7 -Asisten

41.4K 2.8K 145
                                    

️Vote gk bikin kalian rugi kok.

Belajar menghargai sedikit karya orang lain yah.

***

Author Pov

Daneen tidur dengan memunggungi Arman. Daneen kira selepas dirinya pergi tadi, Arman mau mengejarnya. Tapi ternyata dirinya terlalu berharap.

Daneen bahkan harus menunggu satu jam lamanya Arman pulang. Saat Daneen mendengar keberadaan Arman, Daneen segera pura-pura tidur. Ia tak mau bicara sekarang dengan pria itu, tak Daneen sangka kenapa hatinya terasa sakit hanya karena hal sepele ini. Dulu saat dirinya dengan Kevin, jarang sekali dia merasakan hal seperti ini.

Daneen juga tahu Arman masih terjaga, desau nafas Arman yang terlihat gelisah dan selalu bergerak mengubah posisi membuat Daneen tak nyaman.

Hingga dirinya hampir saja memekik ketika tiba-tiba Arman memeluknya dari belakang.

"Maaf..."

"Maaf, bukan maksud saya begitu tapi keadaannya sulit untuk diatur."

Daneen masih terpejam, membiarkan Arman melanjutkan bicaranya.

"Dia bukan siapa-siapa saya, kalau kamu ingin tahu. Dia benar-benar teman saya pas SMA dulu. Dan maafin perkataan Sinta yah, dia emang suka bicara ngawur"

Cih, jangan sebut-sebut nama dia ngapa?!. Lo bahkan minta maaf atas nama dia?! Pacar macam apa lo man?

"Dari dulu dia emang---

Oke Daneen tak kuat, ia berbalik menghadap kearah Arman.

"Stop bicarain tuh cewek! Gue nggak suka!" sela Daneen.

Arman mengangguk, lalu Daneen melanjutkan bicaranya.
"Lo itu mau minta maaf apa curhat kisah cinta masa lalu lo?!" sinisnya.

Arman mendelik "Hah? Cinta? Saya bahkan baru pertama kali ini pacaran. Dan itu sama kamu"

Daneen tertawa mengejek "Oh ya? enak bener main peluk-peluk kayak gitu sama cewek lain di depan pacar yah? Lo bahkan kelihatan khawatir banget sama dia, padahal dia cuma lari! Bukan mau lahiran"

Arman meraup wajah cantik pacarnya khawatir, ini pertengkaran pertama mereka. Arman sedikit kaget, karena dia belum pernah menjalin kasih sebelumnya.

"Itu karena dia--

"Halah!! Udahlah, emang gue aja yang bego terlalu bagus memerankan acting sebagai pacar  lo. Gue lupa kalo lo itu cowok macam apa"

"Daneen kamu ngomong apa sih!" Arman mengguncang pundak Daneen.

"Ternyata penilaian ayah ke lo salah" gumam Daneen dengan wajah sendu.

Daneen mendongak menatap iris mata Arman yang terlihat khawatir, Arman semakin merasa bersalah ketika melihat Daneen sudah berkaca-kaca.

"Sekarang mau lo gimana?"

"Kalo lo nggak bisa jaga perasaan gue sebagai pasangan lo. Maaf, gue juga bisa melakukan hal itu ke lo" ujar Daneen.

Arman menggeleng panik, ia tak mau Daneen pergi.

"Jangan begini, maaf tapi kamu harus benar-benar dengerin penjelasan saya dulu" Arman berkata dengan wajah panik.

"Udahlah, gue nggak bakal pergi kalau itu yang lo takutkan. Gue bakal tetep nemenin lo disini sampai pulang nanti" sela Daneen lalu membalikkan tubuhnya memunggungi Arman.

"Jangan bicara lagi, gue mau tidur. Dan jangan peluk gue" ucap Daneen memejamkan matanya.

Daneen. Harusnya lo inget! Kasta lo jauh beda sama Arman! Mau bagaimanapun lo nggak cocok sama dia.

AR-BOY [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang