Setelah Siska sadar dari pingsannya ia memutuskan untuk ke Rumah Sakit, tempat Rangga dirawat. Siska duduk di samping ranjang Rangga yang terbaring tak sadarkan diri, dari semalam saat kejadian itu Rangga belum juga sadarkan diri.
"Sis, lo gak mau balik?" tanya Amel dengan nada lembut, Siska hanya menjawabi dengan gelengan lemah.
"Lo masih kepikiran ucapan Siren?"
"Gue rasa, apa yang diucapin Siren bener. Karena gue, Rangga sampe harus operasi dan Bang Adit...." Siska tidak melanjutkan ucapannya tak kuat rasanya mengucapkan kata tersebut dan akhirnya air mata yang mewakili.
Amel mengusap kedua pundak Siska halus. "Lo sabar yah," ujar Amel mencoba menguatkan Siska.
Tiba-tiba saja Rangga membuka matanya perlahan dan mengerjapkannya beberapa kali.
"Sis, Rangga sadar. Gue panggil Dokter dulu," pamit Amel lalu keluar dari ruang rawat Rangga.
Siska tersenyum sumringah, setidaknya kesadaran Rangga menjadi alasan Siska bisa tersenyum.
"Rangga akhirnya kamu sadar." Siska meraih tangan Rangga.
"Lo siapa?" tanya Rangga seraya melepaskan tangannya dari genggaman Siska.
Degh!
Siska terdiam pertanyaan apa yang Rangga ucapkan tadi? siapa? apa maksudnya? apa Rangga tidak mengenal dirinya? Siska hanya diam dan Rangga terus memberikan tatapan penuh tanya.
'Cklek'
Terlihat Amel dan Dokter memasuki ruangan namun, terlihat senyuman di bibir Rangga saat melihat Amel.
"Amel," sapa Rangga.
Siska semakin dibuat terkejut, Rangga memanggil nama Amel namun, ia tidak mengenali dirinya.
"Rangga gue seneng lo udah sadar," ucap Amel yang hanya diangguki Rangga.
Dokter memeriksa keadaan Rangga dan tersenyum lega.
"Pasien sudah membaik, tapi...."
"Tapi apa?" tanya Siska tak sabar.
"Pasien kehilangan sebagian ingatannya karena operasi yang dilakukan malam tadi," jelas Dokter.
Siska terdiam menatap Rangga dan Amel bergantian, berarti Rangga melupakan tentang dirinya, tapi masih mengingat tentang Amel.
"Saya permisi dulu," pamit Dokter dan pergi keluar dari ruangan.
"Mel, gue kenapa? terus dia siapa?" tanya Rangga seraya melempar tatapan pada Siska.
"Siapa? lo lupa sama Siska?" Rangga terlihat berpikir mendengar ucapan Amel.
"Siska? cewek yang suka ngebuli di kelas itu, kan?"
Degh!
Siska lagi-lagi dibuat terkejut mendengar setiap kalimat yang Rangga ucapkan, Rangga ingat tentang dirinya ternyata namun, kenapa ia hanya ingat tentang keburukannya saja? tapi lupa dengan setiap rasa dan cerita yang pernah ada.
"Ngga, Siska ini cewek yang lo cinta!" tegas Amel namun, Rangga hanya tertawa kecil.
"Lo becanda? gue gak mungkin suka apalagi cinta sama cewek yang kaya gitu."
Siska bangkit dari duduknya, matanya kembali memanas buliran air mata kembali keluar, dadanya terasa sesak. Ujian apalagi yang Tuhan berikan padanya? Apa tidak cukup Tuhan mengambil Aditya? Sampai-sampai Tuhan juga membuat Rangga melupakan tentang dirinya.
"Lo kenapa nangis?" tanya Rangga santai.
Siska menggelengkan kepalanya, ia menghapus air matanya lalu berjalan mundur perlahan mendekat ke arah pintu lalu keluar dan berlari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Siska (Complete✅)
Fiksi RemajaTAHAP REVISI (Jangan lupa follow akun author sebelum membaca) Tokoh utama cerita ini memiliki sifat dan watak yang buruk tidak untuk ditiru. Namun, memiliki paras yang cantik bisa untuk dikagumi. Seorang Siska Gadis berparas cantik dan licik dengan...