"FANIA" - Bellazmr

2.6K 539 88
                                    

TELL ME WHY

A Short Story by  Bellazmr


"Pada pembuatan pakan anaerob berarti tanpa oksigen, bisa dengan cara dipadatkan atau divakum." Tanganku menekan tombol laser yang sedang kugenggam, lantas mengarahkan pada layar proyektor yang sedang menampilkan gambar dari penjelasanku tadi. "Nah contohnya adalah silo, ada yang tahu apa itu silo?"

Salah satu mahasiswa yang duduk di barisan kedua mengacungkan tangan. "Izin menjawab Bu, setahu saya, silo adalah tempat penyimpanan pakan. Nah, silo ini ada beberapa jenis yang paling sering dipakai adalah jenis tower silo."

"Betul sekali." Aku tersenyum setelah menganggukan kepala, segera mengubah tampilan layar menjadi slide selanjutnya. "Seperti yang sudah dijelaskan oleh teman kalian, tapi dengan catatan bahwa silo harus mengusung prinsip anaerob. Ada empat jenis silo, pertama ini ...." Laserku mengarah pada gambar yang pertama. "Pit silo berbentuk seperti sumur di dalam tanah."

Dari lirikan mata, aku dapat melihat beberapa mahasiswa mencatat penjelasan yang aku terangkan serta tulisan pada slide yang ditampilkan.

Lalu arah laserku bergeser. "Nah kalau ini adalah tranel silo atau bisa disebut juga treneh, bentuknya seperti paret panjang yang juga dibuat di dalam tanah." Dilanjutkan pada gambar yang ketiga. "Steek silo, berbentuk seperti tumpukan." Dan berakhir pada gambar yang keempat. "Nah, yang ini tower, seperti yang tadi disebutkan teman kalian. Bentuknya seperti menara besi atau beton."

Langkahku menderap ke tengah ruangan, mataku mengawasi satu demi satu mahasiswa di kelas Pengolahan Pakan yang kuajar. Ah! Apakah aku terlalu fokus menjelaskan apa yang kulakukan sekarang, sampai-sampai aku lupa memperkenalkan diriku sendiri. Kalau begitu mari sejenak, berkenalan.

Namaku adalah Nadia Natasya, kalau mahasiswaku sendiri memanggil dengan sebutan Bu Na, alih-alih Bu Nad. Mereka lebih suka memanggilku dengan Bu Na, yang kalau dibaca sekali cepat, mirip dengan panggilan ibu seorang influencer. Tapi, percayalah, aku masih sendiri sampai detik ini. Alasannya? Ehm, sepertinya kita harus skip bagian ini.

"Bu Na, boleh bertanya?"

Suara itu berhasil membuatku mengerjap, lalu aku menoleh pada pemilik suara. Seorang laki-laki berkacamata tebal ternyata yang baru saja mengacungkan tangan. Dia melirik kertas di mejanya, lalu kembali menatapku.

"Iya, boleh," aku mempersilakan. Memang sistemku mengajar yang membolehkan mahasiswa untuk selalu bertanya di setiap kesempatan, aku tidak membatasi pertanyaan yang biasanya hanya diperbolehkan di waktu-waktu tertentu. Kalau memang sudah ada pertanyaan, kenapa harus disimpan.

Lelaki itu mengangguk. "Terima kasih, Bu. Pada slide tiga sebelumnya dari yang ditampilkan, dijelaskan bahwa pada pembuatan silase, bahan pakan yang dipakai harus mengandung persentase air sekitar enam puluh lima hingga tujuh puluh persen dan dalam kondisi segar dan asam. Kenapa harus dalam kondisi segar dan asam, ya, Bu?"

Kepalaku terangguk, paham betul maksud dari pertanyaan tadi. Lalu aku menekan tombol untuk mengembalikan layar pada tiga slide sebelumnya.

"Oke, silase adalah hijauan pakan tanaman yang diawetkan dalam bentuk segar dengan kandungan air sekitar enam puluh lima hingga tujuh puluh persen dari komposisi bahan, dibuat dalam keadaan asam, tanpa oksigen, dan pada suatu tempat yang dinamakan dengan silo. Oke ...." Aku menjeda ucapanku untuk menatap layar sejenak. "Kenapa harus dalam bentuk segar, segar dicirikan dengan kandungan air tanaman yang berkisar antara enam puluh lima sampai tujuh puluh persen tadi, alasan kenapa harus masih dalam bentuk segar, karena kandungan air yang berkisar seperti itu mengidentifikasi bahwa sel tanaman masih dalam kondisi hidup dan melakukan aktivitasnya."

High School: A Wattpad Stars AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang