9 -Keringat pagi

70.7K 2.7K 306
                                    

Vote gk bikin rugi kok. Gk  pake koin juga buat baca.

😂 Mimpi apa gw semalem, sampe up part ginian di pagi hari.

****

Author Pov

Arman membuka matanya ketika mendengar suara asing. Dan ia melihat Sinta tengah menatap Daneen dan dirinya secara bergantian dengan mata nanar.

"K-kenapa bisa kalian b-bersama?!"

Hening sejenak diantara mereka bertiga, Sinta menatap kondisi Daneen yang berantakan. Sedikit was-was ketika tahu Daneen tak memakai bra dibalik bajunya itu.

Sementara Arman, mungkin sudah saatnya bagi dirinya untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini sekarang. Sinta harus tahu siapa Daneen.

"Arman jelasin apa  maksudnya ini?" tanya Sinta lirih.

Arman menarik nafas lalu membuka pintu lebar dan maju memposisikan dirinya disamping Daneen.

"Sinta, dengerin. Saya ingin menjelaskan semuanya. Tapi sebelumnya---

"Ahhh bertele-tele banget lo !" Daneen memotong ucapan Arman tak sabar.

Harus dibikin sadar ini Sinting. Batinnya.

"Oke mba Sinta, gue Daneen dan gue sebenernya pacar tercintanya Arman" ujar Daneen sembari memeluk leher Arman dan satu tangannya mengelus dada keras Arman.

"Oke mba Sinta, gue Daneen dan gue sebenernya pacar tercintanya Arman" ujar Daneen sembari memeluk leher Arman dan satu tangannya mengelus dada keras Arman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ps_ bayanyin aja kalian di posisi Daneen😂 ngelus tu dada keras xixi)

Sinta menatap apa yang Daneen lakukan. Mata Sinta berkaca-kaca menatap itu semua. Apalagi melihat Arman yang sama sekali tak menyangkal apa yang Daneen ucapkan.

"P-pacar? Arman apa benar?" Sinta berharap Arman memberi jawaban yang membuatnya merasa lebih baik.

"Sinta, Daneen itu dia--

"Iya pacar, masa lo nggak tahu pacar sih jaman sekarang. Nggak pernah pacaran yah? Pacar nih kayak gini nih....much!!"  Daneen mengecup sekilas bibir Arman.

"Kamu!" Sinta meradang, air matanya tak bisa ia bendung lagi. Ia maju hendak memukul Daneen.

Tapi memang naas bagi Sinta yang tak mengetahui jika Daneen bukan wanita yang lembek. Saat Sinta melayangkan tangannya, Daneen menangkapnya lalu memelintirnya kebelakang.

Arman melongo dibuatnya. Sedikit tak tega melihat Sinta yang meringis kesakitan di tengah tangisnya.

Apa ini tidak keterlaluan?

Daneen berbisik dibelakanh telinga Sinta, "Dengar, gue nggak mau bikin lo kesakitan. Jadi jangan ganggu hubungan gue sama Arman"

"Nggak ! Nggak ! Kamu bukan pacar Arman!" Sinta memberontak hebat hingga akhirnya terlepas dari cekalan Daneen.

AR-BOY [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang