Enjoy the story..
Author pov.
Zio menunggui zoya yang masih tak sadarkan diri di atas brankar rumah sakit.
Ia menggenggam tangan zoya dengan lembut.
Ia sangat terkejut saat shino, salah satu dari dua sahabatnya tiba dengan membawa tubuh zoya yang tengah tak sadarkan diri dan berdarah dalam gendongannya.
Ia bahkan melupakan luka ditangannya yang juga berdarah karena tergores pecahan kaca dari jendela tempat zoya dilemparkan.
Shino dan jack alias si pria pendek ikut menunggui zio dengan duduk di sofa ruangan ini.
Sedangkan alisia, dia dipaksa oleh zio untuk kembali ke rumah. Awalnya ia tak mau dan merengek untuk ikut ke rumah sakit. Tapi zio dengan keras melarangnya. Ia takut alisia akan cemburu pada zoya di rumah sakit dan malah akan menimbulkan masalah baru dengan ribut diruangan zoya."bangunlah zoy...!
Kau tak ingin melihat perkembangan anak kita...?"
Zio mengelus perut rata zoya perlahan.
Matanya memanas karena baru menyadari kehadiran calon anaknya diperut zoya.
Ya zio sudah tahu semuanya.
Zio tahu setelah dokter yang menangani zoya mengatakan mengenai janin dalam kandungan istrinya itu kontraksi karena ibunya stres dan kelelahan.
Untunglah janinnya kuat dan sehat. Jika tidak bisa saja calon anaknya jatuh dan keguguran.Flash back on.
"zio, biarkan aku ikut...!"
Alisia menahan tangan zio yang hendak membuka pintu mobil."diam lah, sia...
Biarkan aku membawa zoya pergi...
Diamlah disini...! Dan jangan pergi kemana mana...!"
Zio menghentakkan tangan alisia yang menahan tangannya. Setelah terlepas dari tangan alisia, zio segera memasuki mobilnya dan menyetir dengan kecepatan yang gila gilaan dijalanan.
Di jok belakang, istrinya sedang meregang nyawa dengan shino di sisinya. Dan jack, duduk di jok samping pengemudi.
Ia tak lagi memperdulikan perasaan istrinya - alisia yang tengah meremas dadanya kuat menahan sesak dan panas di hatinya.
Tentu saja, istri mana yang mau suaminya menduakannya demi wanita lain meski pun wanita yang diperdulikan suaminya adalah istri suaminya pula."kurasa kau tak perlu berkata sekasar itu pada sia..."
Jack berkata dengan volume yang kecil, ia takut dengan wajah dan ekspresi zio sekarang ini.
Ekspresi datar yang zio tunjukkan sebenarnya merupakan pelampiasan dari rasa panik dan khawatir yang ada dihatinya.Dan shino tau akan hal itu.
Andaikan zoya tak sedang dalam keadaan sekarat, pasti shino akan di tembak oleh zio. Sebab shino lah yang sekarang ini tengah mendekap istrinya di jok belakang mobil zio."kau keberatan, jack...?"
Zio menatap sahabatnya itu dengan wajah datarnya. Nyali jack yang semakin menciut membuatnya secara reflek menggelengkan kepalanya berulang ulang.
Di jok belakang shino sedang menahan tawanya sekuat tenaga.
Ia tak ingin mendapatkan tatapan horor pula dari zio.Begitu sampai dirumah sakit, ziolah yang menggendong sendiri zoya masuk ke dalam rumah sakit dan berteriak teriak seperti orang sakit jiwa.
Jack dan shino hanya menggeleng geleng lemah sambil memaklumi kekhawatiran sahabatnya itu.
Keduanya sangat tahu kalau zio sebenarnya sangat mencintai zoya, meski mereka berdua tahu bagaimana cerita awal mula hubungan keduanya yang bisa dibilang agak rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
2Z Love Story (Zoya & Zio) END
FantasyHari ini adalah hari senin. Aku memulai hari dengan senandung sambil berjalan ke Sekolah. Sekolahku yang berada cukup dekat dengan rumah memudahkanku untuk menjangkaunya. Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju disampingku tepat saat itu terdap...