisa cemburu ?!" Syok Gilang.

"Bisa lah geblek." Balas Ezra.

"Santai anying."

Leon Edward AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang