"Anjir gabut banget, ke rumah Tasya gak ya ? Tapi kalau gaada Tasya nya gimana ? Alah biarin aja paling nanti tante nyuruh dia balik karena ada gua." batin Kevin.
Setelah kevin menggerutu, ia akhirnya pergi ke rumah Tasya sendirian. Apartemenya terasa sepi, juga orangtuanya tidak ada karena sudah kembali ke Korea untuk mengurusi pekerjaanya.
"Assalammulaikum."
"Waalaikumsalam, eh kak Kevin." Ternyata Lava yang membuka pintu.
"Eh ada lava, bunda mana ?"
"Bunda lagi pergi sebentar ke depan."
"Kamu sendirian dong di rumah ?"
"Ih mana berani aku sendiri, ada bibi di belakang."
"Tasya nya kemana ?"
"Pergi sama kak Leon."
"Sialan lo Leon, gercep banget heran." Batin kevin.
"Kak Kevin, heyy !"
"Eh iya sorry, btw Tasya udah lama perginya ?"
"Lumayan."
Tidak lama Lava dan Kevin pun berbincang bincang hingga tidak sadar bahwa bunda Tasya sudah datang.
"Eh ada Kevin."
"Eh iya tante." Balasnya sambil mencium tangan bunda Tasya.
"Tasya nya lagi pergi sama Leon."
"Iya tante Lava udah ngomong, kira kira pergi kemana ya tan ?"
"Tante juga gatau Kev."
"Emang Tasya sama Leon gak pamitan dulu ?"
"Pamitan, tapi mereka gak bilang mau kemana."
"Oh gitu, yaudah deh aku mau bawa Lava pergi aja boleh gak Tan ?"
"Mau bawa kemana ?"
"Mau main sama Lava, kan udah lama gak main sama Lava."
"Oh bagus dong, boleh boleh aja."
Setelah itu kevin menghampiri Lava yang sedang main sendirian di luar.
"Lava."
"Eh ka kevin mau pulang ?"
"Engga, malahan kakak mau ajak kamu main."
"Main kemana kak ?"
"Lava maunya kemana ?"
"Lava pengen beli mainan, bosen mainan Lava itu itu aja."
"Ya udah ayo kita beli mainan."
"Hah beneran kak ?"
"Iya beneran ayo ganti baju dulu."
"Yey makasih kak." Katanya sambil memeluk kevin.
Setelah itu lava pun berlari ke kamarnya untuk siap siap.
"Ayo kak."
"Aduh udah rapih aja, seneng banget kayaknya diajak main." kata bunda.
"Iya dong, udah lama aku gak main sama kak Kevin."
"Ya udah sana pergi, inget jangan minta yang macem macem. Jangan rewel, jangan nyusahin Kevin pokoknya."
"Iya bun tenang aja."
"Ya udah tante aku sama lava pamit dulu ya." Ucap Kevin.
"Hati hati ya, jagain Lava nya."
"Iya tan, yaudah assalamualaikum."
"Assalammualikum bunda." Tangan Lava melambai sebelum keluar dari rumah.
"Waalaikumsalam."
Di perjalanan, mereka mengobrol asik sambil tertawa keras karena sudah lama tidak bertemu. Dan tiba tiba Kevin teringat sesuatu dan kemudian bertanya kepada Lava.
"Lava." Panggil Kevin.
"Iya kak ?"
"Kaka mau nanya dong."
"Nanya apa serius amat ?"
"Tapi lava jawabnya harus jujur, kalau boong gak kakak beliin mainanya."
"Yah kok gitu, gaasik ah."
"Harus jujur yah."
"Iya kakak mau nanya apa ?"
"Menurut Lava, siapa yang cocok jadi pacarnya kak Tasya ?"
"Aduh sulit, siapa ya."
"Di antara Kakak sama kak Leon kata kamu lebih cocok sama siapa ?"
"Jujur aja kan, kalau kata aku lebih cocok sama kak Leon sih. Kakak jangan marah kan aku jujur."
"Siapa yang marah, jawab aja kenapa Leon ?"
"Ya soalnya dia baik banget ke Lava."
"Baik gimana ?"
"Ya suka nemenin lava tidur, bawain Lava makanan, terus Lava suka dibeliin mainan, oh Lava juga suka ditemenin main kalau Lava lagi main sendirian."
"Mantep juga lo udah bisa dapetin hati Lava, tenang aja gak lama lagi gue bakal rebut hati Lava." batin kevin.
"Tuh aku udah jujur, beliin aku mainan ya."
"Iya kakak yang beli kamu yang bayar hehehe." Canda Kevin.
"Ih kok jahat kak."
"Bercanda atuh Lava."
Setelah itu mereka pun sampai di toko mainan favorit Lava karena toko itu sangat lengkap.
Vote anjir jan lupa !
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon Edward Alexander
Ficção AdolescenteKisah seorang Leon Edward Alexander dengan Tasya Adelina Adora. Dalam menjalin hubungan, mereka harus menghadapi banyak rintangan dalam hubungan mereka, dapatkah mereka bertahan ?