(13) Bunga Mimpi

16 8 0
                                    

By: Hani

**

Entah kata orang, aku ini ambisius.
aku sangat terobsesi dengan hal hal baru,
bahkan orang sering menyebutku si melankolis.

Sebelumnya perkenalkan namaku Zahira,
umurku 17 tahun. Sore itu aku duduk
termenung di balkon.melihat langit senja
yang mendung, aku melihat.segerombolan
burung Elang yang tampak terbang mengitari sekitar rumahku, membuat aku kembali
mengingat kejadian saatku waktu kecil dahulu.

"Hmmm... sebentar ada burung Elang di sana,
Jadi teringat sama kejadian waktu aku masih kecil.
Sekarang apa kabar Tuan Elang Abimanyu ya? Yah kuharap beliau baik baik saja," ucapku kini mengukir
senyuman di bibir.

_Flashback on_

Saat itu umurku masih 6 tahun, sama halnya dengan gadis kecil seusia kalian aku juga sering bermain, dan kala di sore hari itu. Aku mengerjapkan mata menatap langit yang tampak mendung, dengan guntur yg menggelegar lewat gerombolan burung Elang dengan cepat mengitari rumah ku.

"Burung Elang!!! Kemari lah," teriakku sambi melempar batu batu kearah mereka, hingga aku tidak sadar salah satu burung yang berada tepat di bagian depan.

Burung Elang itu jatuh menabrak pohon pohon lalu menggelepar gelepar terjatuh di hadapanku. Aku berlari mendekati burung itu dan tiba tiba ia berubah menjadi seseorang pria tampan danberkarisma.

Aku tersungkur kaget karena burung Elang itu berubah menjadi sosok seorang pria.

"K-kau burung elang itu tuan?" ucap ku dengan gemetar.

"Hmm, ya aku burung itu. Sekarang sayapku patah, aish sekarang aku tidak bisa
pulang. Kau gadis kecil kenapa masih bermain padahal sudah hampir senja seperti ini? Dimana orang
tuamu?" tanya burung Elang itu kini duduk selimpuh di hadapanku.

"M-maaf Ira tuan, ah iya orang tua Ira tidak peduli mereka sibuk bekerja sementara Ira ditinggalkan terus sendiri di rumah. Oh iya tuan sekali lagi maafkan aku, apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan ku ini?" tanya ku kembali.

"Kau mau pergi gadis kecil? akan ku ajak kau jalan jalan nanti, apa kau mau? Sayang," kini burung elang itu
menyuruhku untuk segera masuk ke kamar lalu tidur, entah maksud dan tujuannya apa aku pun tidak tau kala itu.

"Hmmm... Baiklah tuan ira akan pulang, selamat malam tuan burung Elang," tutur ku kini memasuki
kamar tidur.

Kini aku masuk kedalam kamar, mematikan lampu lalu menutup wajahku dengan selimut. Tak lama kemudian suara tuan Elang itu memanggil nama ku berkali kali hingga saat aku terbangun suasana berubah menjadi hening cahaya putih
yang menerangi malam itu bagiku, aku mengerjapkan mataku karena silaunya cahaya itu.

Tuan Elang kini berada di sampingku, berjalan sambil menggandeng tubuh mungil ku kemudian kita sampai di sebuah istana yang ramai terdapat banyak burung elang di sana, aku melirik ke arah tuan. Khawatir, aku takut kenapa kenapa. Kini dia membawa ku masuk kedalam istana tersebut, memperkenalkanku dengan raja. Lalu ia mengajakku jalan jalan keliling negeri Elang.

"Mari aku bawa kau melihat lihat negeriku," ucap Tuan Elang.

"Baiklah tuan,"

Kini aku di bawa terbang oleh beberapa ajudan Tuan Elang Abimanyu, aku di bawa berjalan jalan mengelilingi negeri Elang. Mulai dari istananya hingga kedaerah pertanian yang ada disana.

"Hm, ini istana ku. Di negara ini kau mungkin hanya melihat burung burung tetapi tidak dengan kami gadis kecil, aku melihat sekarang manusia manusia yang sedang berlalu lalang. Sama hal nya dengan kalian para manusia juga," tutur Tuan Elang.

"Wah indah sekali tuan, aku belum pernah melihat istana semegah ini terkecuali di dalam film atau novel," jawab ku mulai terperanga melihat ke indahan negeri itu.

"Tuan Elang? Apa aku boleh berlari
lari disini?" lanjutku.

"Ya tentu saja," jawabnya singkat.

Aku berlari larian, bermain main sambil mengejar burung burung elang yang berterbangan rendah itu.

"Hufft melelahkan," ucapku kini membaringkan tubuhku ke tanah, lalu memejamkan mata sejenak dan aku pun terbangun dari tidurku menampaki aku dalam keadaan berselimut dan sedang berada di kamarku.

Aku sontak terkejut, keluar lalu memeluk mama yang saat itu berada di ruang tengah depan tv, mamah ku tampak terkejut, tumben saja aku memeluknya tiba tiba seperti ini.

"Hai sayang anak mamah kenapa?" tanya Mama.

"Aku tadi pergi ke negeri Elang mah, aku takut." tekanku makin memeluk mama erat.

"Ututu sayang, mamah tau pasti itu hanya bunga tidur. Jangan terlalu khawatir sayang," jawab mama tenang.

_Flashback off_

Dan kata orang tuaku kejadian itu hanyalah bunga mimpi dari alam bawah sadar ku dan kini aku masuk kedalam kamar, dari balkon melambaikan tangan kearah burung burung elang tersebut kemudian aku pun pergi tidur dan



End

Fant's AntologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang