Extra Part 2

40.7K 2.4K 90
                                    

Siapa yg udah nunggu om tobeyi update?! 🙋


****

Author Pov

Arman menatap haru putra tampannya yang baru saja lahir. Semua bersuka cita atas kalahiran putranya. Wajahnya seperti duplikat dirinya saat masih bayi. Hanya saja, bibirnya itu lebih mirip ke Daneen.

Oh hoho, siap-siap saja mungkin besar nanti putranya akan mewarisi bakat mulut ibunya itu.

“Daneen bunda tinggal dulu yah. Biar  Arman yang jaga kamu” ujar Mera.

“Iya bunda” balas Daneen.

Tinggallah empat orang dewasa di kamar Daneen sekarang, Arman, Aldari, Herman, dan Daneen.

“Ayah masih gak nyangka sudah jadi eyang sekarang” Herman  mengelus pipi lembut cucu nya yang tengah terlelap tidur di box bayi. 

Daneen sungguh rindu ayahnya, ia membayangkan saat diirnya bayi lalu digendong ayahnya dengan penuh sayang. Semenjak menikah, ayahnya meminta untuk tinggal sendiri dengan menjalani bisnis kopi nya yang Arman modali.

Daneen tak mau ayahnya lelah, tapi Herman ini keras kepala. Katanya sejak dulu ia memang ingin membuat kedai kopinya sendiri, dan dari pada di rumah tak ada kerjaan. Herman meminta bantuan Arman untuk meminjamkannya modal untuk buka usaha kedai kopi. Daneen juga sesekali mengunjungi ayahnya kalau saja Arman yang tak selalu sibuk.

Daneen tersenyum mendengar ucapan ayahnya, ia juga atak menyangka akan menjadi seorang ibu. Padahal ia kira hidupnya akan jomblo selamanya. Mmm—makskudnya tak menjadi seorang ibu secepat ini. Apalagi dengan suami  kaya dan tampan seperti Armamn. Daneen dulu tak terlalu berharap kehidupan masa depannya akan begitu bahagia seperti sekarang. Ia menduga dirinya pasti akan menikah dengan pria yang ekonominya sederajat dengannya.

“Ayah jangan sibuk mulu sama kedai ayah dong, Daneen kan juga kangen ayah.” Rajuk Daneen. Tapi jujur, Daneen memang merindukan ayahnya.

Herman tertawa, “Astaga, putri ayah masih saja manja. Iya, ayah bakal sering kesini. Apalai sudah ada dedek bayi. Tapi kamu harus janji sama ayah, kamu harus  nurut sama Arman ya. Jangan egois, kamu sudah menjadi ibu. Kalau mau ngambil keputusan harus dipikir matang-matang” Herman mengelus rambut panjang Daneen.

“Ayah keluar dulu ya, kamu banyak-banyak istirahat”
Daneen menganguk dan tersenyum.

“Daneen, selamat menjadi ibu ya. Papa ikut senang, kalau kamu masih butuh apapun itu secepatnya kasih tahu papa oke? Terutama kamu Arman, istrimu ini baru melahirkan. Jaga dia bai-baik, jangan buat diai terlalu lelah. Kalau kamu butuh saran, ayah selalu ada buat kamu” ucap Aldari.

“Makasih pa, Daneen selalu siap buat minta bantuan ke papa hehe”

Sementara Arman, ia malah memajukan bibirnya sedikit cemberut. Enak saja, ayahnya itu meremehkan status dirinya sebagai seorang ayah. Arman bahkan sudah belajar dari berbagai sumber untuk menjadi ayah yang baik  bagi anak-anaknya.

“Iya iya ayah, sudah sana ayah gak ngejar bunda? Bunda lagi ngambek kan sama ayah?”

“Kok tahu?” heran Aldari

“Ya iyalah, Arman kan pria yang peka. Bunda itu cemburu sama sekeretaris ayah yang baru itu”

“Ehh tapi, Arman denger-denger juga. Ada kolega ayah yang naksir bunda ya?”

“Hah yang mana?” Aldari terlihat kaget

“Itu loh ya, yang dari Dubai. Yang ganteng , tinggi, wangi pokoknya keren deh. Masih muda pula”  Arman semakin gencar memanas-manasi ayahnya. Aldari terlihat gelisah.

AR-BOY [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang