"Takdir Yang Tertukar" - Rain-Jay

3.1K 689 123
                                    


TAKDIR YANG TERTUKAR

A Short Story by Rain-Jay


"Ayah bilang tidak, Kayshila! Apapun alasannya, sekalipun bocah urakan itu ingin pergi ke kutub utara untuk 100 tahun aku tidak akan mengizinkanmu menemuinya!"

"4 Tahun, Ayah. Aku tidak akan menemuinya lagi untuk empat tahun kedepan hingga ia menyelesaikan studi musiknya disana. Apa Ayah tidak ingin melihatku bahagia sebentar saja?"

"Tidak!" Ayahnya membanting pintu utama lalu gadis itu bisa mendengar ayahnya meninggalkan rumah menggunakan mobil. Ia pun tidak tahu kemana ayahnya akan pergi, karena pria itu sebelumnya sudah bersiap siap untuk menemui seseorang.

Kayshila Ajeng Wijaya mengeratkan cardigan putih yang membalut tubuh mungilnya ketika kakinya melangkah memasuki kamar. Tangan kanannya memegang segelas susu hangat yang sengaja ia buat untuk memperbaiki suasana hatinya yang dihancurkan oleh ayahnya sendiri.

Kamar adalah lokasi favoritnya, begitu sunyi dan menenangkan.

Dan untuk pertama kalinya ia melangkah kesini dengan hati yang sendu, diliriknya kaca kamarnya. Percikan air hujan mulai menabrakkan diri disana seakan mengetahui keadaan hatinya yang tidak baik-baik saja.

Kayshila melangkah masuk. Menarik kursi meja belajar dan menaruh mug-nya di atas sana.

Tangannya terulur untuk menghidupkan laptop sebelum perhatiannya teralihkan pada tumpukan buku. Buku merah muda yang berada di tumpukan paling bawah terlihat paling cantik di sana.

Ditariknya buku itu secara perlahan, Kayshila mulai membaca lembaran pertamanya.

* * *

Lembar pertama.

"Hai."

Seorang gadis manis memberanikan diri untuk menyapa seorang remaja laki-laki yang sejauh ini belum pernah sedikitpun berbincang dengannya.

Ia pun melakukan ini karena terdesak, hanya karena satu soal matematika yang setelah setengah jam tidak kunjung ia temui jawabannya.

Ia sudah menanyakan Fira—salah satu gadis sekelasnya yang juga terkenal pintar dalam hal hitung menghitung. Tetapi sayangnya Fira juga belum menemukan jalan keluar.

Harapan terakhirnya adalah laki-laki ini.

Remaja itu membuka earphone kirinya ketika Kayshila mendekatinya.

Alisnya naik sebentar—bertanya ada apa urusan gadis itu hingga menganggunya.

"Kamu sibuk?" Kayshila mendudukan badannya di bangku kosong. "Aku mau tanya satu soal ini, boleh?"

Diliriknya sedikit soal matematika sbmptn saintek dengan materi limit trigonometri itu sebentar.

"Aku ngerti dasarnya. Kamu cukup kasih tau mecahin di awalnya saja."

Tidak menjawab. Tangan kanan laki-laki itu kembali mengambil earphone-nya yang semula terjatuh di bahu kemudian memasangkannya kembali. "Buat permisalan," jawabnya singkat.

Kayshila tampak berpikir sebentar sebelum menuruti perintah remaja itu. Sebelum mulutnya ingin kembali menanyakan langkah selanjutnya, suara guru BK wanita di bibir pintu membuat gadis itu menghentikan tindakannya.

Seluruh perhatian murid teralihkan ketika sang guru wanita mulai berbicara—atau lebih tepatnya memanggil satu nama untuk menghadapnya segera.

"Shawn Arangga." Guru itu menjeda. "Ada disini?"

High School: A Wattpad Stars AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang