kalo orang beneran cinta sama lo dia gak akan ngeliat keburukan lo, lo akan selalu sempurna dimata dia
Siska
Rangga merebahkan tubuhnya diatas kasur hari ini ia mengambil keputusan besar dengan melibatkan Siska di kehidupannya. Namun, tidak ada cara lain hanya Siska yang bisa membantunya menghadapi Ibu tirinya atau bisa dibilang mantannya.
Rasanya malam ini Rangga tidak bisa tenang memikirkan kedepannya apa yang akan terjadi di kehidupannya setelah Siska ada di tengah-tengah ceritanya, ia tidak bermaksud mempermainkan perasaan atau membuat main-main hubungan yang bernama pacaran, ia berharap semuanya seperti yang ada di bayangannya untuk lima hari kedepannya.
***
Minggu pagi, Siska menuruni satu persatu anak tangga dan berjalan kearah ruang makan berniat untuk sarapan, namun Kakaknya Aditya tidak ada disana."Bi Bang Adit kemana."Siska menanyai Bi Inem yang tengah menata makanan diatas meja.
"Belum bangun Non biar Bibi bangunkan dulu."Siska langsung menghadang berdiri didepan Bi Inem yang hendak naik keatas membangunkan Aditya.
"Biar Siska aja Bi."Siska langsung berjalan kearah kamar Kakaknya.
Siska tersenyum licik saat melihat Kakaknya yang tengah tidur pulas diatas ranjang, Siska meraih lipstick dan pulpen dari dalam tasnya dan melukis di wajah Aditya.
"Bang bangun."Aditya langsung membuka matanya, ia tidak seperti Siska yang selalu sulit untuk dibangunkan.
"Tumben lo pagi gini udah rapih di hari minggu."Aditya mengucek matanya yang masih terasa mengantuk.
"Bang ngadep sini."Aditya pun melirik kearah Siska yang ternyata tengah mengambil gambarnya.
"Eh lo ngapain."Aditya langsung beranjak dari ranjangnya dan mengejar Siska, namun sebelumnya ia melewati kaca dan menatap wajahnya yang sudah ternodai karena coretan lipstik.
"SISKA."Teriakan Aditya menggelegar keseluruh ruangan sedangkan Siska tertawa mendengarnya.
"ITU BALASAN KARENA UDAH BERKHIANAT BUKANNYA BELAIN ADIKNYA MALAH BELAIN SI RANGGA."Teriak Siska sambil berjalan arah pintu, ia tertegun saat membuka pintu mendapati Rangga berdiri didepannya.
"Lo ngapain kesini."Siska mendekat kearah Rangga dan berdiri depannya.
"Orang pacaran kalo hari minggu itu jalan-jalan."Siska menaikan sebelah alisnya.
"Maksud lo?"Rangga menghela nafas berat.
"Kita jalan-jalan keluar."
"Lebih jelas."Tekan Siska.
"Kita kerumah gue buat ngeyakinin Ibu tiri gue kalo kita beneran pacaran dan setelahnya kita jalan keluar."Siska tersenyum.
"Oke."
"Lo gak nolak."Siska menggeleng.
"Nggak asalkan lo mau nganterin gue belanja."Rangga mengangguk setuju.
"Siska."Terlihat Aditya yang berjalan dengan kemurkaan mendekat, Siska langsung berlari dan berdiri bersembunyi dibalik punggung Rangga.
"Muka lo kenapa Dit?"Aditya menunjuk kearah Siska.
"Itu ulah pacar lo."
"Bodo amat itu balasan buat Abang, eh gimana yah kalo Siren tau foto ini kayaknya dia bakalan...."Aditya langsung menggelengkan kepalanya.
"Lo jangan macem-macem Siska."Teriak Aditya.
"Gak kok Bang tenang aja ini itu cuman senjata buat Siska supaya Abang gak ngadu sama Papa lagi."Ucap Siska sambil tersenyum usil.
"Lagi pula kalo orang beneran cinta sama lo dia gak akan ngeliat keburukan lo, lo akan selalu sempurna dimata dia Bang."Lanjut Siska.
"Bucin lo."Cibir Aditya, Rangga menghela nafas berat ia jengah melihat pertengkaran kedua Kakak beradik ini.
"Dit gue pinjem dulu Adik lo."Aditya mengangguk.
"Ambil aja."
"Dikira gue apaan di penjim terus bilang ambil aja."Siska berteriak tidak terima.
"Udah ayo keburu Ibu tiri gue keluar rumah."Rangga langsung menarik lengan Siska dan menyuruhnya masuk kedalam mobil.
"Eh berhenti."Rangga dengan spontan menginjak rem mobilnya dan menatap Siska kaget.
"Kenapa?"
"Turun dulu lo fotoin gue."Rangga membulatkan matanya.
"Gue kira lo kenapa nyuruh gue berhenti mendadak gitu."Siska memutar bola matanya malas.
"Udah ayo keluar fotoin gue."
"Males gak ada manfaatnya."Siska mendengus kesal.
"Lo itu gak paham banget sih lo fotoin gue atau gue gak mau kerumah lo ketemu Ibu tiri lo itu."Ancam Siska.
"Oke Rangga keluar dari mobilnya dan mengambil beberapa foto Siska.
"Cantik."Gumam Rangga saat melihat hasil potretannya.
"Makasih."Rangga langsung melirik kearah Siska yang tengah tersenyum sombong.
"Pemandangannya bukan lo yang cantik."Tegas Rangga membuat Siska berdecak kesal.
"Yaudah cepat masuk kita kerumah gue."Siska mengangguk dan menuruti ucapan Rangga.
Rangga dan Siska memasuki rumah Rangga dengan tangan yang terus bergandengan seperti orang mau menyebrang, tepat sekali saat Siska dan Rangga memasuki ruang tamu terlihat Linda sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.
"Pagi Tante."Sapa Siska usil Linda memutar bola matanya malas menatap Siska jengah.
"Lo itu budek apa emang gak punya kuping gue bukan Tante lo jadi berhenti manggil gue Tante."Tegas Linda.
"Sayang."Siska tertegun kaget saat Rangga tiba-tiba saja mengelus pucuk kepalanya dan memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Kita ke dapur yah kamu kan gak sempet sarapan tadi."Siska mengangguki ucapan Rangga.
Rangga tengah memotong-motong bawang dengan lihainya sedangkan Siska hanya berdiri disamping Rangga dan menontonnya.
"Rangga kamu buatin aku juga yah."Tiba-tiba saja Linda mendekat kearah Rangga dan memeluknya dari belakang.
Siska yang melihatnya nampak jijik dengan tingkah Linda yang berstatus adalah Ibu tiri Rangga, Rangga terlihat risih dan melepas pelukan Linda.
"Jangan mentang-mentang bokap gue sering dinas keluar kota lo bisa bebas ngeganggu gue."Tegas Rangga pada Linda.
"Aku gak pernah cinta sama Ayah kamu Rangga."
"Bacot."Tiba-tiba saja Siska menyela perbincangan Rangga dan Linda.
"Lo itu mengenaskan sekali yah, tanpa lo jelasin juga semua orang tau kalo lo emang gak cinta sama Ayahnya Rangga karena yang lo cintai itu duitnya."Nyali Siska memang tidak bisa diremehkan jelas ia berani berbicara seperti itu pada Linda karena Siska terbiasa mencaci maki orang.
"Diem lo."Linda hendak menampar Siska namun Rangga menahan tangan tersebut.
"Lo jangan pernah nyakitin perempuan gue."Tegasnya sambil melepas tangan Linda.
"Kamu pikir aku percaya."Rangga menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan Linda.
"Kalian gak beneran pacaran kalian pasti cuman setinngan."
'Cup' Tiba-tiba saja Rangga mencium pipi Siska, Siska tersentak kaget pipinya memerah seperti tomat, Linda pun terlihat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia liat.
"Sekarang lo percaya."Linda menghentak-hentakan kakinya kelantai dan pergi meninggalkan Rangga dan Siska.
_____________________________________
makasih buat yang udah dukung lewat vote dan komen♥😊
KAMU SEDANG MEMBACA
About Siska (Complete✅)
Teen FictionTAHAP REVISI (Jangan lupa follow akun author sebelum membaca) Tokoh utama cerita ini memiliki sifat dan watak yang buruk tidak untuk ditiru. Namun, memiliki paras yang cantik bisa untuk dikagumi. Seorang Siska Gadis berparas cantik dan licik dengan...