Gue lebih sakit, gue pura-pura gak peduli sama orang yang sebenernya paling gue cintai
Rangga
Siska memasuki ruang kelas dan terlihat Rangga yang pindah tempat duduk, Rangga tidak lagi duduk di samping Siska, ia memilih duduk bersama Galang dibarisan paling belakang.
Siska acuh akan hal itu sekilas ia menatap tak suka kearah Rangga, Siska tidak ingin meminta maaf atau menjelaskan apapun. Dalam hal ini, Rangga yang salah menurutnya.
"Sis, gue duduk sama lo yah." Siska mengangguk memperbolehkan Natasya duduk di sebelahnya.
"Lo, ada masalah sama Rangga?"
"Gak usah bahas dia," jawab Siska ketus.
Suasana hati Siska sedang tidak baik-baik saja, hati dan emosinya sedang bertarung didalam dirinya.
"Pagi, semuanya." Pak Fauji memasuki ruang kelas.
"Pagi, Pak."
"Hari ini kita ada ulangan harian, Bapak akan bagikan soalnya," ucap Pak Fauji seraya membagikan lembaran kertas.
Siska membolak-balik kertas soal tersebut malas, seketika melintas ingatan tentang Rangga. Biasanya, jika ada ulangan harian seperti ini Siska akan merayu Rangga yang berada di sebelahnya untuk meminta contekan. Siska melirik kebelakang, Rangga terlihat biasa saja dan fokus mengerjakan sedangkan Siska, ia tidak bisa fokus memikirkan Rangga.
"Nih Sis, lo nyontek gue aja," bisik Natasya seraya menggeser kertas jawaban miliknya pada Siska.
"Gak usah, gue udah selesai." Siska kembali menggeser kertas itu pada Natasya.
"Hah, udah selesai?" Natasya meraih kertas milik Siska, seluruh jawaban yang Siska tulis di essay adalah tidak tahu.
"Lo gila jawab soal kaya gini?"
"Bodo amat, gue males." Siska bangkit dari duduknya dan mengumpulkan kertas miliknya.
"Ini, Pak." Pak Fauji tersenyum dan mengangguk karena orang pertama yang mengumpulkan soal adalah Siska, Siska hendak kembali ke bangkunya.
"Siska!" Siska menghela nafas dan membalikan badannya kembali menatap Pak Fauji.
"Apa-apaan kamu jawab seperti ini?" Pak Fauji mengulurkan kertas jawaban milik Siska.
"Saya udah usaha sebisanya, dari pada nyontek."
"Alasan terus! kamu memang tidak niat belajar Siska. Sekarang kamu keluar, kamu hormat ke bendera di lapangan sampai pelajaran saya selesai!" Siska menghela nafas berat dan menuruti ucapan Pak Fauji.
Rangga memperhatikan Siska yang sedari tadi dimarahi. Namun, ia terlihat tidak peduli dan memilih kembali mengerjakan tugasnya.
Siska berdiri ditengah lapangan, tangan kananya memberikan hormat pada bendera Indonesia yang berkibar di atas tiang yang membentang. Siksa tidak peduli dengan panasnya matahari kondisi hatinya saat ini jauh lebih panas.
***
Bel istirahat berbunyi, Siska menyudahi hukumannya, keringat membasahi kening dan lehernya.
"Nih, buat lo." Siska melirik pada Siren yang mengulurkan sebotol air mineral padanya.
"Thanks," jawab Siska seraya meneguk habis air tersebut.
"Kita ke kantin aja, yuk." Siska mengangguk dan mengekor pada Siren dan Natasya yang mengajaknya ke kantin.
Mata Siska menelusuri seluruh sudut Kantin, ia melirik Rangga yang tengah bersama Galang dan Amel. Siska geram, melihat Amel yang selalu bersama Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Siska (Complete✅)
Teen FictionTAHAP REVISI (Jangan lupa follow akun author sebelum membaca) Tokoh utama cerita ini memiliki sifat dan watak yang buruk tidak untuk ditiru. Namun, memiliki paras yang cantik bisa untuk dikagumi. Seorang Siska Gadis berparas cantik dan licik dengan...