12 -Kasmaran

36K 2.4K 106
                                    

Eee buset.. sidernya banyak amat boss!

Jgn jadi pembaca gelap bos.

***

Author Pov

Daneen mendelik kesal ketika akhir-akhir ini banyak nomor telfon tak dikenal yang menerornya. Padahal Daneen sudah memblokir semuanya, tapi nomor private baru pasti muncul lagi.

Ia juga sedikit kesal, Arman belum memberinya kabar apapun. Bukannya Daneen berharap, tapi ia kesal saja. Gadis ini mungkin sedikit gengsi.

"Awas aja nanti kalau minta telfon" dumel Daneen, lalu memasukkan ponselnya kedalam kantong celananya.

"Pagi Daneen"

Daneen mendongak dan tersenyum kepada Herman, "Pagi juga ayah"

Mereka duduk bersama untuk sarapan, diam-diam Herman melirik putrinya. Ia hendak menanyakan sesuatu.

"Daneen"

"Hmm?"

Herman meminum teh hangatnya sebentar lalu menatap putrinya, "Kamu apa punya hubungan khusus sama Pak Arman?"

Deg!

Jantung Daneen berdegup kencang saat ini. Ia merasa takut tanpa sebab.

Dengan tertawa sumbang ia menjawab "A- enggak kok yah. Daneen kenal dia cuma karena kemaren bantu ngurus keperluannya pas di Bali aja. Kenapa emang yah?"

Herman manggut-manggut "Nggak papa, kamu tau?. Ayah selalu setuju dengan apa yang membuat kamu senang, kalau seandainya kamu sama Pak Arman punya hubungan khusus, ayah setuju saja. Tapi--

Daneen menunggu ucapan ayahnya yang terpotong dengan was-was.

"Tapi ayah nggak yakin sama orang-orang disekitar Pak Arman mau menerima kamu. Apalagi Pak Arman juga model, ayah takut kalau fansnya tau kamu pacarnya Pak Arman terus kamu malah di ganggu" lanjut Herman.

Herman menghela nafas lalu meraih tangan Daneen dan menggenggamnya lembut. "Ayah akan senang kalau putri ayah bahagia. Ayah bakal dukung dengan cara apapun tapi mungkin akan ada rasa sakit nantinya. Kita terlalu jauh dengan Pak Arman dan keluarganya"

Daneen menatap wajah ayahnya yang nampak lelah, Daneen tersenyum lalu mengangguk.

"Daneen tahu ayah, lagi pula Daneen emang nggak ada hubungan apa-apa sama Pak Arman" ujarnya dengan suara sedikit parau.

Kenapa gue pengin nangis gini sih! . Kesal Daneen dalam hati.

Herman mengangguk lalu berdiri merapihkan seragamnya, "Ayah berangkat yah"

Daneen mengantar Herman kedepan, saat Herman memakai helm ia menoleh pada putrinya.

"Kemarin ayah bikin sedikit keteledoran di kantor Pak Arman, dia nggak marah. Malah bawa ayah ke Rumah Sakit"

Daneen kaget "Rumah Sakit? Emang ayah kenapa?! Ayah--

"Kata dokter disana ayah cuma kelelahan aja, katanya ayah cukup istirahat aja biar sehat lagi. Jangan khawatir yah, dah ayah berangkat"

Daneen menatap kepergian ayahnya, hatinya gusar. Ia bingung membuat kesimpulan.

Ayah setuju atau tidak sama hubungan gue dan Arman?

***

"Oke pertemuan kita selesai sekarang, besok hari finalnya. Istirahat dan siapkan materi untuk besok" Arman menutup pertemuan mereka setelah seharian berkeliling melihat lahan-lahan yang bagus dalam pembangunan proyek kerjasama mereka.

AR-BOY [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang