"Meet Melt" - Despersa

5K 1K 115
                                    


MEET MELT

A Short Story by Despersa


Mata sipit milih Ilana menatap jengah seseorang di sana. Sambil tersenyum miring dengan maksud menunjukkan kesinisan yang sudah tidak bisa ditahan-tahan. Berulang kali Ilana mendengkus sebal di sela-sela aktivitas membaca buku yang sedang dirinya lakukan. Berulang kali juga dia menutup telinganya sebal secara terang-terangan. Berharap gerombolan makhluk di sana terbakar api secara tiba-tiba.

"Aldan, ada waktu nggak malam ini? Aku dengar festival di balai kota bakal dibuka nanti malam."

"Aldan, aku tahu loh kalau kamu suka banget sama buku. Gimana kalau kita ke toko buku bareng weekend ini? Soalnya bakal ada bazar buku besar-besaran."

Sederet kalimat berisikan ajakan memenuhi perpustakaan yang seharusnya kondusif tersebut. Tidak seperti para murid perempuan di depannya yang sibuk bicara. Aldanㅡ cowok yang sedari tadi diajak bicara itu terlihat sama sekali tidak peduli. Bahkan cowok itu tampak tidak mau repot-repot menyembunyikan sikap tidak acuhnya.

"Cih, sok banget gayanya," gerutu Ilana yang sedari tadi kesal melihat kepopuleran Aldan. Bukan karena dia iri. Itu salah besar! Hanya saja dia merasa terganggu dengan keributan konyol ini!

"Aldan, kita ganggu ya? Kamu nggak jawab dari tadi."

Nah, iya. Sadar dong! Kalian tuh dicuekin! Nggak usah peduliin tuh orang!

"Iya, maaf ya, Aldan. Tapi meskipun kamu nggak ngomong kayak gini dan diam aja. Kamu masih ganteng banget lho. Hehe."

Kening Ilana mengernyit. Lah? Kok mereka malah tambah suka? Bucin juga ada batasnya!

"Makin suka deh ama Aldan!"

"Kamu itu cool-cool gimana gitu."

Ilana lagi-lagi menggeram mendengar kicauan tak henti di ujung sana. Sungguh, dia benar-benar tidak habis pikir. Dan lagipula... bisa nggak cowok itu keluar aja dari perpustakaan ini?

"Gue nggak bisa."

Ilana mengangkat wajahnya dan menatap sosok Aldan di sana. Akhirnya dia bersuara!

"Sebaiknya kalian pergi sendirian aja."

Suara bernada datar dari Aldan itu entah kenapa makin membuat kondisi perpustakaan riuh. Pekikan suara para murid perempuan yang terpesona karena Aldan setidaknya mau berbicara pada mereka semakin menjadi-jadi. Walaupun cowok itu masih bertahan dengan ekspresi datarnya yang menurut Ilana sangat menyebalkan.

"Kyaaaaa! Ini kayak mimpi. Kamu mau nanggapin kami... Kyaaaaaa~"

"Ih Aldan... bikin makin cinta!"

"Gemesin banget sih!"

Ilana mengeratkan kepalan tangannya. Kesabarannya sudah habis. Dirinya tidak akan mengalah dan pergi dari perpustakaan layaknya murid lain yang sudah lebih dulu memilih pergi. Memangnya ini tempat khusus fanclub si Aldan itu apa? Walaupun dia harus keluar. Setidaknya gerombolan di sana harus mendapat 'hadiah' terlebih dahulu dari Ilana.

"Oh my God! Kok kamu bisa cakep banget sih Dan?"

"Kyaaaaa~ Aldan!"

BRAK

"Diam kalian semua!"

Seketika ruangan perpustakaan hening sejenak. Semua mata yang ada di sana serempak menatap Ilana yang baru saja berteriak sekaligus memukul keras meja.
Sontak para siswi yang sedari tadi berteriak kini malah bungkam seribu bahasa.

High School: A Wattpad Stars AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang