tugas cowok itu jagain cewek bukan malah nyakitin.
Siren
Bahkan, seseorang yang biasa diam bisa saja bisa berubah karena cemburu, begitupun Rangga.
Rangga
"Oke kita mulai, dengan Siren melawan Amar."
Siren yang merasa namanya dipanggil bangkit dari duduknya dan berjalan ke tengah lingkaran, dirinya berhadapan dengan Amar.
"Kalian siap?" tanya Pak Anto, baik Siren maupun Amar mereka mengangguk siap dan saling memberi hormat sebelum melakukan tanding.
Siren mengambil ancang-ancang "Maju lo! yah, kali sama cewek aja takut," cibir Siren dengan nada percaya diri, terdengar banyak suara tepukan tangan terutama dari kaum hawa yang menonton.
Siren mulai memberi pukulan dan tendangan, namun yang Amar lakukan hanya menangkis setiap serangan yang Siren lakukan.
"Serang dong! dasar, banci."
Amar menuruti ucapan Siren, mungkin kupingnya panas mendengar ucapan pedas Siren. Amar memberi tendangan tepat di perut Siren.
"Lo jadi cowok jangan kasar dong! tugas cowok itu jagain cewek bukan malah nyakitin," omel Siren.
Pak Anto menggelengkan kepala dan memijat pelipisnya, pusing melihat tingkah Siren. Lelaki memang selalu saja salah di mata wanita, Amar hanya terdiam mendengar omelan Siren, jika ada Aditya di sini mungkin ia akan tertawa terbahak melihat tingkah gadisnya.
"Udah, Siren cukup! kamu kembali ke tempat," titah Pak Anto.
"Tapi, Pak cowok modelan kaya gini mesti di ruqyah dulu." Siren tetap saja mengoceh.
"Udah duduk." Siren menuruti ucapan Pak Anto dan kembali duduk di dekat Siska.
"Gaya lo aja tinggi, Ren. Giliran diserang balik malah nyalahin Amar," cibir Natasya.
"Eh, gue ini cewek sedangkan Amar itu cowok jadi yang salah Amar dong." Siren memang pemegang teguh kata 'wanita selalu benar'.
Pertandingan berlanjut dengan beberapa siswi melawan siswa.
"Selanjutnya, Natasya melawan...."
Mendengar nama Natasya disebut, Galang langsung menengadahkan kedua tangannya seperti tengah berdoa.
"Lo ngapain?" tanya Rangga yang memperhatikan Galang.
"Gue lagi doa, supaya Natasya sama gue. Lo juga, kalo mau Siska pasangan sama lo mesti doa," jelas Galang.
"Ngapain, Siska udah jelas sama gue."
"Natasya melawan Galang." Galang reflek dan berdiri lalu berjalan dan berhadan dengan Natasya.
Natasya memang sudah memaafkan Galang, namun semenjak kejadian itu Natasya memberi jarak antara dirinya dan Galang.
"Kalian siap?" keduanya mengangguk kompak lalu memberi hormat sebelum memulai tanding.
Natasya mengambil ancang-ancang dan menyerang Galang lebih dulu, sejujurnya masih ada rasa kecewa di hati Natasya atas perlakuannya terhadap Siska. Mungkin, ini waktu yang tepat melampiaskan kekesalannya, Natasya memberi serangan terus menerus dengan pukulan dan tendangan. Namun, Galang tak membalas ia hanya menangkis beberapa serangan Natasya.
Natasya hendak kembali memberi pukulan, namun tangannya berhasil digenggam Galang dan Galang menariknya hingga kini jarak mereka cukup dekat.
"Gue tau gue salah, gue gak akan ngebalas semua serangan lo, Nat. Lakuin sebanyak mungkin kalo emang itu bisa ngurangin rasa kecewa lo," tutur Galang tulus, seraya menatap manik mata Natasya dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Siska (Complete✅)
Teen FictionTAHAP REVISI (Jangan lupa follow akun author sebelum membaca) Tokoh utama cerita ini memiliki sifat dan watak yang buruk tidak untuk ditiru. Namun, memiliki paras yang cantik bisa untuk dikagumi. Seorang Siska Gadis berparas cantik dan licik dengan...