-25🌹

285 39 23
                                    

orang yang dekat dengan dirinya adalah orang yang diam-diam memberi bahaya


"Akhirnya, lo sadar juga." Aditya mengusap pucuk kepala Siska lembut.

Siska mengerjapkan mata beberapa kali, matanya menelusuri setiap sudut ruangan. Ternyata, seseorang yang Siska cari tidak berada di ruangan tersebut, ia hanya melihat Amel, Aditya dan Siren.

"Mungkin, Rangga masih diobatin." Siska menatap Amel, sepertinya Amel bisa membaca pikiran Siska saat ini.

"Lo, ngapain di sini?" tanya Siska ketus pada Amel.

"Sis, dia juga bantuin lo." Siska menatap kearah Siren.

Siska hanya terdiam kepalanya masih sedikit terasa pusing, berdebat dengan seseorang juga tidak akan memperbaiki keadaan.

"Gue sama Amel pamit, yah. Kita mesti balik ke perkemahan." Aditya mengangguk dan mengusap pucuk kepala Siren singkat.

"Hati-hati." Siren hanya mengangguk menanggapi ucapan Aditya.

Hening, tidak ada yang berbicara Aditya hanya memandangi Siska dan Siska hanya memejamkan matanya.

"Lo, laper gak?" pertanyaan itu berasal dari Aditya.

"Pengen, tapi gue gak mau makanan Rumah Sakit, Bang." Aditya mengangguk dan pergi keluar dari ruangan tersebut.

'Hufht' Siska menghela nafas berat, ia merasa bosan berada di ruangan yang bernuansa putih ini. Mata Siska melirik Sebuah handphone miliknya yang tergeletak di atas meja, dekat dengan ranjangnya.

"Bosen, mending gue main game."

Siska terdiam pikirnya melayang ke masa lalu, sebuah senyuman terukir di sudut bibirnya. Mengingat, dulu Rangga pernah membanting handphone miliknya lantaran Siska memainkan game saat jam pelajaran. Yah, saat itu adalah pertama kali Siska mengenal Rangga.

'Cklek' Suara pintu yang dibuka, Siska berpikir sejenak. Kenapa Aditya begitu cepat kembali? Mata Siska melirik ke ambang pintu, matanya membulat mendapati seseorang dengan jaket hitam dan topi hitam masuk ke ruangannya.

"Lo, mau apa?" tanya Siska gemetaran.

Siska yakin, orang tersebut adalah orang yang selama ini meneror dirinya.

"Lo pergi! atau gue teriak sekarang?" ancam Siska.

Bukannya mundur orang tersebut justru semakin mendekati Siska, ia mencekik leher Siska.

"Lepas!" Siska menggenggam tangan orang tersebut berusaha menyingkirkan tangan tersebut dari lehernya.

Siska terdiam membeku saat orang tersebut membuka topinya, Siska mengerutkan keningnya menatap lelaki yang sekarang tengah menatapnya. Siska tidak percaya jika yang berada di depannya adalah orang yang menerornya selama ini.

"Lo, lagi ngeprank gue?" Galang menggelengkan kepalanya, menanggapi pertanyaan Siska.

Tiba-tiba saja Natasya, Rangga, Siren, Aditya dan Amel masuk ke dalam ruangan. Siska semakin dibuat heran, ia menatap penuh tanya, matanya menatap satu demi persatu wajah orang yang berada di depannya.

"Kalian ngeprank gue? gak liat gue lagi sakit hah!" tanya Siska, semuanya hanya terdiam menatap kearah Galang.

"Gue rasa, lo bisa jelasin semuanya, Lang," ucap Siska, Galang menatap kearah Siska.

"Gue, adalah orang yang selama ini neror lo sama Rangga," ujar Galang.

Siska menaikan sebelah alisnya menatap Galang tak percaya, detik berikutnya Siska tertawa renyah.

About Siska (Complete✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang