By: Diva
**
Konon katanya,
jika kau melihat tempat itu, jiwamu akan dihisap ke dalamnya. Dan kau, takkan pernah bisa...
kembali.
Lagi.
***
Pernahkah kau melihat, menemui, atau mendengar seseorang yang ahli matematika tapi dia juga membencinya? Ya. Bara adalah seseorang itu.
Bukan tanpa sebab ia membenci matematika. Sejak dahulu, katanya, seluruh keluarga mereka adalah seseorang yang ahli dalam matematika. Kemampuan itu turun temurun, hingga padanya. Pertanyaannya, kenapa ia benci? Karena matematika menjadikan keluarganya berantakan. Selalu sibuk dengan urusan dunia dan lupa jika ada seseorang yang harus diurus di rumah.
Apa yang membuat Bara menjadi lebih benci? Sebab dirinya sama saja seperti mereka. Tapi ia juga tak bisa meninggalkannya, karena hanya ini keahlian satu-satunya yang ia punya. Dan sekarang, ia bahkan lebih gila dari keluarganya.
Lelaki berkacamata itu selalu sibuk dengan buku matematikanya. Katakan saja dia tidak bersyukur. Ia juga tidak peduli. Hidupnya yang flat, hanya matematika yang ada di sampingnya. Wanita pun, tak ada yang mau berdekatan dengannya. Bahkan karena hal itu, membuat dirinya selalu berpikir logis dan tak suka dengan hal-hal mistis atau yang berbau fantasi.
Bara yang berbau buku dan di jidatnya seakan tertulis 'Milik Matematika'. Itu yang menjadikan dirinya makin tertutup dalam kehidupan sosialnya. Pekerjaannya saat ini hanya mengajarkan les privat pada anak-anak SMA. Hanya itu, tak ada yang lain. Pagi, siang, sore, bahkan malam... jadwalnya selalu padat. Dan itu terjadi setiap harinya. Sangat flat, bukan?
Pria culun itu menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Sambil mengayuh sepedanya di jembatan yang ada di kota Busan, ia menutup matanya menikmati angin di musim dingin itu dan kedua tangannya ia rentangkan. Beberapa pejalan kaki yang melihat aksi Bara, takut jika pemuda itu menabrak penghalang dan tembus ke sungai. Tapi tenang saja, Bara sudah sangat hafal dengan jalanan itu.
"Ya, Bara! Josimhae!"
(Hei, Bara! Hati-hati!)Mendengar teriakan wanita paruh baya yang sebenarnya adalah wanita penjual buah di depan tempat tinggalnya, membuat Bara membuka matanya dan menengok ke belakang.
Ahh, dari pasar pasti.
"NEE!" teriaknya sambil tersenyum manis. Ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah salah satu murid yang akan ia ajari.
Bara, selain ahli dalam matematika, ia juga pintar dalam bahasa Inggris. Dan hari ini adalah, jadwal les bahasa Inggris yang harus ia ajarkan.
***
Tepat pukul 23.00 KST, Bara selesai. Setiap harinya selalu sama. Dirinya selalu lelah dengan beberapa murid yang susah menangkap pelajaran yang ia berikan. Ia sedikit menyesal jauh-jauh dari Indonesia ke Korea, namun dirinya hanya menjadi seorang guru. Les privat. Ck.
Tak mau membuang waktu terlalu lama, ia segera pergi bersama sepedanya menuju rumah makan kecil yang selalu ia kunjungi. Makan? Ah tidak. Minum lebih tepatnya. Soju adalah teman setianya sejak ia pertama tiba di kota ini. Pria kesepian ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/252717319-288-k28174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fant's Antology
Short Story"Kamu... percaya dunia fantasy?" .... Highrank: #4 antologicerpen #35 antologi