By: Livia
**
Kisah ini dimulai dari suatu desa yang ada di pengunungan dan jauh dari hiruk perkotaan. Di desa tersebut ada seorang gadis nan cantik dan baik hati bernama Luna. Dia hidup digubuk sederhana bersama neneknya dan jika ditanya dimana orang tuanya? Dia pun tidak tau karena sedari kecil dia sudah dititipkan dengan neneknya.Luna dulu kerap kali menanyakan keberadaan orang tuanya kepada sang nenek dan selalu mendapatkan jawaban, "maafkan Nenek Luna, Nenek tidak tau dimana keberadaan orang tua kamu, dulu mereka langsung menitipkan kamu kepada Nenek dan mereka pun langsung pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun." Selalu itu jawaban yang kerap dia dapatkan ketika menanyakan keberadaan orang tuanya.
Walaupun Luna tinggal bersama Nenek nya, itu sudah membuatnya lebih dari cukup karena dia sangat bersyukur bisa hidup dengan orang yang menyayanginya dengan tulus seperti Neneknya itu.
◇◇◇◇◇
Cit cit cuit... cit cit cuit...
"Hari kembali pagi dan suara kicauan burung pun mengema di indra pendengaran."
Luna pun beranjak dari tempat tidurnya, setelah membersihkan dirinya dia langsung menemui sang Nenek dikamar.
Sudah hampir 2 bulan Nenek nya sakit dan tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya, Luna pun tidak tau harus bagaimana lagi. Udah beberapa Tabib Luna panggil untuk mencoba mengobati sang Nenek, tapi tidak satu pun Tabib yang berhasil. Nenek nya tetap seperti semula tidak ada perkembangan dan masih tidak bisa berjalan.
Luna sangat sedih melihat keadaan Neneknya seperti itu dia tidak tau harus bagaimana lagi dan dia juga tidak banyak uang untuk mengobati sang Nenek.
Sesampai didepan kamar Neneknya, Luna langsung masuk disertai nampan berisi makanan untuk Neneknya.
"Nenek... bagaimana keadaan mu," tanya Luna kepada sang Nenek dan langsung duduk disamping tempat tidur Neneknya.
"Jangan khawatirkan Nenek, Nenek tidak apa-apa," jawab Hikma kepada cucunya sembari mengelus puncak kepala Luna.
"Syukurlah kalau gitu, Nenek makan ya... Luna udah siapin makanan untuk Nenek, mari Luna suapin."
Beberapa saat kemudian Luna pun sudah selesai menyuapi Nenek nya makan. Dan dia langsung pamit kepada Nenek nya untuk memberi pakan ternaknya.
Saat mau memberi pakan ternaknya, teryata pakannya sudah habis dan dengan terpaksa dia harus meninggalkan Neneknya sebentar untuk mencari pakan ternaknya dihutan.
Saat mau izin sebentar kepadanya Neneknya teryata Neneknya sudah tidur, Luna tidak tega membangunkan Neneknya jadi dia mengutuskan untuk pergi saja. "Lagian juga sebentar, batin Luna."
Kaki Luna terus melangkah, hingga sudah berada ditengah Hutan yang Rimbun. Dia langsung mencari ilalang dan beberpa kayu bakar untuk keperluan memasaknya.
Tak butuh waktu lama, Luna pun sudah selesai mencari pakan ternaknya berserta dengan kayu bakarnya.
Sebelum Luna pulang dia mencoba merehatkan diri disebuah pohon besar. Dan tanpa sadar Luna pun mulai terlelap disertai dengan seruan angin yang menyejukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fant's Antology
Short Story"Kamu... percaya dunia fantasy?" .... Highrank: #4 antologicerpen #35 antologi