Ternyata, rindu yang paling sulit itu rindu sama orang yang udah gak ada, yah
Aditya
Aditya mengetuk pintu kamar Siska adiknya.
"Masuk, Bang!" Aditya memasuki kamar Siska dan terlihat Siska yang tengah duduk di ranjangnya.
"Lo belum tidur?" Siska menggeleng.
"Lo sendiri kenapa belum tidur, Bang? tumben, padahal udah jam dua belas malem nih," ujar Siska seraya memperhatikan jam dinding di kamarnya.
"Gak tau kenapa, gue kepikiran lo. Gue kira, lo udah tidur." Siska menunjukan senyuman usil.
"Lo gue ada di rumah aja kepikiran terus, gimana kalo gue pergi jauh?" goda Siska.
Entah apa yang terjadi, raut wajah Aditya tiba-tiba saja terlihat masam, ia berjalan dan duduk di sebelah Siska.
"Lo itu mirip banget sama Mamah tau gak?" Siska tersenyum ketir mendengar ucapan Aditya.
"Gue kalo ngeliat lo gue selalu keinget Mamah," lanjut Aditya.
Siska terdiam, ia menatap sayu wajah Kakaknya, sepertinya Aditya tengah merindukan Ibunya. Siska tidak pernah melihat wajah Ibunya langsung, ia hanya melihat lewat sebuah foto.
"Ternyata, rindu yang paling sulit itu rindu sama orang yang udah gak ada, yah," tutur Aditya.
"Kalo Siska gak lahir ke dunia ini, mungkin Mamah masih hidup, yah. Bang?" Aditya melirik ke arah Siska.
"Lo gak boleh ngomong gitu, Mamah udah ngasih nyawanya buat lo dan lo gak boleh sia-siain itu semua," ujar Aditya tulus.
Siska memeluk Aditya dari samping, Hendra Papah Siska sering kali sibuk dan bolak-balik keluar kota, jika tidak ada Aditya Siska akan kesepian. Sedari dulu, Aditya selalu ada untuk Siska sosok Aditya bagaikan orang tua untuk Siska.
"Makasih yah Bang, lo selalu ada buat gue walaupun kadang ngeselin," ujar Siska.
Aditya mengusap pundak Siska lembut. "Lo itu wanita ketiga di hidup gue setelah Mamah dan Siren." Siska melepas pelukannya dan menatap dingin ke arah Aditya.
"Ko ketiga? harusnya kedua dong," protes Siska.
"Suka-suka gue dong," Siska memukul Aditya dengan bantal.
GBRAK!
Tiba-tiba saja suara dobrakan pintu menggema di seluruh rumah, Siska dan Aditya menghentikan guyonannya dan saling menatap.
"Itu apaan yah, Bang?"
"Gue cek dulu, lo jangan keluar sebelum gue suruh!" titah Aditya.
"Tapi, Bang kalo itu...."
"Sstt, udah lo tunggu di sini. Kunci kamar kalo gue gak balik-balik ke sini!" Siska hanya bisa mengangguki ucapan Aditya.
Aditya keluar dari kamar Siska dan berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan, ia menghentikan langkah kakinya saat melihat seseorang memakai jaket hitam dan bertopeng tengah berdiri dan memandangi setiap sudut rumahnya.
"Siapa lo!" Orang bertopeng tersebut tersentak kaget karena kehadiran Aditya.
"Dimana gadis yang bernama Siska!?"
"Lo jangan macem-macem."
Aditya menyerang orang tersebut, perkelahian tidak bisa dihindari. Keduanya saling menyerang satu sama lain.
***
Sudah hampir setengah jam Siska menunggu Aditya dan Aditya tak kunjung datang, ingin sekali rasanya Siska keluar dari kamarnya dan memeriksa apa yang terjadi namun, ia teringat pesan Aditya untuk tidak keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Siska (Complete✅)
Teen FictionTAHAP REVISI (Jangan lupa follow akun author sebelum membaca) Tokoh utama cerita ini memiliki sifat dan watak yang buruk tidak untuk ditiru. Namun, memiliki paras yang cantik bisa untuk dikagumi. Seorang Siska Gadis berparas cantik dan licik dengan...