Part 25

282 29 4
                                    

Enjoy the story...

Author pov.

Seorang perempuan dengan perut yang mulai terlihat membuncit itu segera memasuki sebuah restoran yang ia tuju. Ia pergi diam diam sambil mengenakan mantel p
anjang tebal dengan topi dan masker yang ada di wajahnya. Ia tak ingin diikuti oleh anak buah suaminya kalau ia datang kemari.
Ia takut pria itu akan marah padanya.

Ya dia adalah zoya.
Zoya sudah nengadakan janji temu untuk makan siang bersama ayah mertuanya.
Ia tak bisa menolak ajakan pria paruh baya yang menjadi kakek dari bayi yang ada dalam kandungannya.

Zoya cukup terkejut saat ia melihat ke arah ayah mertuanya yang tiba dengan mengenakan jaket dan syal yang membelit lehernya.
Ia tak menyangka pria yang benar benar pernah ia lihat muncul dimajalah sebagai salah satu orang terkaya di indonesia muncul dihadapannya dengan pandangan sendu.
Mata tuanya tampak berbinar binar saat menatapnya dari jauh. Tangan dari tubuh yang ia yakini dulunya sangat kekar dan terjaga kebugarannya tengah melambai padanya.

"Zoya...
Putriku...
Terimakasih telah mau menerima ajakanku untuk makan siang bersama..."

"Iya ayah...
Saya juga sangat senang bisa bertemu dengan ayah...
Silahkan duduk ayah...!
Ayah kelihatan pucat...
Apa ayah sedang sakit..?"

"Tidak, nak...
Hanya usiaku yang sudah senja membuatku sering jatuh sakit...
Terlebih putraku telah menolak bertemu denganku... Sepertinya ia masih marah padaku atas tindakan otoriter yang kulakukan sejak ia masih kecil..."
Zoya melambaikan tangan dan memanggil ke arah waitrees yang berada di dekatnya.

"Ayah mau pesan apa?"
Zoya menatap ke arah mertuanya yang baru saja ia kenal.

"Nasi goreng telur dengan cappucino less sugar..."

Sama persis.
Kak zio dan ayahnya memang benar benar sama.. Bahkan makanan dan minuman favorit mereka saja sama...
Batin zoya.

"Saya salad dan milk shake strowberry..."
Setelah menerima pesanan zoya dan juga george, waitress itu segera pergi dan membuatkan pesanan mereka.

"Maaf ayah...
Zoya tak berhasil membujuk kak zio untuk datang kerumah ayah..."
Setelah terdiam hampir 5 menit setelah waitress itu pergi, barulah zoya bisa mengeluarkan unek unek di hatinya.
Ia sebenarnya agak tak enak hati saat mengetahui suaminya sangat tak ingin bertemu dengan ayahnya sendiri.

"Dia sudah menemuiku kemarin hanya saja..
Dia memintaku untuk menjauhimu dan calon cucuku..."

"Apa?
Benarkah?
Kenapa kak zio tega melakukan itu pada ayah?"

"Hemh..."
George menghembuskan nafas panjangnya dan bersiap memulai cerita kisah masa lalunya. Masa lalu yang kelam yang harus ia alami bersama putra semata wayangnya yang sampai saat ini masih membekas dihati putranya hingga membencinya dan tak ingin bertemu dengannya.

"Dulu setelah ibu zio meninggal, aku merasa depresi. Saat itu usia zio memang masih sangat muda. Aku bahkan tak bisa mengendalikan diriku sendiri karena kehilangan wanita yang sangat aku cintai dalam hidup.
Itu sebabnya aku menutup hatiku untuk wanita hingga saat ini..
Aku terlalu mencintai ibu zio dan tak ingin mencari penggantinya.
Hingga aku tanpa sadar melampiaskan semuanya pada zio, aku bersalah karena memang mendidiknya dengan keras. Agar ia tak mengenal cinta, agar ia tak menjadi pria selemah diriku.

Agar ia bisa tetap hidup tanpa cinta di sisinya. Aku selalu mengaturnya tak ingin sampai ia jatuh kedalam kekosongan hidup sama sepertiku.
Aku lah yang mengatur hidupnya.
Bahkan hingga saat ia menikah dengan alisia.
Aku selalu memata matainya.
Aku memang tak terlalu menyukai alisia. Karena dia bukan gadis yang jelas kala itu. Aku tau kalau alisia berasal dari panti asuhan. Terlebih aku tau kalau ia akan sulit memberikan keturunan bagi putraku. Aku kecewa mendengar alisia yang telah 4 kali keguguran karena tak bisa mengandung benih putraku.
Dan lagi alisia tampaknya juga tak berniat sedikitpun untuk mendamaikan aku dengan putraku...
Tapi aku sangat bersyukur ada kau disisi putraku, zoya..
Aku tau keluargamu.. Ayahmu pria yang baik... Dia dikenal sebagai orang yang jujur di tempatnya bekerja dan ibumu...
Dia ibu yang baik pastinya...
Maaf ayah tak melayat saat ibumu tiada waktu itu..."

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang