Gilang tetap tenang saat memasuki apartemen meskipun yang lain panik masalah Tasya kabur.
"Tasya gak ada sama lo ?" Tanya Leon.
"Engga." Balas nya tenang sambil menyimpan belanjaanya di atas meja.
"Yuhuu ayang, makanan gue mana ?" Ezra datang dengan wajah ceria. Sedangkan Gilang yang sedang malas menanggapi Ezra hanya mendengus.
"Meja."
"Asik thank you."
"Tasya gak bisa gue lacak, kemungkinan hp nya dia matiin." Ucap Rafael.
"ANJING !" Leon berteriak marah sambil mengacak rambutnya kasar.
Temen temen Leon hanya diam, tidak akan ikut campur. Karena kalau mereka ikutan heboh mereka akan kena imbasnya jadi lebih baik mereka diam dan tenang.
"Ya Tuhan lo kemana sih Sya." Ucap Leon frustasi sambil terus menelpon Tasya.
~
"Omg dimana gue ?" Tasya mengerjapkan matanya pusing. Ia mendengus kala menyadari bahwa tanganya diikat.
"DIEM LO !" Ucap seorang laki laki dengan pakaian serba hitam.
"Apaan anjir gak jelas lo."
Tasya hanya menguap bosan. Namun seketika matanya membelak.
"Wait ? HELLO GUE JAUH JAUH KE KOREA DICULIK ORANG INDO ? ASTAGAA !" Umpat nya kesal membuat lelaki tersebut mengernyit.
"Lo banyak omong banget sih."
"Kayak banyak banget option yang bisa dipake untuk culik gua ? Tapi kenapa dia malah milih lo ? Eww gue trauma ama indonesian."
"Lo nih berisik ya."
"Gue geulis bandung nih, lo orang mana deh. Aksen nya sih betawa banget ? Jaktim ya lo ?"
"Lo gak jelas, gak usah sok kenal."
"Heh, lo yang gak jelas tai, gue lagi enak enak makan ramen malah dibekap."
"Berisik. Gua tuh gak paham ya sama lo, udah diselingkuhin masih aja dipertahanin, bego lo ?" Tanya laki laki tersebut membuat Tasya tertawa keras.
"Yaelah namanya juga remaja. Dih kasian banget lo kayaknya gak pernah bucin ya, lo pernah muda gak sih bang ? Aneh banget."
Sungguh, laki laki itu benar bingung dengan tingkah gadis ini. Bukan hanya laki laki itu, Tasya pun menyadari sifatnya sejak lama banyak yang berubah, ia lebih tenang dalam segala situasi, dan mulutnya semakin ceplas ceplos.
"Lo ngatain gua ?"
"Yaiya lah, lo pikir gue ngatain tuh kursi ? Ih tolol nih-"
"DIEM ! DIEM GUE BILANG !" Bentaknya namun Tasya tetap tenang.
"Kalau lo mau selamat, lo jauhin Leon. Lo tau dia udah tunangan kenapa masih nempel ?"
"Bang anjing gue mulai kesel nih, ish lo tuh kalau nyulik pasti merhatiin gua kan ya ? Nah lo kan tau yang ngejar ngejar gua si Leon. Yaelah gua primadona gini, banyak yang suka-"
"Lo kalau gamau diem gue bunuh sekarang."
Tasya akhirnya terdiam. Cari aman, siapa tahu orang dihadapanya ini benar benar berbahaya.
"Gua gak butuh alasan sampah lo, pokoknya gua mau lo jauhin Leon. Dan kalau gua masih liat lo sama Leon, gue yakin lo gak akan selamat."
Tasya mengangkat bahu nya membuat laki laki tersebut marah.
"PAHAM GAK LO ?"
"YA SANTAI ANJING ?!"
"LO KEBANYAKAN NGELAWAN GUE ABISIN !"
"LAH BERANI EMANG LO ? HAHAHAHA."
"Gini ya, lu kalau nyuruh gua jauhin Leon dari lama juga udah. Nah kenapa gak lo aja yang ngomong langsung ama dia ? Takut lo ? Wakaka badan aja gede-"
"Lo berisik bener."
"OH WAIT INI AGAK SUS SIH BENER." Jerit Tasya.
"GUE BARU NYADAR DAH LO SUKA AMA LEON BANG ?"
"Sinting nih cewek."
"Homo lo ?" Tanya Tasya takut takut.
"Lo beneran gua bunuh mau ?"
"Tapi gapapa sih bang, gua tau Leon tuh sangat amat attractive tapi ooh gue gatau kalau ternyata lo tertarik juga." Goda Tasya sambil mengangkat alis.
Tasya sebenarnya hanya pura pura bego, ia yakin orang didepanya hanya orang suruhan.
"Anjing, awas ya lo kalau lo masih deket deket ama Leon gue jamin hidup lo gak akan selamat."
"Terserah."
Laki laki tersebut lalu berbalik dan menelpon seseorang.
"Bos udah gue sekap terus mau gue apain lagi ?" Tanya lelaki itu kepada seseorang yang ia telpon.
"Chill, selagi belom gue suruh apa lo jangan apa apain dia."
"Gak akan bos, dia gila."
"Emang, lo udah bilangin apa yang gue suruh ?"
"Udah bos."
"Oke bagus, intinya kalau belum ada perintah jangan. Sekarang lo pergi tinggalin aja dia, kalau gue suruh balik baru lo balik."
"Oke siap bos." Lalu seseorang itu mematikan telpon. Lelaki itu pun meninggalkan Tasya sendirian di gudang.
Tasya hanya mendengus sembari menyenderkan badanya. Untuk apa ia meneriaki laki laki tidak jelas itu, Buang buanh tenaga. Yang sekarang ia pikirkan mungkin ini adalah salah satu skenario drama nya sendiri.
Entahlah ia hanya berharap seseorang menemukanya karena ia benar benar lelah.
~
"Thalita mana ? Gua kok ga liat dari tadi ya ?" Tanya Al.
"Yaelah rindu lo ama dia ? Xixixi." Tanya Ezra membuat Al mendengus.
"Jalan jalan kali." Ucap El acuh.
Tidak lama kemudian seseorang yang mereka cari datang, membuat seluruh perhatian tertuju padanya.
"Apa sih liatnya biasa aja kali." Sebal Thalita.
"Lo dari mana ?"
"7 eleven, kenapa ?"
"Lo liat atau ketemu Tasya ?"
"Engga." Balas Tasya.
Kali ini Gilang merasa resah. Kemana Tasya pergi karena ini sudah hampir satu jam sejak tadi.
Akhirnya gilang pun menyuruh Leon untuk mengecek Tasya ke partemennya.
"Woy lu mending cek apart nya, siapa tau dia udah balik tapi habis batre."
Semua yang mendengar saran Gilang pun menggangguk setuju.
"Ya udah bentar."
Setelah itu Leon pun keluar dan mengecek apartemen milik Tasya. Sesampainya disana ia malah bertemu dengan Kevin yang juga panik karena Tasya tidak bisa di hubungi.
"Lo ngapain kesini ?" Tanya Kevin malas.
"Lo sendiri ngapain kesini ?" Tanya Leon.
"Lo tinggal jawab susah amat, gue kesini ya mau nyari Tasya. Lo kalau cuma mau ribut mending pergi."
"Lah emang lo gak sama Tasya ?" Tanya Leon.
"Tolol, ya lo liat gue ama dia sekarang gak ? Tadi kan dia pergi dan gue kira udah balik, ternyata belom makanya gue panik."
"Gue juga, gue telpon dari tadi ga aktif makanya gue kesini." Ucap Leon.
Mereka pun sama sama resah memikirkan Tasya yang berada dimana sekarang. Dimana pun ia, semoga Tasya tetap aman.
Mulai tegang wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Roman pour AdolescentsKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?