"Hide and Die" - anothermissjo

2.3K 426 37
                                    

HIDE AND DIE

A Short Story by anothermissjo


Peringatan: Ada beberapa adegan yang mungkin sedikit kasar (seperti menusuk) bagian tubuh.

Prolog

Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, tapi sekolah sudah sepi dan hanya tinggal gadis ini yang telat kembali karena ketiduran di kelas setelah jam pulang sekolah. Gadis itu terbangun, menatap sekeliling ruang kelas yang kosong. Ada suara sapu menyapa aspal––itu pasti tukang bersih-bersih sekolah, begitu pikirnya. Gadis itu segera merapikan barang-barangnya ke dalam tas. Di sela kegiatannya, dia merasakan ada sosok yang berdiri memperhatikan dari belakang.

Gadis itu hendak menoleh, tapi tubuhnya memaksa untuk tetap tenang dan melihat ke depan. Gadis itu meneguk ludah takut. Ketika akhirnya gadis itu memberanikan diri, gadis itu melihat sosok berpakaian serba hitam, memakai topeng monster yang menakutkan, dan menenteng pisau—yang mana kemudian berlari mendekatinya. Kontan, gadis itu berlari keluar dan meninggalkan barang-barangnya.

Gadis itu berlari menuruni anak tangga dari lantai tiga menuju lantai paling dasar. Gadis itu ketakutan sambil beberapa kali menoleh ke belakang untuk memastikan orang tersebut tidak mengikutinya. Sialnya sosok itu terus mengikuti tanpa henti. Gadis itu panik. Terlebih ketika melihat pisau yang terus dilayangkan seolah akan menusuk tubuhnya.

Gadis itu terus berlari sampai keluar melewati gerbang diselimuti rasa takut yang terus menguasai diri. Karena terlalu takut, gadis itu sampai tidak menyadari ada mobil dari arah kanan yang melaju kencang.

Nahasnya gadis itu tertabrak. Tubuhnya tak bergerak. Matanya masih dalam kondisi terbuka dengan kepala menghadap ke arah gerbang sekolah seolah melihat pelaku yang membuatnya berakhir mengenaskan.

***


Chapter 1

Suasana ballroom SMA Rembulan ramai dipenuhi siswa-siswi yang memenuhi undangan prom night. Semua murid kelas 12 baru saja lulus. Mereka bersenang-senang menikmati setiap suguhan di atas panggung yang dihias cantik. Tetapi, acara seperti ini tampaknya sangat membosankan untuk keempat murid yang hanya duduk di meja bundar tanpa bersedia ikut berjoget seperti murid lainnya yang menikmati irama lagu beat.

"Boring. Kita main game aja, yuk," ucap Viva mulai mengeluh. Satu tangannya menyisir poni belah tengah yang menjadi ciri khasnya.

"Main apa pas prom night gini?" sahut Akaron.

"UNO?" usul Tawaka.

"Lo bawa kartunya?" tanya Viva kepada Tawaka. Cowok itu menggeleng cepat. "Ya, kalau begitu main game yang lain."

"Petak umpet?" sela Wakaya.

Viva menjentikkan jarinya setuju. "Great! Kita main petak umpet. Mumpung guru-guru nggak terlalu merhatiin kita juga. Mereka sibuk nyanyi di depan sana."

"Lo yakin kita nggak ketahuan seandainya kabur?" tanya Tawaka agak takut.

"Nggak akan." Viva sudah bangun lebih dulu dari tempat duduknya. Lalu, dia melangkah santai menuju pintu keluar, yang mana segera diikuti Akaron dan Wakaya setelahnya. Sementara itu, Tawaka yang masih menimbang-nimbang akhirnya menyusul juga.

High School: A Wattpad Stars AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang