-7🌹

378 65 4
                                    

Manusia selalu merasa benar jika sedang mengejar keinginan yang menyenangkan untuk dirinya.

Siska

"Makasih yah kalo gak ada lo gue gak tau nasib nyokap gue gimana nantinya."Rangga mengangguk mendengar ucapan Amel.

"Gue pamit yah, semoga nyokap lo cepat sembuh."Amel mengangguk dan tersenyum.

"Sekali lagi makasih yah Rangga."Rangga tersenyum singkat dan pergi meninggalkan Amel.

Rangga baru saja mengantarkan Ibu Amel kerumah sakit karena asmanya yang kambuh, Rangga benar-benar tau bagaimana kondisi Amel dan Ibunya mereka hanya hidup berdua Ayah Amel dan Ibunya telah berpisah saat usia Amel 5 tahun. Malang sekali nasib sahabatnya itu Rangga selalu berusaha sebisa mungkin untuk selalu ada untuk Amel dan membuatnya bahagia.

Rangga memasuki mobilnya menyenderkan kepalanya di kursi mobil memejamkan matanya dan mengatur nafas, seketika saja bayangan wajah Siska melintas dipikiran Rangga ia langsung membuka mata dan menengok kebelakang terlihat banyak tote bag berisi belanjaan Siska yang terbawa olehnya.

"Astaga, gue lupa kalo gue ninggalin Siska di Restoran tadi."Rangga langsung menjalankan mobilnya menuju kerumah Siska.

"Gue yakin dia pasti marah banget ditambah gue belum bayar makanannya."Gumam Rangga sembari terus fokus menyetir dan menatap jalanan.

Rangga menghela nafas berat saat mobilnya sudah terparkir didepan halaman rumah Siska ia meraih tote bag yang berada di kursi belakang dan keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu rumah Siska.

"Permisi."Rangga mengetuk pintu dengan perasaan tak karuan.

Setelah beberapa ketukan pintu akhirnya terbuka dan sialnya yang membuka pintu adalah Hendra Ayah Siska.

"Kamu siapa?"Rangga terkejut dan terdiam sejenak menatap Hendra yang berdiri di ambang pintu.

"Hey."Ucap Hendra kembali dan membuyarkan lamunan Rangga.

"Saya Rangga Om Siskanya ada."Tanya Rangga dengan nada hati-hati.

"Ouh kamu Rangga."Rangga kembali terkejut mendapati reaksi Hendra yang sepertinya sudah tau akan dirinya.

"Om tau saya."Hendra mengangguk dan tersenyum kecil.

"Kamu ini pacar anak perempuan saya bagaimana bisa saya tidak tau."Rangga terlihat benar-benar terkejut kali ini.

"Aditya yang cerita ke saya."Mulut Rangga membentuk huruf O dan detik berikutnya ia tersenyum canggung.

"Kamu sedang ada masalah sama Siska."Rangga menaikan sebelah alisnya.

"Aditya bilang setelah Siska keluar dengan kamu dia mengurung diri dikamar dan belum keluar sampai sekarang."Rangga menghela nafas berat.

"Cuman ada salah paham dikit Om, saya boleh ketemu sama Siska."Hendra mengangguk dan mempersilahkan Rangga masuk.

Rangga duduk sofa ruang tamu sedangkan Hendra pamit untuk memanggil Siska di kamarnya.

"Woi Bro ada sini lo."Sapa Aditya seraya duduk disalah satu sofa ruang tamu.

"Hm."Aditya menaikan sebelah alisnya mendapati respon dingin oleh Rangga.

"Lo kenapa?"Rangga menghela nafas berat.

"Lo yang kenapa ngapain lo cerita ke bokap lo gue pacaran sama Siska lo kan tau gue pacaran sama Adik lo cuman lima hari."Aditya menunjukan cengiran kuda.

About Siska (Complete✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang