20 -Status baru

28K 2.3K 154
                                    

Team mana nih?

ARNEEN ?

ANNEEN?

****

Author Pov

Arman masih menatap ponselnya yang masih tak ada notif sedari tadi. Ia menunggu Daneen menghubunginya, ia wajar marah kan? Daneen pelukan sama Andi.

Jadi selama ini firasat Arman benar adanya. Ia sudah curiga dengan detail cerita yang Andi katakan tentang wanita yang ia suka. Ternyata pacarnya sendiri jadi incaran temannya itu.

Arman mau ngalah?

Enak saja. Walaupun dirinya sedang marah pada Daneen. Tapi ia tak mau Daneen lepas darinya. Ia hanya perlu mendengar kata maaf dari Daneen.

Kenapa Daneen mau saja di peluk pria lain?. Tidak tahu saja bayi besarnya itu cemburuan.

Tapi ia gemas sendiri sedari tadi Daneen tak menghubunginya. Sebenarnya kalau saja dia tak melihat insiden peluk memeluk itu, mungkin ia sudah bermanja-manja sama Daneen.

Arman menggigit bibir bagian dalamnya gemas. "Ah nggak tau ah!"

Arman menyambar ponselnya dimeja lalu segera mencari kontak Daneen dan menelponnya.

Panggilan kelima baru Daneen angkat. Arman menghela nafas lega.

"Kenapa?"

Mendengar suara pacarnya setelah dua minggu lebih lamanya membuat Arman senang. Ia sadar sekarang, ia juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

"K-kamu lagi apa?", Alih-alih mengatakan kata maaf, justru kalimat itulah yang keluar dari mulut Arman.

"Nonton tv sama ayah"

"Oh mm aku ganggu?"

Daneen tak langsung menjawab. Ia menghela nafas sebentar, hal itu membuat Arman was-was. Ia cemas tanpa sebab.

"Kamu mau ngomong apa? Udah malem, kamu baru pulangkan? istirahat sana"

Arman semakin merasa bersalah. Saat dirinya sibuk dengan pekerjaan, Daneen masih sempat memberi perhatian padanya. Padahal Arman ingin Daneen marah padanya.

Arman punya firasat buruk sekarang. Ia tak suka Daneen yang tenang seperti sekarang. Ia lebih suka Daneen yang meledak-ledak.

"Daneen, tentang yang kemarin--

"Besok tolong luangin waktu kamu yah. Kita ketemu ditempat biasa. Ada yang mau aku bicarakan"

Jantung Arman berdetak kencang. Bukan karena berbunga-bunga senang. Tapi semacam perasaan takut yang tiba-tiba datang.

"Oke, love you"

Arman melihat layar ponselnya. Daneen sudah menutup panggilan mereka. See? Bahkan Daneen tak mau membalas ucapannya.

Apa sekarang ia wajar marah pada kekasihnya itu ?.

***

Arman menghembuskan nafas berkali-kali. Ia gugup sekali bertemu Daneen sekarang. Mobilnya sudah sampai ditempat janjian mereka. Arman turun dengan bunga di tangannya. Tak peduli jika dibilang narsis sama orang lewat, ia tetap mengaca di spion mobilnya mengecek tatanan rambutnya.

"Bismillah" Arman melangkah masuk kedalam. Pandangannya mengedar mencari sosok yang ia rindukan.

Daneen sudah disana. Wanita itu duduk membelakanginya menatap keluar. Arman melangkah mendekati Daneen.

AR-BOY [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang