Part 19

123 6 0
                                    

Line

Tasya
Lo tadi ke rumah ga ?

Kevin
Iya tadi gue ke rumah lo, tapi lo nya gaada lagi pergi sama Leon.

Tasya
Hehe maaf, gue kira lo gabakal ke rumah

Kevin
Gue gabut banget tadi jadi ke rumah lo, karena lo nya gaada yaudah gue ajak main Lava

Tasya
Oh iya, makasih kata Lava udah beliin dia mainan banyak banget

Kevin
Iya sama sama, apasih yang engga buat Lava wkwkwkw

Tasya
Dasar lo. Oh iya, lo kapan balik lagi ke korea ?

Kevin
Kok malah nanya gitu, lo pengen cepet cepet gue balik ya

Tasya
Iya, bosen ada lu mulu

Kevin
Eh dasar lo

Tasya
Bercanda ganteng, gue cuma mau ikut ke korea nanti

Kevin
Gaboleh ikut ah

Tasya
Ih kok gitu

Kevin
Bercanda cantik wkwkw, yaudah nanti gue kabarin kalau mau ke korea

Tasya
Ajak gue ya, pengen melepas penat

Kevin
Iye dah

Setelah mereka chat lewat line pun Tasya langsung keluar kamar untuk menemui bundanya.

"Bunda."
"Cendol dawet asik asik !"
"Cendol cendol bunda bunda !"
"Bubun dada."
"Ish bundaa dimana sih aku rindu."

"Apalagi kamu gajelas, manggil tapi malah dangdutan."

"Bunda lama banget aku panggilin."

"Kan bunda lagi di dapur jadi gak kedengeran."

"Aku mau minta izin."

"Mau kemana ?"

"Mau minta izin mencintainya untuk terakhir kalinya. Cinta kita melukiskan sejarah-"

"Yang serius kamu, bercanda terus."

"Hehe, mau minta izin ke korea."

"Kok tiba tiba ? Cafe korea maksudnya."

"Iya yang diperempatan sana. Ya bukan lah bun, korea asli korea selatan."

"Sama siapa ?"

"Sama Kevin lah."

"Emang berani ? Waktu itu kamu disuruh nyusul ke singapore sendiri aja gak berani."

"Kan beda konsep itu mah, waktu itu nyuruhnya sendiri mah gak berani. Kan sekarang mah sama Kevin."

"Ya udah boleh aja, tapi kamu udah bilang Leon belum ?"

"Hmm." Tasya terdiam. "Udah kok tadi."

"Yaudah boleh."

"Asik makasih bun." Tasya memeluk bundanya.

"Iya iya, tapi kamu jangan macem macem disana. Jangan pergi sendirian, harus sama Kevin."

"Iya bun siap."

Setelah tasya minta izin ke bundanya dia pun kembali lagi ke kamarnya dan senyum senyum sendiri.

"Mudah mudahan gue cepet move on yaallah." Batin tasya

Keesokan harinya Tasya pergi sekolah seperti biasa. Tapi tiba tiba Reva menelponya membuat Tasya bingung, tidak biasanya Reva menelpo pagi pagi.

"Kenapa rev ?"

"Sya...haduh itu..." Reva terengah engah.

"Dikejar ya lo ? Abis maling rumah siapa ?"

"Gelo ih engga."

"Terus apaan ?"

"Itu kak Leon."

"Iye terus ?"

"Kak Leon masuk rumah sakit."

"Kok bisa ?"

"Gatau gue juga, tadi kak al yang ngasih tau."

"Terus sekarang keaadan dia gimana ?"

"Gatau sayang, pokoknya dia di rumah sakit aja."

"Rumah sakit mana ?"

"Rumah sakit borromeus."

"Oh yaudah."

"Ke rumah sakit lo ?"

"Sekolah dulu lah, nyantuy aja."

"Ok deh."

Setelah itu tasya pun sedikit merenung, ia khawatir dengan keadaan Leon tapi kemarin Leon meminta untuk tidak menemuinya lagi. Tapi setelah dipikir pikir, mungkin ia bisa mengunjungi Leon pulang sekolah nanti, mungkin. Setelah itu ia pergi sekolah diantar bundanya.

"Makasih bun."

"Jangan mabal, awas kalau mabal."

"Yaallah, gabakal lah bunda. Yaudah assalamualaikum." sambil mencium tangan bundanya.

"Waalaikumsalam."

Setelah berpamitan dengan bundanya, Tasya berjalan santai menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Dan tidak sengaja dirinya bertemu Al.

"Eh sya !" Panggil Al.

"Iya kenapa kak ?"

"Lo udah tau Leon masuk rumah sakit."

"Iya tau, dikasih tau Reva."

"Kapan lo mau ke rumah sakit ?"

"I wont, maybe."

"Kok gak bakal ?"

"Ya engga aja, lagian udah ada tunanganya yang jagain dan..." Tasya menggantung ucapanya.

"Dan apa ?"

"Gapapa hehe." Tasya tertawa canggung membuat Al aneh, pasti ada sesuatu.

"Yaudah deh gue ke kelas dulu, mau piket. Salam buat dia, semoga cepet sembuh."

Tasya pun pergi dari hadapan Al meninggalkan Al yang kebingungan.

"O..oke."

Setelah itu Al pun pergi meninggalkan lorong kelas Tasya.

Pegel dah nulisnya wkwkwk !

Leon Edward AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang